Mandi

1.1K 136 9
                                    

Laut busan nan tenang tak lagi seperti itu setelah tiga orang remaja menginjakkan kaki mereka di sana. Ketiganya tengah berbaring sembari menanti mentari yang tak lama lagi terbenam meninggalkan cahaya jingga yanh menawan.

Kelompok burung terbang di atas mereka menuju sarang, bahkan para burung nampaknya lebih mengerti waktu pulang dibanding tiga remaja yang masih enggan beranjak dari tempat mereka.

Beberapa saat lalu para Tuan besar menghubungi para putranya setelah mendapat kabar dari Yoongi jika mereka melakukan penculikan di rumah sakit. Namun setelah mengetahui keberadaan ketiganya di Busan, para Tuan besar itu memilih mengalah dan membiarkan ketiganya hidup untuk saat ini.

"Ah.... matahari sudah terbenam, dan aku lapar sekarang." Taehyung yang pertama bangkit dari posisi duduknya, remaja itu meregangkan badan dan mengulurkan tanganya ke arah Jimin.

"Kau mau mengendongku?" Jimin yang menerima uluran tangan Taehyung mengajukan pertanyaan, mengingat ia tak bisa berjalan sendiri dengan kaki yang terbalut gips.

"Cepat sebelum aku berubah pikiran dan meninggalkanmu di sini." Taehyung dengan sedikit tertatih akhirnya berhasil membuat Jimin berada di punggungya.

Jungkook yang masih dalam posisi duduknya sibuk mengemasi jaket dan juga kruk Jimin yang tergeletak di atas pasir.

"Ayo, eomma dan halmeoni pasti sudah menunggu." Jungkook bangkit dan berjalan terlebih dulu, ketiganya nampak tenang tanpa ada perdebatan hingga menginjakkan kaki di rumah kayu milik nenek Jeon.

Perdebatan dimulai setelah Nyonya Jeon meminta ketiga remaja itu untuk mandi.

"Tidak bisa, kau harus menjaga di depan pintu. Bagaimana jika pintunya terbuka saat aku sedang mandi." Taehyung menarik tangan Jungkook, meminta remaja itu untuk tetap berada di depan bilik kamar mandi.

Alangkah terkejutnya ketiga remaja itu saat halmeoni mengatakan kamar mandi di dalam rumah rusak, dan hanya ada satu kamar mandi di luar rumah yang terbuat dari kayu.

"Aish.... itu masalahnya, bagaimana jika pintunya terbuka dan ada aku di depannya. Aku tak berminat melihat tubuh telanjangmu hyung." Jungkook menolak mentah-mentah perintah Taehyung itu.

Sementara keduanya berdebat, Jimin tengah duduk tak jauh dari posisi kedua sahabatnya sembari menikmati ubi bakar yang di siapkan Nyonya Jeon sebelumnya.

"Tetap disini atau kubunuh kau!" Pada akhirnya Taehyung memenangkan perdebatan, mau tak mau Jungkook harus berdiri di depan kamar mandi sampai Taehyung selesai.

Jimin yang menjadi makan malam nyamuk mulai merasa taknyaman. Remaja itu menarik kruknya dan mulai berjalan tertatih meninggalkan area bilik kamar mandi.

Langkah pelan Jimin membawanya hingga halaman rumah nenek Jeon, Nyonya Jeon yang tengah berbincang bersama beberapa orang di sana menyadari kehadiran Jimin dari arah belakang.

"Oh... kau sudah selesai?" Jimin menggelang pelan sembari terus berjalan mendekat.

"Apakah dia salah satu teman putramu?" Seorang wanita paruh baya menatap Nyonya Jeon, menanyakan asal-usul remaja di hadapannya itu.

"Ne, dia Jimin senior Jungkook."

"Aigoo..... sepertinya kau sedang tidak baik." Wanita itu mendekat sembari berusaha membantu Jimin berjalan.

"Immo, apakah ada bak plastik? Aku tak yakin bisa mandi di bilik dengan kaki seperti ini." Nyonya Jeon terdiam sejenak, berusaha mengiangat dimana ia letakkan barang-barang itu.

"Kau bisa membersihkan diri dirumahku, ayo.... akan kutunjukkan jalannya." Wanita paruh baya itu menarik tangan Jimin begitu saja. Jimin yang merasa tak nyaman menatap Nyonya Jeon sesaat.

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang