Manusia Besi

1.5K 166 48
                                    

"Aku mau ikut masuk." Taehyung sedari tadi berusaha untuk menyerobot masuk kedalam ruang praktek salah satu dokter.

Jimin yang terus saja berusaha menjelaskan kepada sahabatnya itu untuk tetap di luar, sementara Jungkook nampak tak tertarik dengan perdebatan kedua seniornya remaja itu memilih untuk duduk tenang di kursi tunggu sembari meneguk soda yang ia beli pada mesin minuman di lantai dasar.

"Tae, aku hanya sebentar jadi kau tunggu di sini saja."

"Tidak! Aku akan ikut kau masuk dan mendengar sendiri penjelasan dokter itu."

"Astaga Tae, aku akan mengatakannya padamu nanti." Jimin mengusap wajahnya kasar dan berusaha menahan tubuh Taehyung agar tidak semakin mendekat pada pintu.

"Baiklah, tapi kau harus mengatakan semuanya padaku nanti." Pada akhirnya remaja Kim itu mengalah, ia beranjak dari depan pintu dan mendudukkan tubuhnya di samping Jungkook.

"Hyung mau?" Jungkook menghentikan meneguk sodanya dan menyodorkan kaleng yang tinggal berisi setengah ke arah Taehyung.

Tak ada jawaban dari Taehyung, mata elangnya menatap tajam ke arah pintu ruang praktek.

***

"Duduklah!" Pria dengan setelan kemeja abu-abunya menarik kursi sembari menatap Jimin yang baru saja masuk.

"Aku kemari untuk meminta beberapa vitamin hyung." Jimin meletakkan tas sekolahnya di samping kursi sembari menatap kikuk dokter dihadapannya.

"Aku akan memeriksamu terlebih dulu, kau terlihat pucat." Dokter ber name tage Min Yoongi itu bangkit dari kursinya dan menarik stetoskop dari saku jas putih yang tergantung pada kursi.

Tak ada bantahan dari Jimin, ia mulai bangkit dan membaringkan tubuhnya pada brankar di dalam ruangan itu.

"Sebelum pulang kau harus mendapat beberapa cairan infus, aku akan meminta perawat menyiapkannya." Yoongi melepas stetoskopnya dan nampak mencatat sesuatu pada secarik kertas.

"Kurasa tak perlu hyung, aku harus segera pulang lagi pula aku rutin meminum vitamin dari mu." Jimin berujar seraya merapikan almamaternya.

"Baiklah, aku akan menghubungi appa mu dan menanyakan kapan jadwalmu kosong. Setelah itu kau harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan." Final Yoongi seraya menyodorkan kertas berisi resep obat kearah Jimin.

"Gomawo hyung kau yang terbaik." Jimin mengacungkan ibu jarinya seraya tersenyum lebar.

"Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran." Yoongi berujar dingin sembari bangkit dari kursinya.

"Astaga hyung kau seperti ketua geng kelompok mafia." Jimin mulai sibuk mengemasi tas sekolahnya.

"Kuhitung sampai lima dan cepat tinggalkan ruanganku!"

"Ne.....!" Secepatnya remaja sekolah menangah atas itu melesat meninggalkan ruangan Yoongi.

Sementara sang dokter muda itu nampak menarik keluar ponsel pintar dari dalam saku celananya.

'Hubungi aku setelah kelasmu selesai!'

***

"Sungguh tak ada masalah bukan?" Taehyung menatap keluar saat Jimin keluar dari dalam mobilnya.

Saat ini mobil mewah Taehyung terparkir di depan gerbang rumah sahabat pendeknya itu.

"Ne... Taehyung-ah, sampai kapan kau akan menanyakan hal itu. Sebaiknya cepat kau antar Jungkook." Nampak berat hati Taehyung menatap Jungkook yang sudah berwajah masam.

"Baiklah, hubungi aku jika ada masalah." Jimin hanya mengangguk dan mulai melambaikan tangannya saat mobil Taehyung melesat menjauh.

"Tidak bisakah kau ubah raut wajah menyebalkan itu?" Taehyung merasa risih dengan bentuk wajah Jungkook dengan bibir berbentuk mengerucut itu.

"Cepatlah hyung..... aku akan terlambat nanti! Bagamana jika action figur itu habis?!" Sungguh, Jungkook sangat menakutkan di saat seperti ini.

"Kau tau hyung, itu keluaran terbatas!" Tak hentinya remaja 16 tahun itu menggerutu sembari menyalahkan Taehyung.

"Siapa suruh kau ikut denganku." Mendengar balasan Taehyung membuat Jungkook memicingkan matanya tak mau disalahkan.

"Jika sampai ironman itu tak kudapatkan, aku akan membunuhmu hyung!"

"Hey... mengapa aku yang........"

"Diamlah dan mengemudi dengan baik!" Sial, bahkan Taehyung hanya bisa menutup rapat mulutnya.

Sekitar 10 menit akhirnya kedua remaja itu tiba di sebuah toko mainan terbesar di kota, Taehyung sengaja kemari guna meminimalisir habisnya manusia besi itu.

"Cepatlah, ku tunggu kau disini." Jungkook benar-benar mengabaikan Taehyung, ia segera melesat masuk menerobos kerumunan orang yang keluar dari toko.

"Aish.... bocah itu." Manik hazel Taehyung cukup jeli melihat dompet Jungkook yang berada di dashboard mobilnya.

Pastilah jungkook mengeluarkan benda itu saat membeli soda.

Dengan langkah malas Taehyung menyusul Jungkook yang telah menghilang di dalam toko.

Baru saja Taehyung melalui pintu kaca, ia sudah disuguhi wajah tak beraturan Jungkook.

Nampak sekali jika remaja Jeon itu akan menangis.

"Jung..... Jungkook-ah, gwaenchana?" Dengan sangat berhati-hati Taehyung mendekati remaja itu.

Tak ada jawaban dari Jungkook hanya mata yang menatap Taehyung dengan bibir yang melengkung ke bawah.

"Co....cooky?"

"Hwaaaa........ ironman itu sudah habis....! Hiks...... hyung........ !!"

Oh.... astaga Taehyung di buat panik bukan main dengan tingkah Jungkook.

Ia menangis di dalam toko dan sukses mendapat perhatian.

"Cooky kau bisa datang lain waktu."

"Tidak..... itu keluaran terakhir..... hiks..... aku ingin ironman itu.....!!"

"Hey..... tenang lah, kita bicarakan ini diluar aku akan berusaha mendapatkan manusia besi itu." Nampaknya rayuan Taehyung berhasil, isakan Jungkook mulai mereda.

"Ok.... kita keluar sekarang." Taehyung menggandeng tangan Jungkook, tetapi ternyata tak semudah perkiraan.

"Aku sangat menginginkan iromnan itu....... hiks....." Ujar Jungkook kembali di sertai isakan.

"Aku tau!" Dengan tiba-tiba langkah Jungkook terhenti, Taehyung menatap remaja itu jengah.

"Apa lagi kali ini?!" Tanpa sadar Taehyung meninggikan nada bicaranya.

"Hyu.....hyung kau membentakku..... hiks.......   hwaaa........!!!"

Baiklah, nyawa Taehyung hilang sudah.

"Mati saja kau Kim." Rutuk Taehyung pada dirinya sendiri.

Bersambung..........

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang