9

5K 229 0
                                    

Vote sebelum membaca🌟
.
-
.
-
.
-

Freya membulatkan matanya dengan tangan menggantung dan pikirannya berhenti seketika. Tubuhnya bergetar melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Nafasnya tersenggal seakan-akan tidak ada lagi oksigen di dunia ini.

Bukan karena betapa indahnya tubuh pria itu yang dihiasi dengan roti sobek yang berjumlah enam.

Tetapi karena...........

"Kamu seperti melihat hantu." Ucap pria itu sambil tersenyum tipis membuat nyawa Freya yang hilang entah kemana seketika kembali.

Wanita itu masih tidak percaya apa yang ia lihat. Bagaimana pria itu bisa hidup dengan apa yang menimpanya?

Freya memberanikan dirinya untuk lebih mendekat. Seperti terhipnotis, ia mengangkat tangannya dan mulai menyentuh tubuh Orlando.

"Apa yang terjadi?" Ucap Freya dengan nada gemetar dan tercekat. Wanita itu secara tidak sadar meraba dada bidang pria itu lalu turun ke perut enam kotak Orlando.

Orlando memejamkan matanya. Ia sangat bodoh,  seharusnya tidak Freya melihat semua ini.

Setelah membiarkan Freya menentuh beberapa inch tubuhnya, ia menggengam tangan wanita itu dan membawa ke atas pangkuannya. "I'm fine."

Freya menatap mata Orlando dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. "Bagaimana bisa kamu baik-baik saja?" Ucapnya dengan nada tidak percaya.

Freya menarik tangannya dan menyetuh satu spot yang terletak di perut bagian kanan atas Orlando yang secara refleks membuat pria itu meringis kesakitan.

"Nghhhh....." Bekas memar yang ia dapatkan satu minggu yang lalu masih sangat terasa sakit.

"Aku akan mengobati kamu sekarang." Wanita itu secara refleks berlari ke arah dapur dan mengambil kain bersih serta air di wadah yang lumayan besar.

Ya, yang membuat Freya seperti sedang melihat Hantu adalah ia melihat tubuh Orlando memiliki banyak sekali bekas luka dan memar. Mungkin jika dihitung ada belasan memar yang membuat wanita itu meringis kesakitan membayangkannya.

Yang mengejutkan adalah Freya bisa melihat beberapa memar yang memiliki warna berbeda. Ada yang sudah mulai memudar, ada memar yang membiru keunguan, dan yang paling mengejutkan ada beberapa luka dan memar yang berwarna merah, seperti luka itu baru saja didapatkan oleh Orlando.

Freya menuntun Orlando untuk duduk di sofa ruang tamu. Ia mulai membasahi kain itu dengan air hangat dan mulai mengompres memar pria itu.

"Seberarnya apa yang terjadi?" Tanya Freya dengan nada kecil. Tetapi Orlando hanya terdiam dan menatap ke arah lain seakan-akan tidak mendengar ucapan wanita itu.

Freya menarik napas dengan dalam. "Baiklah, aku tidak akan memaksa untuk kamu bercerita. Lagi pula bukan hak aku untuk mengetahui hal itu."

Tiba-tiba terbesit sebuah senyum tipis dari bibir pria itu. "Tentu saja kamu berhak untuk tahu. Kamu adalah calon istriku."

Deg.......

Jawaban Orlando membuat jantung Freya memompa dengan keras. Ia tidak bisa membantah ucapan pria itu karena memang betul ia adalah calon istri Orlando.

Orlando menggengam punggung tangan Freya yang berada diatas dadanya.

"Can we talk?" Tanya pria itu dan Freya secara refleks mengangguk. Genggaman tangan pria itu begitu hangat dan pas ditangannya. Bahkan ia bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri. Ia merasakan sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. For God Sake, pria yang ada dihadapannya sekarang adalah Orlando Smith. Salah satu orang yang paling ia hindari.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang