[5]

1.6K 67 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________


🌻🌻🌻


Nasha berjalan berdampingan bersama Melati, teman yang sudah bersamanya sejak ospek kampus dulu. Mereka berjalan dengan rasa penuh bahagia karena hari ini kelas Aljabar Linear yang harusnya mereka hadiri dialihkan. Begitu juga dengan kelas mata kuliah lainnya yang ada di jam ini.

Nasha adalah seorang mahasiswa jurusan matematika di salah satu universitas negeri di Jakarta. Saat ini dia tengah menjalani tahun ketiganya sebagai mahasiswa. Selain menjadi mahasiswa biasa, Nasha juga menjadi seorang asisten laboratorium Statistika dan Komputasi.

Nasha bukan mahasiswi dewa yang memiliki IPK – Indeks Prestasi Kumulatif – berbentuk kursi. Tidak. Tidak. Nasha hanya seorang mahasiswi biasa yang memiliki nilai cukup untuk bisa membuatnya bertahan di jurusan ini hingga berhasil sampai di tahun ketiganya.

Nasha melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang seminar yang cukup besar ini. Ruang seminar ini bisa menampung hampir empat ratus orang. Nasha tersenyum lebar saat melihat barisan kursi di deret keempat dari belakang. Posisi yang strategis untuk dirinya dan Melati yang memang berniat untuk tidak menyimak seminar kali ini.

Nasha mendudukkan dirinya di tengah-tengah barisan kursi. Beruntung kursi-kursi di sekelilingnya terisi dengan mahasiswa lain. Dan itu artinya posisi Nasha menjadi lebih aman karena tidak akan menjadi pusat perhatian bagi pembicara di depan.

Tidak lama setelah Nasha duduk, acara seminar dimulai. Kata pembuka dari MC – Master of Ceremony – membuat tubuh Nasha tiba-tiba merasa lelah. Rasa kantuk pun datang menyerang pertahanan tubuh Nasha.

Nasha melihat ke arah panggung. Acara pembukaan seminar sudah dilaksanakan sedari tadi. Sekarang saatnya bagi moderator seminar untuk mempersilahkan narasumber hari ini menaiki panggung. Mendengar hal itu lantas membuat Nasha memilih untuk memejamkan kedua matanya.

Nasha mengerang kesal saat Melati menyenggol sikunya berulang kali. Nasha tidak menanggapi hal itu dan lebih memilih untuk terus memejamkan kedua matanya.

“Sha, Sha, jangan tidur. Mending lo lihat itu narasumbernya. Ganteng banget Sha, sumpah” bisik Melati.

“bodo amatlah Mel, gue mau tidur dulu. Lumayan buat ngisi energi pas kelas Anril – Analisis Riil – nanti” balas Nasha.

Melati berdecak sebal. “Sha, serius nih lo enggak mau lihat? Sumpah ya Sha, Pak Gibran itu definisi calon suami sempurna, masih muda, ganteng, tajir, pinter, dia kurang apa coba Sha. Perfect banget. Siapa ya kira-kira yang beruntung buat jadi istrinya dia, Sha” racau Melati masih sambil memandangi wajah tampan Gibran.

Nasha menaikkan satu alisnya bingung masih sambil memejamkan mata. “siapa Pak Gibran?”

Melati mengulum bibinya kesal lalu menoyor kepala Nasha. Tindakan tiba-tiba Melati membuat Nasha membuka kedua matanya terkejut. Nasha menatap Melati kesal.

“tidur mulu lo. Tuh, mending lihat yang bening-bening di atas panggung” omel Melati sambil mengendikkan dagunya ke arah panggung.

Nasha menolehkan kepalanya ke arah panggung yang berada di tengah ruang seminar. Kedua mata Nasha menyipit melihat siluet seorang pria muda berdiri di tengah panggung. Nasha memperhatikan pria itu dari atas ke bawah. Melati benar. Pria itu memang tampan. Belum lagi setelan jas dan aksesoris mahal lain yang melekat di tubuh pria itu memperlihatkan dengan jelas kekayaan yang ia miliki.

“see? Pak Gibran ganteng banget kan?” tanya Melati masih terpesona dengan Gibran.

Nasha memutarkan kedua matanya malas. Dia kembali menyenderkan punggungnya di sandaran kursi. Lalu menutup rapat kedua matanya seperti tadi.

“biasa aja. Dah lah, jangan gangguin gue lagi. Gue mau tidur” kata Nasha datar.

Melati hanya bisa menggelengkan kepala melihat Nasha yang bahkan tidak tertarik sedikit pun dengan serbuk berlian yang ada di depannya. Daripada mengamati Nasha yang tertidur, lebih baik dia menikmati waktunya memerhatikan wajah tampan Gibran yang ada di tengah panggung. Biarkanlah Nasha berkelana di alam mimpinya. Siapa tau dia bisa menemukan pangeran berkudanya di sana.

🌻🌻🌻


Next [6]

Diagonal HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang