______________________________________
HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________
🌻🌻🌻
Langit malam berwarna hitam kelam menjadi atap yang sempurna ditemani dengan taburan bintang dan cahaya rembulan. Hangat dari api unggun yang berada di tengah kerumunan menjalar hangat diseluruh tubuh yang kedinginan oleh udara malam.Lapangan rumput ini sudah diubah menjadi lahan perkemahan yang diadakan himpunan jurusan matematika. Tadi pagi seluruh mahasiswa baru yang akan bergabung ke dalam himpunan baru saja menyelesaikan kegiatan upgrading mereka. Mereka melakukan berbagai jenis misi di tiap-tiap posko yang tersedia. Dan tentunya misi ini berkaitan tentang peningkatan skill diri dengan permainan yang berhubungan dengan matematika.
Setelah lelah seharian mengelilingi kawasan kampus demi mendatangi tiap posko, di sinilah mereka sekarang. Berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang berada di tengah-tengah mereka. Tidak ada lagi senioritas seperti yang mereka rasakan tadi pagi. Malam ini semua orang berbaur bersama layaknya teman.
Suara mobil yang menepi di sisi luar lapangan membuat semua mata memandang bingung ke arah mobil itu. Bukan hanya satu, tetapi ada tiga mobil yang berhenti di sisi luar lapangan. Dua buah mobil box dan sebuah mobil mewah berlogo garpu talla.
Nasha yang berdiri di dekat api unggun menyipitkan kedua mata melihat mobil yang sepertinya familiar bagi dirinya. Nasha menoleh pada Melati yang berjalan tergesa ke arahnya.
“Sha, itu mirip mobil Mas Ganteng deh Sha” bisik Melati.
Nasha mengangguk. “Iya, gue juga mikir kayak gitu. Tapi masa iya Mas Gibran datang ke sini. Mau ngapain coba”
Orang-orang yang berada di dalam mobil box itu keluar bersamaan. Mereka mengeluarkan berbagai macam alat dan juga makanan. Sepertinya ini perlengkapan catering. Selain makanan ada juga berbagai jenis camilan khas berkemah di sana.
Bersamaan dengan itu, Gibran keluar dari mobil miliknya membuat siapa saja yang ada di sana terkejut. Sebagian dari mereka tentu mengenal Gibran. Selain karena pernah menjadi pembicara di seminar jurusan, beberapa hari belakangan ini namanya juga sedang ramai diperbincangkan karena status pernikahannya yang disembunyikan.
Ketua himpunan dan beberapa orang berjalan tergesa menghampiri Gibran yang berjalan ke tengah kerumunan. Gibran memberhentikan langkah kakinya tepat di sebelah Nasha yang memandang ke arahnya penuh kebingungan.
Ketua himpunan mengulurkan tangan ke udara bermaksud menyapa Gibran. “selamat malam Pak”
Gibran mengangguk sembari membalas uluran tangan. “selamat malam. Saya dengar dari istri saya kalian sedang melakukan makrab, jadi saya datang membawa beberapa hadiah kecil untuk kalian”
“i-istri Bapak?”
“benar, istri saya, ya kan sayang?” kata Gibran kelewat santai sambil menolehkan kepalanya ke arah kiri pada Nasha yang berdiri terdiam.
Mendengar penuturan Gibran membuat semua orang memandang ke arah pandangan mata Gibran. Siapa lagi kalau bukan wanita yang berada di sebelah Gibran. Nasha Sabian. Saking ambigunya jawaban bahkan membuat beberapa diantara mahasiswa sudah bersiap dengan ponsel yang mengarah ke udara. Bermaksud mengambil rekaman video apabila ada kejadian mengejutkan yang harus mereka viralkan.
“m-maksud Bapak, Nasha itu istri Bapak?”
Gibran menganguk. Tangannya terulur mengusap lembut kepala Nasha. “Nasha adalah istri saya”
Mendengar itu membuat Nasha spontan menatap wajah Gibran. “Maass” geramnya tertahan.
Gibran terkekeh membuat semua wanita yang ada di sana berteriak histeris melihat ketampanan Gibran yang berkali-kali lipat saat tertawa.
“pada akhirnya semua orang akan tau kalau kamu itu istri saya” kata Gibran lembut.
Nasha hanya bisa menghela napas pasrah. Gibran benar. Cepat atau lambat semua orang akan tau kalau dirinya adala istri seorang Gibran Sabian.
Gibran menatap semua orang. “kalau begitu saya permisi dulu. Semoga kalian suka dengan makanan yang saya bawa”
“baik Pak, pasti kami akan suka dengan yang makanan yang Bapak bawa. Terimakasih banyak sekali lagi Pak”
Gibran mengangguk kecil. Kemudian mengelus kepala Nasha lagi yang sukses membuat Nasha menatap wajahnya.
“saya pulang dulu. Kamu hati-hati di sini” ujar Gibran lalu mengecup singkat pelipis Nasha membuat semua orang berteriak histeris.
Nasha mengangguk. “kamu pulangnya hati-hati Mas, jangan ngebut”
Gibran tersenyum lalu mencubit gemas hidung Nasha. Dia melirik Melati yang sedari tadi hanya tertawa melihat kemesraan Gibran dan Nasha. “Mel, saya titip istri saya sama kamu ya”
Melati mengangkat ibu jarinya ke udara. “siap Mas ganteng. Nasha aman kalau sama Mela”
Sejak menikah dengan Nasha, Gibran juga menjadi mengenal Melati. Nasha beberapa kali membawa Melati untuk main ke rumah mereka. Terkadang Gibran akan menjemput Nasha di rumah Melati. Hal itu membuat Gibran menjadi tau betapa dekatnya hubungan dua orang wanita muda itu.
Setelah Gibran pergi, kerumunan di lapangan menjadi lebih heboh. Mereka mulai meneror Nasha dengan berbagai pertanyaan mengenai kebenaran status pernikahannya dengan Gibran. Bahkan beberapa diantara mereka sudah meng-upload video yang mereka rekam tadi ke akun media sosial masing-masing. Nasha yakin, berita ini aka menjadi topik utama lagi.
Habislah dia.
🌻🌻🌻
Next [42]
KAMU SEDANG MEMBACA
Diagonal Hati
Romance▪︎▪︎ POSSESSIVE SERIES [5] ▪︎▪︎ ================================== Gibran tidak menyangka, kehadiran dirinya sebagai narasumber sebuah seminar akan membuatnya bertemu dengan Nasha. Parahnya Gibran langsung jatuh hati saat itu juga pada Nasha. Nasha...