Kesenangan Semu

1.2K 141 14
                                    

"Monica ada di ruang kerjaku, pergi dan temui dia." Yoongi berucap seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa empuk di apartementnya.

Pemuda itu baru saja kembali dari rumah sakit setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dan tentunya memberi beberapa kontrol pada Jimin.

Dan saat ini remaja Park itu sudah berlari dengan semangatnya menuju ruang kerja dokter muda itu.

Yoongi baru saja akan memejamkan mata sampai suara Jimin menembus gendang telinganya.

"Yoongi hyung! Kurasa Monica hyung sakit, bisakah kau memeriksanya?"

Oh, astaga. Bagaimana Yoongi melakukannya, ia bukan orang yang ahli dalam hal Monica.

"Memangnya apa yang terjadi?" Yoongi berusaha bangkit dari posisi nyamannya dan berjalan mendekati Jimin.

"Suaranya aneh, apakah hyung tak merawatnya?" Tuduhan Jimin membuat Yoongi membelalak, sungguh tak adil saat ia disalahkan seperti ini.

"Monica di buang beberapa kali, seharusnya kau berterimakasih padaku karena berhasil menemukannya di toko barang bekas." Untuk pemberi tahuan Monica itu adalah sebuah piano tua milik mendiang Nyonya Park, ibu dari Park Jimin.

Dan Jimin sangat menyayangi piano itu, lain halnya dengan Tuan Park yang tak segan-segam membuang Monica setelah kepergian sang istri.

Mendiang Nyonya Park pernah mengatakan pada Jimin jika sebelumnya nama piano itu bukanlah Monica melainkan Herry. Namun setelah menikahi Tuan Park ia mengubah namanya menjadi Monica, dan Nyonya Park telah menganggap piano itu sebagai kekasihnya tetapi itu adalah hal yang wajar bagi seorang pianis sepertinya.

Dan itulah sedikit kisang tentang Monica Hyung, piano coklat yang sudah lama tak Jimin mainkan karena keras kepala sang ayah. Sama halnya dengan Taehyung yang menantang maut dengan mengikuti taekwondo, Jimin juga tengah menantang maut dengan bermain piano.

Namun Jimin tak lagi peduli, kini jarinya tengah bermain dengan diatas tuts piano dihadapanya. Impianya menjadi seorang pianis harus terpendam karena keras kepala Tuan Park, dan Jimin tidak seperti Taehyung yang dapat dengan mudah menolak mentah-mentah perintah sang ayah.

"Permainanmu sangat bagus, apa kau masih mengikuti les piano?" Jimin tersenyum puas dan menatap Yoongi yang berdiri dibelakangnya, Yoongi tahu sedikit mengenai piano karena ia sempat mengikuti kursus ketika sekolah menengah pertama dulu.

"Tidak, appa melarangku datang di kursus piano. Tapi mungkin saja ini yang dinamakan bakat, bukankah itu sangat keren hyung." Decihan remeh Yoongi membuat Jimin menekuk wajahnya. Tadinya ia ingin mendengar pujian dari dokter muda dihadapannya itu, tapi itu hanya menjadi hayalan indah semata Park Jimin.

"Jika sudah puas aku akan mengantarmu pulang, aku alan membawa Monica ke reparasi setelah ini." Yoongi melesat pergi dan menarik jaket di gantungan pakaian dan berjalan keluar ruangan guna mencari keberadaan kunci mobilnya.

Jimin belum puas, ia masih ingin bermain lebih lama namun ia mengingat jika harus mengikuti tes level esok hari dan harus mempersiapknnya dengan baik kali ini.

"Aku akan menemuimu lagi secepatnya."

***

Di lain tempat Jungkook tengah berusaha mengatur detak jantungnya yang berpacu di batas normal, Tuan Kim ayah dari Taehyung baru saja menghubunginya dan bertanya ke beradaan Taehyung padanya.

Dan sesuai rencana awal, Pemuda Jeon itu harus mengatakan jika mereka pergi ke perpustakaan untuk belajar bersama. Walaupun kenyataanya Taehyung tengah berada di tempat latihan dan hanya Jungkook seorang diri yang pergi ke perpustakaan kota.

Take MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang