Pertanyaan

923 134 13
                                    

Korea Selatan dengan kesibukan yang tak ada habisnya. Taehyung baru saja menginjankkan kakinya dihalaman sekolah sudah di buat Jengkel oleh Jungkook yang sedari tadi menarik jas almamaternya.

"Astaga... apa yang kau inginkan?" Jungkook yang melihat Taehyung nampak kesal, tak gentar sama sekali.

"Eomma meminta hyung untuk datang pagi ini, tapi kenapa tidak datang?"

Ya... sepulangnya dari Hongkong Tuan dan Nyonya Jeon terus saja menghubungi Taehyung maupun Jimin untuk meminta penjelasan mengenai ironman yang datang ke rumah mereka.

Berbagai alasan sudah tercetus, tetapi kedua orang tua Jungkook tak mempercayai satupun dari ucapan mereka.

"Aku ada kepentingan pagi ini." Singkat dan sangat mudah di pahami.

Jungkook sebenarnya tak ambil pusing akan tidak kehadiran Taehyung di rumahnya, tetapi sang ibu yang terus menanyakan keberadaan remaja Kim itu membuat Jungkook mau tak mau harus menanyakannya pada Taehyung.

"Tapi hyung........"

"Diam, pergi ke kelasmu sekarang dan jangan menghancurkan pagiku."

"Baik hyung!" Jungkook melepaskan genggamannya pada jas Taehyung dan segera berlari menjauh.

Ada kalanya Taehyung sangat ingin mematahkan leher kelinci itu. Jungkook tak lebih dari kelinci bulat menyebalkan yang jatuh dari langit.

***

Saat jam makan siang, Jimin dan Taehyung menikmati makanan mereka di dalam kelas. Jimin yang membawa bekal dan Taehyung yang rajin memintanya.

Berbeda dengan Taehyung yang tengah asik dengan komik di tangannya, Jimin nampak tenang dengan berbagai soal tes perguruan tinggi di hadapannya.

"Mau ku belikan minum?" Taehyung mengusap sudut bibirnya sembari menatap Jimin yang masih terdiam.

"Eum... baiklah, tolong satu kaleng soda." Jimin yang mengatakan permintaannya di balas anggukan oleh Taehyung.

Remaja Kim itu bangkit seraya membawa komiknya, baru dua langkah Taehyung beranjak keberadaan Seokjin di depan kelas membuat Taehyung menghentikan niatnya untuk keluar.

"Apakah kalian sibuk?" Pertanyaan Seokjin membuat Jimin mengangkat kepalanya menatap sang wali kelas.

"Aku tidak, tapi kurasa Jimin iya." Jawab Taehyung dengan wajah datarnya.

"Sebenarnya aku ingin menyampaikan sesuatu." Seokjin mulai mendekati dua siswanya itu, Taehyung rasa ia tak akan dapat keluar untuk membeli minum.

"Jadi begini, akan ada kelompok belajar di sekolah. Dan aku harap kalian dapat mengikutinya, apalagi kalian termasuk siswa berprestasi itu akan membantu kawan kalian yang lain." Seokjin telah menyampaikan tujuannya, kini ia tengah menanti jawaban dari dua remaja yang menatapnya serius.

"Aku tak tertarik, karena aku tak suka belajar. Sekolah sudah membuatku belajar dan aku tak mau menekuni hal yang tak kusuka." Jawaban Taehyung membuat Seokjin mengernyitkan keningnya.

Harga dirinya terasa seperti sedang dipermainkan oleh remaja 18 tahun.

"Jimin, bagamana denganmu?" Pandangan Seokjin beralih pada Jimin yang kini tengah meletakkan penanya.

"Aku tak yakin, sudah banyak kursus tambahan yang aku lakukan. Dan untuk kelompok belajar....."

"Aku akan menyampaikan pada Tuan Park, kurasa ia akan setuju." Seokjin nampak sumringah, ia begitu berusaha meyakinkan dua siswanya itu. Berbeda dengan Taehyung dan Jimin yang nampak tak yakin dengan hal itu.

Baru saja Seokjin akan mengeluarkan suara, gebrakan pintu cukup kencang membuatnya mengalihkan pandangan. Di ambang pintu nampak Jungkook, yang berlari kecil memasuki runag kelas sembari membenahkan letak dasinya karena kebaradaan Seokjin.

"Hyung!" Tanpa rasa takut Jungkook melewati Seokjin begitu saja.

"Apa lagi, masih ingin merusak hariku?" Taehyung menatap jengkel Jungkook yang tengah memamerkan deretan gigi putihnya.

"Aku ingin bertanya sesuatu yang sangat penting." Jungkook yang tadinya berdiri mulai menarik kursi yang tak jauh dari tempatnya.

"Apa itu?" Jimin menutup bukunya dan menatap serius jungkook.

"Aku baru saja mendapat pelajaran mengenai tata surya, dan sebelum aku sempat menanyakan hal ini, jam mata pelajaran telah usai."

"Jadi?" Kini Seokjin juga nampak penasaran dengan pertanyaan Jungkook.

"Kita mengenal gerhana bulan apabila posisi bumi ada di antara bulan dan matahari. Dan saat bulan berada di tengah bumi dan matahari akan ada gerhana matahari itu jika kita melihat dari bumi, tetapi jika kita melihatnya dari bulan apakah kita akan menyebutnya gerhana bumi?"

"Kau sangat ingin tau, bagaimana jika kau pegi saja ke bulan."

"Ada satu lagi, bumi mengalami 12 bulan dalam satu tahun. Tapi apakah bulan juga mengalami 12 bumi dalam satu tahun?"

"Jeon Jungkook keluar dari sini sekarang!!" Pekik Taehyun merasa geram dengan bocah dihadapannya.

Sebenarnya apa isi otak bocah dihadapannya ini?

"Tapi, kita menyebut makhluk di planet selain bumi sebagai alien, apakah makhluk itu juga menyebut kita alien karena berasal dari planet lain?"

"Beruntung kau tak menanyakan hal itu pada guru pengajar, aku yakin ia akan melakukan pensiun dini kepada kepala sekolah."

"Jangankan guru, aku saja ingin pensiun dari siswa." Taehyung ingin sekali melempar bocah itu jauh agar ia dapat menanyakan hal itu secara langsung pada para alien.

"Tayakan saja pada gurumu besok, jangan ganggu kami. Menjawab pertanyaan bodohmu tak akan membuatku lulus tes masuk perguruan tinggi." Taehyung mengibaskan tangannya mengisyaratkan agar Jungkook segera enyah dari hadapannya.

Dengan wajah kesal Jungkook bengkit dari kursi dan mulai berjalan menjauh, ia merasa tidak pua dengan respon kedua seniornya itu.

"Tunggu Jungkook-ah!" Suara Jimin yang menghentikannya membuat remaja itu sumringah.

"Apa kau tau jawabannya hyung?" Jimin hanya menggeleng singkat.

"Aku tidak tau, tapi coba tanyakan ini juga pada guru pembimbingmu."

"Apa itu?" Jungkook yang tadinya sudah cukup jauh berjalan mendekati Jimin.

"Bagaimana kita bisa yakin kalau bumi ini bukanlah debu kecil di atas bungan dandelion yang dabawa seekor gajah. Bisa saja NASA bekerja sama dengan gajah itu untuk memanipulasi data." Jungkook melebarkan matanya, ia sungguh terkesan dengan pertanyaan Jimin.

"Bagaimana bisa aku tak memikirkan hal itu."

"Jimin-ah, apakah kepalamu terbentur sesuatu. Apakah karena memikirkan suatu saat kita akan berternak domba telah merusak otakmu." Taehyung menatap Jimin tak percaya.

"Memurutmu, apakah domba itu adalah awan yang dikutuk?" Tanya Jimin sekali lagi.

Taehyung terdiam, ia kehilangan kata- kata atas pertanyaan Jimin.

"Terkutuklah orang yang membuatmu berpikir hal seperti itu!"







Bersambung.............

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang