[38]

893 32 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________


🌻🌻🌻


Gibran membuka pintu kamar Nasha dengan kunci cadangan yang diberikan Gita. Ini sudah hampir tengah malam. Suara Nasha juga sudah tidak terdengar lagi. Gita bilang, mungkin saja Nasha sudah tertidur.

Gibran mendorong pintu kamar Nasha pelan. Benar saja apa yang dikatakan Gita. Gibran bisa melihat tubuh tergolek Nasha di atas ranjang. Istrinya itu meringkuk dalam.

Langkah pelan Gibran menghampiri Nasha. Dia mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Tangan kiri Gibran terangkat menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menghalangi wajah cantik Nasha. Gibran menghapus jejak air mata yang membasahi pipi Nasha.

“maafin saya membuat kamu menangis lagi”

Gibran memajukan wajahnya. Dia mengecup kening Nasha lama. Menyampaikan perasaan menyesal teramat dalam. Lagi-lagi dia membuat Nasha menangis. Hal yang paling dihindarinya selama ini.

Gibran mengangkat tubuh mungil Nasha. Membawa tubuh mungil itu untuk masuk ke dalam gendongannya. Gibran melangkahh perlahan keluar dari kamar milik Nasha.

“Loh, kamu sama Nasha mau pulang?” tanya Gita terkejut melihat Gibran keluar dengan menggendong Nasha yang tertidur.

“iya Ma. Saya akan bawa Nasha pulang. Saya enggak enak sama Mama dan Papa. Kami akan menyelesaikan masalah ini di rumah. Sekali lagi, maaf saya membuat keributan di rumah Mama dan Papa malam-malam begini” jelas Gibran.

Dodi mengangguk. “Papa harap kalian bisa menyelesaikan masalah kalian dengan kepala dingin”

“terimakasih Pa. Kalau begitu saya pamit dulu”

“Hati-hati ya Gibran. Jangan ngebut di jalan” ujar Gita memperingatkan.

Gibran mengangguk lagi. Kemudian berjalan pergi meninggalkan rumah mertuanya.


🌻🌻🌻

Next [39]

Diagonal HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang