24

4.3K 199 0
                                    

Sebelum kalian baca,
pertama Author ingin berterima kasih kepada kalian yang udah support Author banget untuk tetap melanjutkan cerita ini.

Semoga Chapter ini mengobati kerinduan kalian ke Orlando dan juga Freya💖.

Love you Readers.

.
.
.

Author POV
.
.
.

"Mungkin aku membutuhkan waktu."

"Berapa lama?"

"I don't know. Seperti yang kamu katakan, hal itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Tidak akan mudah."

"Secepatnya, Luke."

"Ya."

Klik....

Orlando mematikan sambungan secara sepihak. Setelah menghubungi Luke, jarinya bergerak cepat membuka galeri dan menatap foto wanita yang sedang tertidur pulas. Foto yang ia ambil dengan diam-diam saat wanita itu tertidur karena kelelahan akibat kegiatan panas mereka beberapa hari yang lalu.

Orlando tersenyum tipis. For God Sake. Wanita itu sangat cantik. Freya pasti akan marah dan akan sangat bawel jika ia mengetahui Orlando memotretnya dalam keadaan tidak sadar.

Setelah puas menatap foto Freya, ia berdiri dari kursi kebesarannya dan beranjak menuju jendela besar yang memperlihatkan keindahan kota New York. Seperti biasa, kota ini terlihat sangat padat karena masih jam kerja.

Two o'clock.

Masih tiga jam lagi dan jam kerja di Smith Corp atau mungkin perusahaan manapun akan berakhir.

Orlando tidak bisa memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Saat mereka selesai melakukan kegiatan panas.

...
Four days ago
...

Wanita itu menarik selimut putih untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya. Orlando mendekap Freya dengan kuat, menenggelamkan wajah wanita itu tepat di lekukan lehernya.

Pria itu berpikir dengan keras, ia tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih setelah melakukan kegiatan panas tadi. Tetapi, sepertinya perasaan senang jauh lebih besar menguak dalam hatinya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Suara lembut wanita itu menyadarkannya.

"Hm,.... you are virgin, Fee."

"It was."

Ya, yang membuat Orlando senang adalah ia pria pertama yang menyentuh wanita itu. Dan tentu saja hal itu membuat dirinya senang dengan hati berbunga. Ia bahkan seperti merasakan jatuh cinta berkali-kali terhadap wanita itu. Tetapi yang membuat dirinya sedih adalah ia merampas mahkota berharga milik Freya. Dan hal itu membuat dirinya merasa menjadi pria brengsek. Walaupun Freya mengatakan ia tidak keberatan memberikan mahkotanya kepada Orlando, tetap saja pria itu merasa bersalah.

Freya mengelus rahang Orlando dengan lembut dan sesekali mengecupnya. "Kamu menyesal?"

"Menyesal?" Orlando mengerutkan dahinya.

"Tentu saja tidak. A-aku senang karena diriku adalah pria pertama yang menyentuh kamu. Tetapi, aku tetap merasa bersalah karena sudah merampas satu-satunya hal yang berharga dalam diri kamu." Lanjut pria itu sambil menatap mata Freya.

"Tidak perlu merasa bersalah. Karena aku juga bahagia karena mengetahui kamulah pria pertama yang melakukan itu kepadaku."

Jawaban Freya membuat jantung Orlando berdegup kencang. Ia mencium bibir merah wanita itu dengan dalam dan tentu saja Freya membalasnya.

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang