10. Buper Sebagai Kenangan

77 11 2
                                    

Happy Reading guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.

'Harta yang paling berharga adalah Semangat 45. Rumah yang paling megah adalah sebuah Tenda. Ikrar janji kita adalah Tri Satya. Puisi yang paling bermakna adalah Dasa Dharma.'
~ARIL~

Gemuru suara kendaraan berpadu dengan pemandangan warna coklat yang mendominasi di kalangan peserta perkemahan. Senyum ceria mengiri jalannya pembekalan sebelum berangkat ke bumi perkemahan Mangrove Center.

Dari semua anggota Dewan Ambalan (DA) yang paling sibuk adalah kaum Adam, karena mereka harus mengamankan peserta yang sedikit bandel. Bukan itu saja, ke-empat orang ini juga mulai gentayangan bak hantu penasaran. Mondar-mandir membawa kertas, itulah kerjaan mereka selama satu bulan ini.

Angga, Faisal, Ranya dan Fara sesama pasangan Kerani Pa dan Pi ini, kebingungan akan daftar hadir yang terdapat sepuluh anggota DA yang hilang entah kemana.

Namun mereka tetap bersikap tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa, jika ada pembina atau alumni yang bertanya, tinggal jawab aja, Salah bener nomor pitu likor!

Setelah selesai pembekalan, para peserta akan dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari lima puluh peserta dan lima dari anggota Dewan Kehormatan (Senior).

Khusus anggota DA akan di sediakan kendaraan bintang tujuh, karena satu kendaraan akan di muati tujuh puluh orang dan sudah pasti, sesaknya minta ampun. Namun itu tidak melunturkan semangat dan jiwa korsa dari anggota DA.

Dengan ucapan Basmalah, perjalanan ini di mulai. Meninggalkan kenyamanan rumah, menuruti kata hati guna bakti pada bunda Pertiwi.

⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️

Di tengah-tengah hutan
Di bawa langit biru
Tenda terpancang di tiup sangbayu
Api menjilat-jilat terangi Rimba Raya
Membawa kelana dalam impian
Dengarlah-dengarlah sayup-sayup
Suara nan merdu memecah malam
Jaulah dari kampung
Turuti kata hati
Guna bakti pada bunda Pertiwi

Alunan lagu kelana rimba menyambut kedatangan rombongan SMA Exchallenge Galaxy, melepas lelah setelah tiga jam melalui perjalanan yang panjang, akhirnya mereka dapat menghirup udara segar di bumi perkemahan Mangrove Center, Njenu, Tuban.

Seluruh peserta turun dari kendaraan bintang lima, mengambil barang bawaan dan segera menuju kavling untuk membangun istana megah yaitu tenda.

Tak lupa paknetia alias panitia yang mulai membagi tugasnya masing-masing, ada yang membuat gapura, kaki tiga besar untuk bendera, miniatur untuk benner Ambalan dan segala administrasi peserta.

Saat Ranya dan kawan-kawan menata barang di sekertariatan, pandangannya tertuju pada ke sepuluh temannya yang hilang saat absensi, ternyata mereka sudah stand by di sini terlebih dahulu.

'Pantesan hilang sepuluh ekor, ternyata udah berangkat duluan. Tapi Tirani itu kapan berangkatnya? Perasaan tadi malam habis ketemu. Ah, yaudah lah, paling nggak, dia nggak bahas masalah kemarin malam, kalau aja kejadian, mampus dah gue.' gumam Ranya.

Angga melambaikan tangannya di depan muka Ranya, "Eh mbak, nglamunin apaan sampai serius gitu?"

"Kak Angga kayak nggak tau aja. Ini mah, ngelamunin senior darah dingin," timpal Fara.

"Yups, bener banget itu, kak!" sahut Faisal.

"Ayolah, kalian jangan bercanda. Siapa juga yang lihat Ti_ eh, maksud gue kak Aril," kata Ranya yang hampir saja mengatai seniornya Tirani.

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang