33

3.7K 175 0
                                    

Orlando menutup pintu mobil dengan kasar dan berlari menuju lobby rumah sakit yang terlihat sepi. Salah satu bodyguard yang ikut bersamanya mengatakan bahwa Andrew sedang berada di lantai dua, lantai khusus untuk ruangan operasi. Karena malas menunggu lift, ia memutuskan untuk naik tangga dengan cepat. Ia bisa melihat dari kejauhan bahwa Preston sedang duduk di kursi tunggu.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Orlando tiba-tiba dan Preston yang sedang duduk langsung berdiri dan menunduk formal melihat kedatangan Orlando.

"Beliau masih berada diruang operasi." Ucap preston dan Orlando menatap pintu ruangan operasi tersebut dengan sebuah lampu yang berwarna merah di sudut kanan yang berarti operasi belun selesai. Pria itu menarik napas dan membuangnya dengan kasar. Ia duduk di salah satu kursi tunggu dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kenapa kau begitu ceroboh? Menjaga satu orang saja tidak bisa!!!" Bentak pria itu membuat Preston tidak berani menatap Orlando.

"Maafkan saya Tuan. Kami akan segera mencari pelakunya."

Orlando mengusap rambutnya seperti orang frustasi. Andrew Smith merupakan pengusaha yang sangat sukses dan tentu saja banyak yang menginginkan nyawanya. Tidak akan mudah untuk menemukan pelakunya. Apalagi Luke mengatakan mereka kehilangan jejak, tetapi ia tidak akan pernah berhenti mencari hingga menemukan orang yang ingin membunuh ayahnya.

Tiga puluh menit telah berlalu, dan tidak ada tanda-tanda operasi akan selesai.

Satu jam.

Dua jam.

Orlando menatap jam tangannya dengan gelisah. Sekarang sudah jam sebelas malam. Andrew sudah berada di ruangan itu selama empat jam. Mengapa sangat lama? Apakah pendarahan yang di alami ayahnya sangat parah? Jantung Orlando berdegup kencang. Ia merasa takut karena hidup Andrew sedang berada di ujung tanduk.

Tap
Tap
Tap

Telinga Orlando bisa mendengar sebuah langkah kaki dan ia bisa merasakan orang itu mendekat dan duduk disampingnya. "Tenanglah. Semua akan baik-baik saja." Luke menepuk bahu Orlando membuat pria itu hanya menatap kosong ke depan.

"What about Freya?" Tanya Orlando. Ia mulai merasa sedikit menyesal karena mengabaikan wanita yang ia cintai itu.

"She is safe."

"Good. Aku ingin Freya dan Grandpa mendapatkan penjagaan yang lebih ketat. Awasi mereka 24 jam dan lapor kepadaku jika terjadi sesuatu." Perintah Orlando dan tentu saja Luke meng-iya-kan permintaan pria itu.

"Maafkan aku karena dengan terpaksa membatalkan pengajuan tiga hari cuti kamu." Kata Orlando dengan tersenyum tipis. Luke hanya terkekeh mendengar itu. Ia sangat mencintai pekerjaannya dan tentu saja ia sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.

Bip bip bip

Suara alarm berbunyi nyaring dan lampu di sudut pintu ruang operasi itu telah berubah menjadi hijau sebagai pertanda Operasi telah selesai.

Seorang dokter dengan wajah familiar keluar dari ruangan tersebut dengan pakaian serba biru dongker. Orlando yang melihat itu langsung berdiri diikuti dengan Luke dan juga Preston. Pria itu menatap dokter tersebut. Austin Evans. Dokter yang merawat Freya beberapa minggu yang lalu dan juga salah satu temannya.

"Austin? Bagaimana keadaannya?" Tanya Orlando cepat.

"Orlando?" Dokter Austin tidak heran melihat pria itu duduk di ruang tunggu karena ia tahu bahwa pasien yang ia sedang operasi adalah Andrew Smith. "Untung saja beliau berhasil ditangani dengan cepat dan operasinya berhasil. Tetapi...."

Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang