Daftar

923 138 22
                                    

Kejadian yang menimpa Jimin beberapa hari lalu membuatnya harus mendapat tambahan jam belajar dengan Namjoon. Bahkan Tuan Park yang mengamati sendiri sang putra yang mendapat kursus tambahan itu.

Namjoon sebenarnya tak enak saat melihat Jimin yang terlihat menahan kantuk, bahkan kebiasaan buruk Jimin kembali membuat Namjoon cemas. Tetapi sepertinya Tuan Park tak perduli akan hal itu.

"Bagaimana jika kita istirahat 15 menit?" Namjoon menutup bukunya seraya menatap Jimin yang tengah menunduk mengerjakan beberapa soal.

"Sebentar lagi hyung." Jimin sama sekali tak menatap Namjoon, remaja itu masih menghitung beberapa digit angka di atas kertas buram.

"Kalau begitu setelah soal itu selesai kau bisa istirahat." Namjoon menarik beberapa buku Jimin dan beranjak dari tempatnya.

Namjoon tengah berada di dapur dan mengambil segelas air untuk Jimin serta mencari kotak obat yang mungkin bisa ia temukan disana.

Jimin yang sudah menyelesaikan soal latihannya mengalihkan pandangan dan mencari keberadaan Namjoon.

"Hyung?" Namjoon kembali dan menyerahkan segelas air pada Jimin.

Tanpa sepatah katapun, Namjoon menarik tangan kiri Jimin dan melepaskan karet gelang yang melingkar disana.

"Sudah kukatakan jangan melakukan hal seperti ini, kau hanya akan melukai dirimu." Namjoon dengan telaten mengoleskan salep di luka Jimin, karet gelang itu Jimin gunakan untuk menyakiti dirinya saat ia mulai lelah atau tak fokus dengan pelajarannya. Sehingga pergelangan tangan remaja itu nampak merah dan mengeluarkan darah.

"Tapi hyung......."

"Tak ada alasan, jangan lakukan hal ini lagi." Namjoon memasukkan karet gelang itu kedalam saku celananya.

"Tapi jika bukan aku, appa yang akan terluka."

***

"Taehyung-ah!" Taehyung yang baru saja menginjakkan kakinya di kediaman keluarga Kim, disambut sang ayah dengan beberapa pengawal di belakangnya.

"Kemana saja kau seharian ini?" Suara datar Tuan Kim membuat Tehyung menghentikan langkahnya yang sempoyongan.

"Bukan urusan anda tuan." Taehyung kembali melangkah, Tuan Kim pun tak hanya berdiri menatap sang putra. Pria paruh baya itu menarik bahu Taehyung.

"Jika aku bertanya, jawab dengan benar!" Sentakan sang ayah tak membuat Taehyung ketakutan, tetapi Taehyung berbalik menatap tajam sang ayah.

"Apa? Anda ingin memukuliku lagi? Asal kau tau, aku menjadi seperti ini karena dirimu! Bukankah aku ini nampak seperti pengecut!" Taehyung melampiaskan semua amarahnya, mungkin dengan seperti itu sang ayah akan sadar akan dirinya.

"Kim Taehyung, jika kau menuruti semua ucapanku kau tak akan seperti ini. Keras kepalamu yang membuatmu seperti sekarang." Tuan Kim hanya membalas ucapan sang putra bahkan tanpa menaikkan volume suaranya dan tentunya tak ada pukulan yang diterima remaja itu.

"Panggilkan dokter dan minta mereka mengobati Taehyung." Taehyung menatap sang ayah yang berlalu menuju ruang kerjanya.

Hari sudah malam dan mungkin saja Tuan Kim tak ingin mencari masalah hari ini.

Taehyung tak peduli, remaja itu pergi meninggalkan kediaman keluarga Kim bahkan tanpa mengganti seragamnya.

Remaja itu berlari tanpa tentu arah, merutuki nasibnya yang kian buruk. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa ikut campur tangan sang ayah. Tetapi yang dilakukan Tuan Kim hari ini telah membuat Taehyung sadar jika ia terlalu egois karena ingin menjadi dirinya sendiri.

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang