15

4.7K 187 0
                                    

"Apa yang harus aku lakukan?" Freya menggengam tangan Ashley dengan kuat.

"Abaikan saja pesan itu." Jawab Ashley cuek.

Sekarang sudah menujukkan pukul 16.20 PM. Hari ini Freya terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya karena ingin bertemu dengan sahabatnya. Ia harus meminta saran kepada Ashley terkait dengan pesan yang dikirimkan oleh Gabriel secara mendadak tadi pagi.

"Ta-tapi....."

"Move on, dear. Kalau kamu setuju untuk bertemu dengannya itu berarti kamu masih menyimpan perasaan kepada pria brengsek itu." Potong Ashley sambil menghela napas.

Freya menggeleng dengan cepat seperti tidak setuju dengan pendapat wanita itu. "Aku sudah move on, Ash. Aku rasa sudah 100% Gabriel tidak lagi berada dalam pikiran dan hatiku."

"Terakhir kali kita bertemu, kamu mengatakan bahwa masih mencintai pria itu." Ashley memutar bola matanya malas.

Itu benar. Freya tidak menyangkalnya. Tetapi kenyataannya beberapa hari belakangan ini hanya satu orang pria yang memenuhi otaknya. Dan itu bukanlah Gabriel. Tetapi calon suaminya, Orlando Smith.

Sejak pertama kali pria itu menyelamtakannya dari hujan badai hingga ia dua kali jatuh tertidur dalam pelukan pria itu mampu membuat jantung Freya bedegup kencang hanya dengan menatap wajah Orando. Di tambah lagi pria itu sama sekali tidak pernah lancang menyentuhnya lebih jauh tanpa izinnya. Sebuah poin plus bagi Orlando.

"Kenapa pipi kamu memerah, Fee?" Ashley menatap Freya dengan penasaran. Gosh. Ia bahkan tidak sadar jika hanya dengan mengingat wajah tampan Orlando, mampu membuat pipinya memerah.

Karena tidak ingin ketahuan sedang memikirkan Orlando, Freya dengan cepat mengahlikan pembicaraan. "Mungkin benar apa yang kamu katakan. Lebih baik jika aku mengabaikan pesan itu.

"Good girl." Ashley bersorak senang hingga beberapa pengunjung restaurant milik sahabatnya menoleh kepada mereka.

"Hm, sepertinya aku akan menyewa apartement."

"Bukannya kamu dan makhluk tampan itu tinggal bersama?" Tanya Ashley sambil melipat kedua tangannya.

"Sebaiknya lebih baik jika aku tinggal sendiri. Aku hanya tidak ingin di cap buruk oleh orang lain karena menumpang di penthouse pria itu."

Perkataan Freya mampu membuat Ashley memutar bola matanya malas. Lagi dan lagi. "Kenapa memikirkan ucapan orang? Bukannya kalian akan menikah?"

"Tapi ak-..."

"Dan aku 100% yakin jika pria itu tidak akan mengizinkan kamu untuk tinggal sendirian." Ashley memotong ucapan Freya.

"Kamu selalu memotong ucapanku!" Freya mengerucutkan bibirnya dengan gemas.

Freya sebenarnya setuju dengan argumen Ashley jika Orlando pasti akan menolak permintaan Freya untuk tinggal sendirian karena pria itu sendiri yang menyeret kopernya dari apartement Ashley ke penthouse mewahnya.

"Aku akan membicarakannya kepada Orlando." Kekeuh Freya.

"Bisakah kamu membantu aku untuk menjual mobilku?" Lanjut Freya yang mampu membuat Ashley membulatkan matanya seperti sedang tidak percaya.

"Why?"

"Kurasa aku tidak membutuhkannya lagi. Dan seperti yang aku katakan, mungkin aku akan menyewa atau membeli apartement sendiri dan tentu saja tabunganku tidak akan cukup." Jelas Freya panjang lebar.

"Kamu yakin?" Tanya Ashley sekali lagi.

"Ya, lagi pula aku lebih senang naik kendaraan umum dibandingkan menyetir." Freya tertawa kecil. Akan sangat disayangkan jika mobilnya hanya di simpan di apartemen Ashley begitu saja. Ia juga sudah tidak mampu membayar pajak dan pemeliharaan benda besi itu karena keputusannya keluar dari rumah Harris membuat ia harus hidup mandiri.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang