17

4.2K 213 0
                                    

Freya meneguk perlahan americano hangat yang ada digenggamannya. Sangat pahit. Sepahit kisah cintanya dengan Gabriel, dulu. Freya tersenyum miris. Lima menit lagi jam menunjukkan pukul lima sore. Ia sengaja datang lebih cepat. Tanpa alasan.

Freya sengaja mengambil tempat di pojokan dekat jendela besar yang memperlihatkannya pemandangan jalan raya yang cukup padat. Agar ia bisa mengahlikan pandangannya nanti dari pria itu.

"Maaf membuat kamu menunggu." Suara berat yang berasal dari belakangnya itu berhasil memekakan telinga Freya membuat dirinya menelan silva dengan susah payah.

Ini pertama kalinya ia mendengar suara Gabriel setelah beberapa bulan. Pria itu duduk di hadapan Freya. Baju kaos hitam dengan jacket blue jeans dan dipadukan dengan celana panjang hitam. Penampilan Gabriel sama sekali tidak berubah. Gaya santai tetapi memiliki kesan rapi dengan tataan rambut hitam legamnya yang selalu ia sisir ke belakang. Tak lupa sebuah tas hitam yang tentu saja Freya ketahui dengan jelas apa isi dari tas itu. Sebuah kamera dengan berbagai macam lensa. Gabriel adalah seorang fotografer yang cukup terkenal sehingga ia sering bekerja sama dengan model-model ternama.

"How are you?" Pria itu tersenyum lembut seakan-akan lupa ingatan terhadap apa yang ia lakukan kepada Freya.

"Good." Jawabnya singkat.

Gabriel mengangguk mengerti, ia memang pantas mendapatkan sikap dingin dan ketus dari wanita cantik yang ada dihadapannya.

"Langsung saja katakan. Aku tidak punya waktu banyak." Freya tidak berbohong. Ia sudah berjanji kepada Orlando untuk menemani pria itu makan malam di kediaman Smith pukul tujuh malam.

"Aku ingin meminta maaf." Gabriel menghela napas berat.

"Aku sudah memaafkan kamu." Jawab Freya dan membuat Gabriel menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Mungkin kaget lebih tepatnya.

"Secepat itu? Aku bahkan tidak bisa memaafkan diriku sendiri, Fee."

Freya mengangkat alisnya sebelah. Apa yang pria itu katakan? Sudah jelas ia duluan yang mengakhiri hubungan mereka tanpa rasa iba sama sekali.

"Apa yang sebenarnya ingin kamu bahas, Gab?"

"A-aku hanya ingin kamu mengetahui alasan sebenarnya, Fee."

"Alasan apa?"

"Alasan mengapa aku mengakhiri hubungan kita." Gabriel menatap Freya dengan serius dan seperti sedang memohon.

"Aku tidak peduli apapun alasan kamu. It's over."

Gabriel menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Secepat itu Freya melupakannya? Ya, ia mengakui memang ia adalah pria brengsek. Tetapi jauh dilubuk hatinya, ia masih menyimpan rasa kepada wanita itu.

"Aku tidak punya banyak waktu. Aku pergi dulu." Freya segera berdiri dari kursi dan berniat meninggalkan coffee shop ini tetapi Gabriel mencekal pergelangan tangannya dengan kuat.

"Aku mengakhiri hubungan kita karena permintaan Ayah kamu."

Deg...

Freya mematung mendengar apa yang diucapkan oleh pria itu.

"Kumohon, dengarkan penjelasanku."

Freya berbalik dengan perasaan campur aduk. Ia duduk kembali di kursi dan kepalanya mendadak pusing. Jadi Harris yang meminta Gabriel untuk mengakhiri hubungan mereka? Ia tidak percaya.

"Beberapa bulan yang lalu tepat seminggu sebelum aku mengakhiri hubungan kita. Harris menemuiku." Gabriel menatap wajah Freya seperti sedang melamun.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang