22

4.3K 201 1
                                    

Freya POV

"Orlando!" Teriakku

Setelah memberikan bogem mentah kepada si dokter tampan, pria itu dengan cepat memelukku dengan erat. Sangat erat. Bahkan aku merasakan sakit karena tubuhku belum pulih dari kecelakaan itu.

"Orlando? A-aku tidak bisa bernapas." Pria itu dengam cepat melepas pelukannya dan menangkup kedua pipiku dengan hati-hati. Aku bisa mengatakan ekspresi wajahnya saat ini sangat khawatir dan seperti orang ketakutan.

Orlando mencium bibirku dengan dalam dan tentu saja aku membalas ciuman pria itu. Ciuman yang tidak menggebu dan tidak bernafsu. Aku selalu menyukai cara Orlando yang menciumku seperti ini. Seperti ia takut kehilangan diriku.

"I'm scared." Ucap pria itu setelah melepaskan ciumannya. Kini dahi kami menempel satu sama lain dan ia menatapku dengan dalam.

"I'm fine." Aku hanya tersenyum tipis sambil mengelus rahang kokoh pria itu. 

Dari sudut mataku, aku bisa melihat dokter tampan itu mengusap ujung bibirnya yang sobek karena pukulan kuat dari Orlando. Aku langsung memisahkan diri dari pria itu dan menatap si dokter tampan dengan tidak enak.

"Hm..... are you okay?" Tanyaku tidak enak. Dan Orlando segera berbalik dan menatap dokter itu dengan tajam, tetapi reaksi dokter itu malah berbeda. Ia menatap Orlando dengan tatapan kaget.

"Orlan?" Ucap dokter tampan itu dengan nada kaget.

"Austin?" Balas Orlando dengan nada tidak kalah kaget.

What? Jadi mereka saling mengenal satu sama lain? Aku sama sekali tidak tahu akan hal itu.

"What the hell?!!" Umpat Orlando.

Dokter tampan yang dipanggil Orlando dengan nama Austin langsung membuang napas dengan kesal.

"You are an asshole." Ucap Astin sambil meringis kecil karena aku yakin sudut bibirnya berkedut dengan kencang.

"I'm sorry buddy. Aku refleks melakukannya."

"Ya, aku tahu." Ucap Austin sambil tersenyum kecil.

"Kalian saling kenal?" Tanyaku dan mereka berdua berbalik menatapku.

"Ya, kami berteman saat senior high school dulu. Temanku satu-satunya." Jawab Orlando.

"So, you guys are dating?" Tanya Austin.

"Dia adalah calon istriku." Pria itu mengucapkannya dengan lantang membuat semburat merah menghiasi pipiku.

"Congtatulations." Austin lagi-lagi tersenyum.

Orlando berbalik menatapku dengan lembut. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"A-aku...." A bingung. Ia takut pria itu marah kepada Austin yang tidak sengaja menabraknya.

"Biar aku yang jelaskan." Sahut Austin sambil mendekat ke arah kami.

"Aku tidak sengaja menabraknya." Austin menghela napas sambil menatap  Orlando tidak enak.

"What? How?" Tanya pria itu dengan emosi. Ia menatap Austin dengan tajam. Bahkan tangannya sekarang sudah terkepal dengan kuat.

"Dia tidak bersalah." Potongku dengan cepat membuat mereka berdua berbalik menatapku.

"Aku berlari kencang tanpa memerhatikan jalanan sekitar hingga ia tidak sengaja menabrakku." Aku memegang tangan Orlando yang mengepal dan mengelusnya dengan pelan.

"Tetap saja ia bersalah!" Ucap Orlando.

"Ya, setidaknya aku bertanggung jawab dan tidak meninggalkannya dijalanan." Sahut Austin.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang