Penculikan

1.1K 132 21
                                    

Ruang rawat yang jauh dari kata tenang, petugas medis terpaksa memindahkan Taehyung ke ruang rawat Jimin. Remaja itu mengancam akan memecahkan kaca ruang rawatnya jika ia tak diijinkan bersama sahabat karibnya itu. Dari pada Taehyung akan melancarkan aksi gila, semua orang memilih untuk mengalah dan membiarkan ia melakukan apapun yang di inginkan.

"Jimin-ah, aku lapar." Jimin yang baru saja akan terlelap dibuat kesal oleh Taehyung, beberapa saat lalu ia menolak mentah-mentah makanan yang diantarkan perawat dan sekarang ia mengeluh lapar.

"Kau tau jam berapa sekarang?" Dengan raut wajah masam, Taehyung melirik jam dinding yang tergantung di atas pintu. Berdecih sebal sebelum kembali menatap Jimin.

"Tapi aku lapar, bukan hal yang bagus jika perawat menemukanku tewas kelaparan." Tak habis pikir, Jimin bangkit dari posisi berbaringnya menyibak selimutnya cepat dan menatap tajam Taehyung.

"Ambilkan ponselku." Perintah Jimin yang membuat Taehyung turun dari brankarnya sembari menyeret tiang infus.

Ponsel sudah ditangan Jimin, remaja itu mengotak atik benda pipih itu dan mulai melakukan panggilan.

"Hallo, tolong 2 jjajangmyon, sekotak ayam dan 2 coklat panas kirimkan ke alamat yang sudah ku berikan atas nama Min Yoongi." Jimin mengakhiri panggilan penting itu dengan wajah sombongnya. Memberikan ponselnya pada Taehyung dan kembali berbaring di brankarnya.

"Woah... kau panutanku, apakah ini salah satu cara bunuh diri?" Taehyung menarik kursi dan duduk di samping brankar Jimin.

"Setidaknya kita kenyang sebelum mati." 

***

"Kim Taehyung! Park Jimin!" Pintu ruang rawat keduanya terbuka kasar, menampilkan seorang pria dengan jas putihnya membawa dua kantung plastik.

Taehyung yang tadinya duduk di atas brankarnya sembari memainkan ponsel, segera turun dengan semangat sembari menyeret tiang infusnya.

"Woah.... trimakasih hyung." Yoongi menyodorkan sebuah kantung plastik ke arah Taehyung dan segera beranjak menuju sofa, netranya masih memperhatikan tingkah Taehyung yang munlai menarik kursi dan duduk di samping brankar Jimin.

"Apakah mereka salah mengirim pesanan?" Taehyung yang membuka kantung plastik itu menatap Jimin lama sebelum beralih menatap Yoongi.

Tak ada ayam, jjajangmyon ataupun coklat panas pesanan mereka.

"Makan saja itu atau ku lempar kalian dari sini!" Yoongi membuka kantung plastik lain yang ia bawa, dan ternyata berrisi semua pesanan kedua remaja itu.

"Ini tidak benar!" Protes Taehyung sembari mengeluarkan dua porsi japchae, sekotak susu almond dan sekotak susu sapi segar. Jimin tak mengatakan apapun, ia sibuk menatap Yoongi yang tengah melahap potongan ayamnya.

"Makan saja japchae itu dan ambil susu almond untuk Jimin dan susu sapi itu untukmu." Ujar Yoongi di sela mengunyah sisa potongan ayamnya.

Kondisi ruang rawat sedikit lebih tenang, tak ada gunanya lagi berdebat karena semua makanan pesanan mereka sudah disantap habis oleh Yoongi.

"Pria tua menyebalkan!" Ungkap Taehyung cukup kencang saat Yoongi akan keluar dari ruang rawat.

"Katakan sekali lagi?" Yoongi berbalik sembari memberikan tatapan mematikan.

"Pria tuan, jelek, menyebalkan, semoga tak ada wanita yang menyukaimu!" Jimin tak habis pikir, ia sudah sering mendapat amarah Yoongi, kali ini Jimin tak ingin mati konyol di tangan dokter psikopat itu.

"Kurasa kau sudah membuat janji dengan malaikat mau hari ini Kim Tae." Yoongi menatap tajam remaja dengan mulut iblis itu.

***

Rumah sakit bisa menjadi tempat yang menyenangkan karena tak perlu belajar, Jimin dan Taehyung menghabiskan siang mereka dengan bermain game dari ponsel pintar masing-masing. Hingga tanpa angin ataupun hujan ruang rawat mereka mengalami bencana besar, Jungkook datang dengan wajah merah padamnya. Remaja itu memberi berbagai kutukan pada kedua seniornya yang bahkan tau tau di mana letak kesalahan mereka.

"Yak, kau pikir hanya dirimu yang dapat berteriak disini?" Taehyung yang sedang berbaring di brankarnya menatap nyalang Jungkook yang juga tengah dalam emosi.

"Aish.... karena ulah kalian yang percaya diri beradu gulat dengan mobil itu, membuatku tak jadi pergi rumah nenek." Keluh Jungkook sembari menghempaskan tubuhnya  kasar keatas sofa.

Bagaimana juga ia benar-benar tak dapat menerima saat sang ibu memutuskan untuk pergi seorang diri untuk merawat sang nenek, karena Tuan Jeon harus pergi bersama Tuan Park untuk mengerjakan urusan kantor. Sehingga harus tinggallah Jungkook yang harus menjaga dua anak siluman itu.

"Kalau begitu pergilah, kami juga tak membutuhkan bocah cengeng sepertimu disini." Jimin berujar sembari menarik selimut tebalnya sebatas dada.

"Kalian pikir aku mau?" Gerutu Jungkook dan membaringkan tubuhnya diatas sofa.

"Mengapa kita tidak pergi saja kesana?" Satu lagi ide gila dari Taehyung.

"Aku tidak mau jadi buronan karena menculik pasien." Menolak ide Taehyung, Jungkook memilih memejamkan matanya. Mungkin saja sang ibu berubah pikiran dan akan menjemputnya.

"Siapa bilang kau yang akan menculik kami?" Ucap Taehyung dengan satu alis yang terangkat naik.

Mungkin memang benar saran Yoongi, untuk mengantar Taehyung menemui malaikat maut secepatnya. Ketiga remaja itu keluar dari bangsal VIP dan tengah berada di lobi rumah sakit dengan tingkah yang tak dapat dikatakan normal.

Jimin yang kini berada di punggung Jungkook dan Taehyung yang berjalan sembari menodongkan kruk ke arah para pengawal Tuan Kim. Yoongi dan beberapa petugas medis yang menyadari kegaduhan segera menuju lokasi dan segera di suguhi adegan merusak mata.

"Ini penyandraan, jangan mendekat atau kelinci ini akan terbunuh." Ancaman Taehyung yang membuat Yoongi ingin melemparkan sepatunya.

"Cepat berikan jalan!" Teriak Taehyung sekali lagi, membuat semua orang berjalan mundur.

"Apa yang kalian lakukan, cepat kembali ke bangsal sebelum kuseret kalian." Yoongi yang melangkah maju di buat berhenti oleh Taehyung.

"Yak, kubilang jangan mendekat! Jimin-ah, cepat bawa sandraan kita pergi dari sini." Jimin menuruti saja perintah Taehyung, ia mula menatap Jungkook dan memukul bahu remaja itu beberapa kali.

"Cepat jalan, sebelum kau menyesal." Sebenarnya lebih tepat jika Jungkook yang membawa Jimin, karena ia tengah menggendong sang senior.

Semua orang tak benar-benar berpikir jika ketiga remaja itu akan melarikan diri, sudah beberapa kali Taehyung membuat drama di rumah sakit.

"Berhenti bermain-main, cepat kem......" Ucapan Yoongi terpotong saat para remaja itu melesat pergi keluar dari rumah sakit.

"Lebih cepat Jungkook-ah, jika kau masih ingin melihat mentari esok hari!"

"Maafkan kami hyung, aku berjanji akan membawakan air laut busan untukmu nanti!" Teriak Taehyung bersaamaan dengan ketigaanya yang melesat pergi menggunakan taxi.











Bersambung.............

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang