26

4K 183 1
                                    

Vote sebelum membaca💫

Akhirnya upload lagi🤣🤣

Thankyou buat yang udah setia membaca cerita ini. Author loves you all.💞
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hello, Fee."

"Hai." Freya tersenyun tipis.

"Bolehkah aku duduk ?" Tanya Gabriel sambil menunjuk kursi di hadapan Freya dengan dagunya.

"Ya." Jawab Freya dengan singkat sambil mengangguk pelan.

Setelah beberapa menit, hanya ada ke heningan yang terjadi. Sedari tadi Freya hanya menatap jendela besar  yang tepat berada di sampingnya, sedangkan Gabriel menatapnya dengan sedikit intens.

Sebenarnya Gabriel ingin mengajak wanita itu berbincang tetapi ia tidak tahu harus memulai dari mana. Apalagi mata wanita itu terlihat sembab dengan tatapan kosong.

"Ehm...."

Ternyata The Human Gabriel berhasil mengalihkan pandangan Freya beralih menatapnya.

"Are you okay?" Pertanyaan yang sungguh bodoh keluar begitu saja dari mulut Gabriel. Tentu saja keadaan Freya jauh dari kata baik.

"Ya." Jawab wanita itu singkat sambil tersenyum tipis yang terlihat dipaksakan.

"Kamu bisa bercerita apapun kepada aku, Fee." Gabriel tidak memiliki niat buruk apapun saat mengatakan hal itu. Memang ia tidak berhak berhubungan kembali dengan Freya setelah apa yang ia lakukan terhadap wanita itu. Ia sudah menyakiti Freya terlalu dalam.

Mencium wanita lain tepat dihadapan kekasihnya sendiri membuat dirinya terlihat sangat brengsek. Walaupun ia melakukan itu karena terpaksa. Ia tidak sepenuhnya bersalah karena retaknya hubungan mereka terjadi karena campur tangan dari Harris Johnson.

"I'm sorry, Gab. Aku hanya membutuhkan waktu. Sendiri." Ucapan Freya seperti tamparan keras baginya. Sudah jelas Freya mengusirnya dari kalimat yang wanita itu lontarkan baru saja.

"Aku hanya ingin kita berteman." Ucapan Gabriel tulus. Walaupun ia masih mengharapkan Freya, tetapi ia sudah belajar mengikhlaskan karena ia tahu sudah tidak ada lagi tempat baginya di hati wanita itu.

Freya menatap Gabriel dengan datar. Berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat menyedihkan dihadapan pria itu. Tetapi tembok yang ia bangun sedari tadi runtuh seketika karena perbincangannya dengan kak Delilah terus berputar dikepalanya. Ia hanya ingin kakaknya tulus meminta maaf tetapi semua hanya bualan belaka. Ia selalu dimanfaatkan untuk memeras kekayaan Orlando. Sampai kapanpun, ia tidak akan melakukan hal itu.

Air matanya mulai mengalir tanpa henti dan ia mulai terisak. Mengapa semua harus terjadi kepadanya? Freya mulai merasa capek dan ingin menyerah begitu saja. Tiba-tiba ia merasakan seseorang atau lebih tepatnya Gabriel memeluknya. Kuat tetapi tidak menyakitinya.

Freya tidak punya pilihan lain selain membalas pelukan pria itu dan terisak kuat, ia tidak peduli dengan beberapa barista yang melihat adegan meyedihkan ini.

"It's okay, Fee. Menangislah jika itu membuat kamu lega." Freya yakin matanya sudah sangat memerah dan membengkak sekarang. Mungkin ia terlihat seperti Zombie.

Freya perlahan melepaskan pelukan Gabriel karena kesadarannya mulai bangun. Sangat berbeda saat ia memeluk Gabriel dengan saat ia memeluk Orlando. Pelukan pria itu selalu sanggup menenagkan dirinya. Mengingat wajah pria itu, pasti Orlando khawatir mengingat ponselnya tidak bisa dihubungi.

"Sudah merasa lebih lega?" Tanya Gabriel dengan senyuman tulus dan Freya hanya mengangguk pelan.

"Aku bersungguh-sungguh, Fee. I just wanna be your friend." Ucapan Gabriel rupanya berhasil membujuk Freya. Wanita itu berpikir tidak ada salahnya membagi cerita kepada Gabriel. Apalagi ia sudah mengenal pria itu lama. He's a good man.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang