Orlando berjalan dengan langkah pelan, ia berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu berwarna coklat tua. Ia menarik napas dan menghembuskannya dengan perlahan.
Klik.....
Orlando tersenyum tipis. Tidak ada yang berubah dari ruangan ini atau lebih tepatnya sebuah kamar. Sebuah kamar dengan design berwarna hitam putih dengan ranjang king size. Ia perlahan mendekat dan berhenti di sebuah meja yang lumayan besar. Pria itu menatap beberapa miniatur koleksinya dan tatapannya tepat berhenti pada sebuah bingkai foto kecil.
Orlando mengambil bingkai itu dan mengelusnya dengan pelan. Foto dirinya bersama dengan Marie dan juga Andrew Smith. Ia mengingat foto ini di ambil saat ia masih berusia empat belas tahun saat kelulusan junior high school. Orlando terlihat menggemaskan dengan mengenakan pakaian kain panjang berwarna biru dengan toga serta piagam di tangannya. Sedangkan Andrew dan juga Marie berdiri tepat di belakang sambil memegang pundak Orlando.
"I miss you so much, Mom." Ucap pria itu dengan nada serak.
Setelah puas menatap wajah ibunya, Ia mengembalikan bingkai foto itu dan berjalan menuju kasur dan membaringkan badannya sejenak yang terasa kaku. Akhirnya setelah bertahun-tahun ia bisa merasakan kasur kesayangannya sejak kecil. Ia mengingat Marie sering menemaninya tidur karena wanita itu sering bertengkar dengan Andrew. Ayahnya memang pria brengsek. Orlando mengepal tangannya dengan kuat.
'I hate you, Dad.' Teriak batin pria itu.
'Klik'
Pintu kamar pria itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik yang berjalan tepat menuju pria itu.
Freya memberanikan diri duduk di samping pria itu yang masih dengan posisi baring.
"Are you okay?" Entah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut Freya. Ia hanya ingin memastikan Orlando dalam keadaan baik-baik saja walaupun faktanya pria itu tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Pria itu menatap irish mata Freya yang berwarna coklat. "Aku merindukannya."
Merindukannya? Siapa lagi kalau bukan Marie Smith yang dibicarakan oleh pria itu.
Freya menggengam tangan Orlando dan mengelusnya dengan pelan. "I know. Aku juga merindukan mereka." Wanita itu tersenyum tipis. Walaupun keluarganya tidak memperdulikannya, tetapi ia tetap merasa rindu ketika mereka kumpul bersama.
Orlando dengan sigap menarik pinggang ramping wanita itu hingga terjatuh tepat di atas dada bidangnya.
"Kamu selalu menarikku tanpa aba-aba." Freya mencubit kecil perut kotak pria itu.
Orlando hanya terkekeh kecil. Ia selalu merasa nyaman ketika wanita itu berada dipelukannya.
Freya mengelus dada pria itu yang terlihat karena tiga kancing atas kemeja Orlando terbuka.
"Aku ingin mendengarnya lagi."
"Mendengar apa?"
"Your story. About your life."
"Tidak ada yang menarik."
"C'mon." Freya mengangkat kepalanya dan menatap mata pria itu.
"Kamu belum menceritakan bagaimana bisa mengabil ahli Smith Corp." Lanjut Freya.
"It's a long story." Orlando mengelus pipi wanita itu.
"Aku akan mendengarnya."
"Hmm.."
"Hmm..?"
Orlando menarik napas dengan dalam. Rupanya wanita itu sangat penasaran.
"Beberapa tahun yang lalu, saat aku sudah memiliki bisnis sendiri tanpa campur tangan keluarga Smith, Grandpa Hamilton tiba-tiba memberikan seluruh saham Smith Corp yang ia punya kepadaku. Ia meminta agar aku kembali ke kediaman keluarga Smith."
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Heart (COMPLETED)
RomanceCOMPLETED . FOLLOW SEBELUM MEMBACA . 🥇 #1 - billioner 🥇 #1 - Orlando . SINOPSIS: Orlando Smith seorang pria tampan kaya raya dan juga seorang player akhirnya di bungkam oleh sang ayah dengan sebuah perjodohan. For God Sake. Orlando bukan anak kec...