2. Arilangga Putra Bharata

250 46 11
                                    

Happy Reading Guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.

'Lebih sulit memahami seorang Perempuan, dari pada menerapkan Sandi Ambalan.'
~ARIL~

Pagi-pagi sekali Ranya kalang kabut berangkat ke sekolah, sebab kemarin ia telah berjanji untuk mengantarkan proposal perkemahan bersama dengan Sara.

Setelah sekian lama, akhirnya Ranya bisa merasakan menaiki kendaraan faforitnya. Meskipun ada sedikit yang merepotkan dirinya, karena ia harus memakai celana panjang untuk menaikinya.

Sesampainya di sekolah, ia langsung bergegas menuju parkiran. Sesuai dugaannya, saat ini Sara telah menunggu dirinya di parkiran.

Namun ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, karena ia melihat Sara duduk di pojokan mengendap-ngendap mirip maling jemuran tetangga.
Perlahan Ranya mencoba mendekati Sara tanpa menimbulkan suara.

"WOYY... Nglamunin apaan?!" kejut Ranya sembari memegangi pundak Sara yang hampir terjun ke dalam tong sampah.

"BUJU BUSET, APES TUJUH TURUNAN LO!" maki Sara yang hampir jatuh ke dalam tong sampah,

"Iihh, lo ngagetin gue. Syukur gue nggak jantungan, tauk!" gertak Sara yang membuat Ranya semakin tertawa.

"Ya mangap, kan sengaja! lagian lo jongkok sambil sembunyi kayak maling jemuran aja. Lagi ngapain, sih?" tanya Ranya yang menahan tawanya.

"Sini, sini!" pinta Sara agar Ranya jongkok bersamanya.

Ranya yang baru datang dan tidak tahu apa-apa pun hanya bisa menuruti dan memperhatikan apa yang ingin di tunjukkan sahabatnya ini.

"Ada apaan, sih?" tanya Ranya sembari mengamati dibalik tong sampah.

Telunjuk Sara mulai menunjukkan arah, namun Ranya tidak tahu apa itu.

"Lihat itu, Ran!"

"Apaan?"

"Itu loh, Ran!"

"Tong Sampah?" Ranya semakin bingung dengan sikap temanya yang agak aneh,

'Apa dia salah minum obat pagi ini' batin Ranya.

"Bukan, tapi sampingnya!"

Saat Ranya melihat apa yang Sara ingin tunjukkan padanya, seketika ekspresi B aja pun terlukis di wajahnya, karena apa yang di tunjukkan Sara membuat Ranya sedikit risi.

Cowok wajah datar dengan bulu mata yang melentik, tatapan matanya yang penuh ambisi dan aura-aura dingin layaknya atmosfer, mungkin itulah pemandangan yang dilihat oleh Ranya saat ini.

"Ohh, emangnya kenapa? Kok lo histeris gitu, padahal bukan lihat malaikat trubus juga," sahut Ranya dingin.

"Lo itu gimana, sih?" tanya Sara geregetan menjelaskan sesuatu pada sahabatnya. "Dia itu Arilangga Putra Bharata, senior Pramuka kita dan malaikat hati gue," jelas Sara malu-malu kucing.

"Terus?" tanya Ranya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Dia itu ganteng banget, cool, banyak cewek yang tertarik sama dia dan asal lo tahu dia itu the most wanted boy, bla bla bla ..."

Ranya sangat bosan karena sedari tadi ia hanya diam mendengarkan kicauan hati Sara dengan seksama.

"RANYA!" bentak Sara.

"Hmm."

"Lo dengerin gue nggk, sih?" tanya Sara yang mulai jengkel.

"Iya aku dengar kok."

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang