______________________________________
HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________🌻🌻🌻
Langit malam terbentang indah di sepanjang mata memandang. Malam ini langit tidak sendiri. Ada bulan dan bintang-bintang yang dengan senang hati menemani langit. Juga suara hewan-hewan malam yang saling bersahutan menambah keramaian malam ini.
Seorang wanita muda nampak memasuki pekarangan sebuah rumah minimalis yang berada di tengah-tengah komplek perumahan. Wanita muda itu memarkirkan sepeda motor matic miliknya di garasi yang ada di sana. Lalu ia meletakkan helm bogo bergambar monster.inc yang tadi dipakainya ke atas sebuah kotak plastik.
Wanita muda itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah melalui pintu samping rumah sambil mengucapkan salam, seperti yang biasa ia lakukan setiap hari. Saat sampai di ruang tengah, kedua matanya menangkap visual beberapa orang asing yang tengah duduk di kursi ruang tamu. Alis sebelah kiri wanita muda itu nampak sedikit menaik. Menandakan kebingungan melihat pemandangan di dalam rumahnya ini.
“Nasha, ke sini sebentar” seru seorang wanita paruh baya yang ikut duduk di ruang tamu.
Nasha mengangguk mengiyakan perintah dari Gita – Mamanya. Nasha meletakkan tote bag dan laptop yang tadi ia bawa ke atas meja makan. Dia berjalan pelan menuju ruang tamu yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Nasha duduk diantara Gita dan Dodi – orang tua Nasha. Diperhatikannya lagi wajah tiga orang asing yang ada di hadapannya ini. Ada seorang pria paruh baya dan seorang wanita paruh baya yang Nasha yakini mereka adalah sepasang suami istri. Diantara mereka berdua duduk seorang pria yang sepertinya sudah menginjak usia awal tiga puluhan.
Nasha tersenyum canggung saat pasangan paruh baya itu tersenyum menyapanya. Nasha melirik kedua orang tuanya meminta penjelasan. Jika bukan suatu hal yang penting, Nasha ingin segera pergi ke kamar. Tubuhnya terasa sangat remuk hari ini setelah melewati kelas-kelas dosen killer yang akhirnya berhasil ia lewati.
“Sha, kenalin ini ada Om Wira dan Tante Lia. Terus ini anak mereka, Gibran” ujar Dodi memperkenalkan tamu mereka.
Nasha sedikit merapikan penampilannya. Dia tersenyum pada ketiga orang tamu Dodi.
“Halo Om dan Tante, juga Kakaknya. Salam kenal, nama aku Nasha. Maaf ya Nasha berantakan. Soalnya baru pulang dari kampus”
Lia terkekeh mendengar penuturan Nasha. “enggak apa-apa. Kamu itu cantik sekali ya, pantesan aja Gibran jatuh hati sama kamu”
“Hah?” seru Nasha tak sadar.
Wira dan Dodi lantas tertawa melihat reaksi terkejut Nasha. Begitu juga dengan Gibran. Dibalik senyum tipisnya, Nasha tau pasti pria itu tertawa puas melihat reaksi terkejutnya tadi yang bisa dibilang sedikit memalukan. Percayalah wajah terkejut Nasha itu benar-benar lucu dan mengundang gelak tawa.
Dodi mengelus rambut Nasha. “Jadi kedatangan keluarga Om Wira ke rumah kita hari ini adalah untuk melamar kamu. Gibran menginginkan kamu untuk menjadi istrinya”
Wira mengangguk. “Benar Nasha. Kedatangan kami hari ini mewakili Gibran selaku orangtuanya untuk meminang kamu menjadi istri anak saya, Gibran Sabian”
Nasha melirik pria bernama Gibran yang ada di hadapannya. Jika dilihat secara visual, Gibran memiliki wajah manis khas pria Indonesia. Dia cukup tampan bagi Nasha. Sangat tampan malahan. Nasha yakin Gibran punya banyak pengikut di akun media sosial miliknya. Belum lagi badan kekar yang bersembunyi dibalik kemeja yang dia pakai. Dari tampilan saja Nasha sudah tau kalau Gibran ini bukan orang sembarangan.
Seakan tersadar, Nasha mengedipkan matanya berkali-kali ketika otak kecilnya baru saja mencerna ucapkan Wira. Tunggu dulu. Wira bilang apa?
“i..istri?”
Gita mengangguk. Dia mengenggam tangan kiri Nasha. “iya, istri. Gibran ingin kamu jadi istrinya. Oh ya, Tante Lia ini teman kuliah Mama loh, Sha. Jadi kamu enggak perlu khawatir dengan latar belakang keluarga Gibran. Mama yakin kalau Gibran jadi suami kamu, dia pasti akan bisa menyayangi dan melindungi kamu”
Nasha menggelengkan kepalanya kuat. “tunggu, tunggu. Istri? Terus Mama sama Papa udah nerima lamarannya?”
“belum. Jawabannya harus kita dengar langsung dari kamu, Sha” jawab Dodi.
“maaf tapi Nasha menolak. Nasha bahkan enggak kenal dia, m-maksudnya Kak Gibran. Ini terlalu mendadak. Lagian Nasha belum mau menikah. Umur Nasha baru dua puluh satu. Lulus kuliah juga belum. Nasha belum siap kalau disuruh menikah. Maaf, tapi Nasha tetap menolak. Nasha permisi” ujar Nasha tanpa pikir panjang.
Nasha bangkit dari duduknya. Dia melangkah pergi meninggalkan semua orang yang menatapnya terkejut. Bukan cuma menolak secara terang-terangan, tapi Nashka bahkna meninggalkan ruang tamu begitu saja tanpa ingin mendengar apapun lagi.
“Sha! Nasha!” seru Gita memanggil anaknya.
Nasha tidak peduli dengan panggilan Gita yang mengarah padanya. Dia hanya ingin cepat masuk ke dalam kamar dan melupakan semua kejadian konyol yang baru saja dialaminya.
Menikah? Yang benar saja!
🌻🌻🌻
Next [2]
KAMU SEDANG MEMBACA
Diagonal Hati
Romance▪︎▪︎ POSSESSIVE SERIES [5] ▪︎▪︎ ================================== Gibran tidak menyangka, kehadiran dirinya sebagai narasumber sebuah seminar akan membuatnya bertemu dengan Nasha. Parahnya Gibran langsung jatuh hati saat itu juga pada Nasha. Nasha...