[34]

883 38 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________


🌻🌻🌻


Gibran menepikan mobilnya di depan gedung UKM tempat Nasha berada. Dia mengambil ponselnya lalu menempatkan ponsel itu di telinga. Tidak berapa lama, terlihat Nasha yang menghampiri mobil Gibran. Gibran menyuruh Nasha masuk dengan gerakan mata.

Nasha menuruti perintah Gibran. Dia masuk ke dalam mobil Gibran meski dengan kesal yang menggondok di dalam hatinya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Gibran melajukan mobilnya pergi meninggalkan kawasan kampus.

Tadi saat diperjalanan menuju kantor, Gibran merasa aneh karena banyak jalan yang ditutup. Belum lagi pagar kawat milik kepolisian yang mengelilingi gedung-gedung penting. Gibran bukannya tidak tau apa yang akan terjadi hari ini. Semua petunjuk sudah ada di depan matanya.

Ingatan Gibran kemudian tertuju pada almamater milik Nasha yang tidak sengaja dilihatnya tadi pagi. Lalu Gibran teringat pada pertanyaan Nasha beberapa hari yang lalu saat mereka berada di ruang kerjanya. Mengingat dua hal itu membuat Gibran langsung menepikan mobilnya. Dia mengambil ponsel dan mulai mencari tahu hal apa yang akan terjadi hari ini.

Benar saja dugaan Gibran. Akan terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Kedua rahang Gibran mendadak mengeras. Dia yakin Nasha sudah membohonginya. Nasha bukan menghadiri seminar, tetapi dia akan ikut demonstrasi.

Gibran segera saja memutar mobilnya menuju arah kampus Nasha. Di perjalanan Gibran menelfon Nasha dan menyuruhnya untuk menunggu Gibran di sana. Dari jawaban kikuk Nasha, Gibran sudah bisa memastikan semua hipotesisnya di awal. Jadi di sinilah mereka sekarang. Duduk berdua di dalam mobil tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.

"turun"

Nasha menatap Gibran memohon. "Maas"

Tanpa mempedulikan permohonan Nasha, Gibran keluar dari mobil. Dia berjalan memutar lalu membuka pintu mobil di sisi Nasha. Gibran hanya menatap dingin Nasha yang menatapnya dengan tatapan memohon.

"turun"

Nasha turun dari mobil dengan enggan. Dia tersentak saat tangan kanannya ditarik Gibran paksa untuk masuk ke dalam rumah. Gibran menyuruh Bi Hani untuk mengumpulkan semua pekerja yang ada di rumah saat melihat Bi Hani yang berdiri menyambut di depan pintu.

Gibran menghentikan langkah kakinya saat mereka berada di ruang tengah. Gibran memandangi satu per satu wajah para pekerja yang berdiri di depannya dengan raut wajah kebingungan.

"Hari ini Nasha tidak saya izinkan untuk keluar rumah meski hanya ke taman depan. Saya minta kepada kalian untuk mengawasi setiap pergerakan Nasha. Jika saya tau Nasha keluar dari rumah ini, kalian semua akan saya pecat" kata Gibran lantang.

"MAS KAMU APA-APAAN SIH!"

Nasha menghentakkan tangan Gibran yang menggenggam tangannya. Membuat tangan Gibran terlepas begitu saja. Nasha menatap Gibran tajam. Dia benar-benar kesal dengan sikap Gibran yang seperti ini.

"AKU ENGGAK MAU DIKURUNG DI RUMAH! AKU MAU PERGI!" teriak Nasha marah.

"tidak akan pernah Nasha" balas Gibran tajam.

"Aku cuma ikut demo Mas. Bukan hal-hal aneh, itu cuma demo"

"saya tidak peduli" kata Gibran. Dia kembali menatap para pekerja. "awasi Nasha. Saya akan kembali setelah meeting selesai"

Setelah mengatakan itu Gibran mengisyaratkan Bi Hani untuk membawa Nasha ke kamar. Sementara ia melangkahkan kakinya menuju pintu rumah.

"BI! LEPASIN! APAAN SIH BI! LEPASIN GUE!" teriak Nasha mencoba melepaskan kaitan tangan Bi Hani dan dua pelayan lainnya.

Nasha mengentakkan tubuhnya kuat membuat kaitan-kaitan di tubuhnya terlepas. Dia menatap tajam tiga orang pelayan yang ada di hadapannya.

"GUE BISA JALAN SENDIRI!"

Nasha melangkahkan kakinya menuju tangga yang ada di tengah ruangan. Nasha menaiki tangga itu sambil mengomel tidak henti atas semua perlakuan menyebalkan Gibran. Gibran benar-benar membuat Nasha marah saat ini. Bisa-bisanya dia menyuruh pekerja-pekerja itu untuk mengawasi dirinya agar tidak keluar rumah.

Dasar Gibran brengsek


🌻🌻🌻

Next [35]

Diagonal HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang