[9]

1.3K 67 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________


🌻🌻🌻


Selang beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Gibran sudah melewati setengah perjalanan. Jalanan cukup ramai malam ini membuat Gibran mau tidak mau menurunkan kecepatan mobilnya agar menyamai kecepatan mobil yang lainnya.

Gibran melirik ke sebelah kiri, tempat Nasha duduk di sampingnya. Gibran bisa melihat dengan jelas kepala Nasha yang bersandar pada jendela mobil. Nasha tertidur rupanya. Melihat itu lantas membuat Gibran menepikan mobilnya sebentar.

Gibran mengambil jaket miliknya yang ada di kursi tengah mobil. Gibran meletakkan tote bag yang ada di pangkuan Nasha ke bawah. Dia sedikit menurunkan sandaran kursi lalu memperbaiki posisi tidur Nasha. Gibran menyampirkan jaket miliknya ke badan Nasha.  Berusaha untuk tidak membuat Nasha kedinginan karena pendingin mobil yang menyala.

Gibran menatap wajah lelah Nasha yang terlukis jelas di wajahnya. Gibran mengelus pipi Nasha pelan. Menyalurkan rasa sayang yang dimilikinya pada Nasha. Berharap Nasha tau dan sadar akan hal itu.

Gibran kemudian kembali menjalankan mobilnya menuju rumah orang tua Nasha. Dia sudah terlalu lama membawa Nasha keluar. Meski sudah meminta izin untuk bertemu dengan Nasha, Gibran hanya tidak ingin calon mertuanya itu khawatir dengan keadaan anak mereka satu-satunya ini.

Sampai di rumah orang tua Nasha, Gibran memutuskan untuk menggendong Nasha yang masih belum bangun dari tidur pulasnya. Gibran mengetuk pintu rumah beberapa kali hingga tak lama terlihat Gita yang membukakan pintu untuk Gibran.

“nak Gibran.. loh, Nasha kenapa?” tanya Gita melihat Nasha yang berada dalam gendongan Gibran.

Gibran tersenyum. “Malam Tante. Maaf saya terlalu malam mengantar Nasha pulang sampai dia tertidur seperti ini”

Gita terkekeh. “enggak apa-apa, yang penting kamu nganterin Nasha pulang dengan selamat. Yaudah, kita ke kamar Nasha aja”

Gibran mengangguk. Lalu berjalan pelan menuju kamar Nasha. Gibran menidurkan Nasha di atas ranjang miliknya. Dia juga membukakan sepatu kets yang masih menempel di kedua kaki Nasha. Selesai dengan itu semua, Gibran memandang wajah Nasha. Dia mengecup dahi Nasha lama. Kemudian mengelus kepala Nasha pelan.

Melihat perlakuan manis Gibran membuat Gita tersenyun senang. Dari sana Gita bisa tau betapa Gibran sangat menyayangi Nasha. Karena itu terlihat jelas dari tatapan dan bahasa tubuh yang dikeluarkan Gibran. Gita hanya bisa berterimakasih pada Tuhan karena sudah mengirimkan sosok Gibran untuk anaknya tercinta.

“kamu mau minum dulu, Gib?” tanya Gita saat mereka sudah berada di luar kamar Nasha.

“tidak usah Tante. Terimakasih. Saya langsung pulang saja. Sekali lagi maaf saya mengantar Nasha pulang terlalu malam seperti ini” ujar Gibran.

Gita mengangguk mengiyakan. Begitu juga dengan Dodi yang baru tiba beberapa saat yang lalu. Gibran mencium punggung tangan kedua calon mertuanya itu. Berusaha bersikap sopan seperti yang biasa ia lakukan. Setelah itu, Gibran pamit pulang dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah orang tua Nasha.

Semoga kamu bisa merubah jawaban kamu, Sha

🌻🌻🌻


Next [10]

Diagonal HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang