Alone

1.5K 188 101
                                    

Siang yang lumayan terik, mengharuskan Oniel dan Vion untuk pergi ke suatu tempat. Seperti biasa, siapa lagi jika bukan Vion yang menyetir. "Mau kemana kita sekarang?" tanyanya bak suara kartun yang memiliki peliharaan monyet. Vion sedikit mengencangkan AC mobilnya, karena panas diluar terlalu menyengat kulitnya. Sedangkan, Oniel justru sedang fokus di balik ponselnya "Cobain makanan dulu kali ya, tau tempat cateringnya engga?" saat Vion menggelengkan kepala, Oniel dengan cepat menyerahkan g-mapsnya.

Vion mengambil beberapa sample undangan pernikahan di jok belakang mobil yang baru saja tadi mereka ambil, "Udah fix ya undangannya? Berarti tinggal nyetak lagi yang banyak kan? Terus dikirim ke rumah kamu." lelaki bermata elang memastikannya lagi pada wanita di sampingnya, agar tidak ada kesalahan apapun. Oniel mengangkat kedua jempolnya, merasa puas dengan design undangan yang di mintanya "Fix." kata-kata itu membuat hati Vion lega. "Alhamdulillah... Okay bos, sekarang let's go makan-makan." lebih tepatnya menjajal makanan untuk pernikahan nanti.

Sampai di tempat catering, Vion sangat senang sekali pasalnya sedari pagi dia belum makan. Ditambah harus mengurus banyak pasien yang datang menjapri dengannya. Oniel yang melihat kelakuan Vion, hanya mampu menggelengkan kepala saja "Mas, saya yang tadi janjian buat nyobain makanan." kata Oniel, menghampiri owner pemilik cateringnya. "Oh Kak Oniel ya. Mari kak, masuk dulu." ajak mas-masnya untuk masuk ke dalam aula yang sudah tersedia banyak makanan.

Mata Vion tidak bisa di pungkiri sangat bersinar terang, apalagi mencium aroma masakan yang ada. Cacing di perutnya sudah mulai berteriak untuk minta diberi makan, "Ini kak, ada beberapa pilihan makanan." si owner menyodorkan makanan yang tersedia, dibantu dengan penyaji yang lain. Ada sate ayam, zuppa soup, tengkleng, gule, gudeg, es krim, es soda, es buah, dan masih banyak lagi. Makanan pembuka, utama, bahkan makanan penutup juga ada. Vion menghadap Oniel yang menatapnya heran sedari tadi, "Kamu mau makan yang mana dulu. Sekalian, pilihin dong Yon."

Alis Vion bertautan, "Kok aku?" merasa bingung harus di suruh memilih makanan yang sangat banyak dan enak tersebut. Oniel mengangguk paham "Gapapa, aku ngikut kamu aja." wanita itu hobi makan, jadi jika disuruh memilih salah satu makanan yang disajikan pasti akan bingung. Sehingga, dirinya meminta Vion untuk memilih saja. "Beneran nih?" tanya Vion memastikan dan dijawab cepat oleh Oniel "Iya buruan deh." tanpa aba-aba makanan yang rata-rata memiliki porsi banyak, dilahap habis tak bersisa oleh Vion. Mulai dari gule, tengkleng, bahkan sate ayam. "Gule nya enak nih mas, boleh deh." Oniel ikut mengangguk pada ownernya, tanda setuju.

Berganti, memakan makanan yang sedikit ringan. Karena semakin lama, perut Vion semakin begah. Oniel melihat Vion sedang memakan Zuppa Soup membuat dirinya tiba-tiba kepikiran, "Zuppa Soup juga harus ada ga sih Yon biasanya?" itu salah satu makanan yang wajib ada saat prasmanan di pernikahan. Vion pun mengangguk, dia sama setujunya dengan Oniel "Boleh tuh mas, terus kamu mau apa lagi?" tanya Vion sudah mulai kebingungan dengan banyak makanan yang sama enaknya. "Terserah kamu." jawab Oniel enteng, membuat Vion semakin sulit untuk memilih. "Cewek mah terserah mulu." cibirnya.

"Ini kak dicobain dulu buat makanan pencuci mulutnya." masnya menyodorkan es krim dan semangkuk es buah ke depan Vion. Lelaki itu mencicipinya sedikit, karena tidak terlalu suka makanan yang manis. Bisa-bisa membuat giginya sakit, seperti kali terakhir dirinya mencoba es krim milik Chika? Wait, Chika? Tidak! Vion udah melupakan gadis tersebut, itu masalah sudah berlalu sejak dua tahun yang lalu. Sekarang saatnya, mari kembali ke topik.

Lagi-lagi Vion mengatakan jika semua makanan yang tersaji sama enaknya. "Enak mas, es krimnya boleh deh. Sekalian nanti minta rasa coklat, strawberry, sama vanilla biar variasi. Kamu suka kan yang kayak gini?" setelah banyak penjelasan yang diberikan Vion, barulah dia meminta pendapat Oniel. Sedangkan, jawaban dari wanita berkulit sawo matang hanya 'iya' saja dari tadi. "Iya suka, udah angkut aja." seperti sultan sekali gaya bicara Oniel.

TULIP [VIKUY]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang