17. Kacang Mahal

58 9 1
                                    

Happy Reading guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.

'Semua orang pasti pernah di cuekin tapi tidak seperti diriku yang selalu kau kacangin setiap saat.'

~ARIL~

KRING...

"Baik, sampai disini ada yang mau ditanyakan?" tanya Bu Ellys selaku guru matematika.

Semua warga kelas ini hanya diam saling menatap sesama. Mereka diam bukan berarti faham, mereka diam karena bingung dengan pelajaran aneh bin ajaib ini.

"Karena tidak ada yang bertanya maka ibu anggap kalian semua faham. Sekarang buka halaman 20 kerjakan uji kopetensi semuanya!"

"Hahh?!

"Ibu pasti bercanda?!"

"Tidak, saya tidak bercanda. Dikumpulkan minggu depan! assalamu'alaikum." ucap bu Ellys berjalan keluar tanpa menggubris ujuk rasa dari muridnya.

"WA'ALAIKUM SALAM KILLER!"

Semua orang bersorak frustasi karena menerima tugas MatekMatean, tapi meskipun dalam kondisi frustasi, kelas ini tidak mungkin meninggalkan rutinitas wajib mereka yaitu mengisi perut dikantin agar cacing-cacing ini tidak meronta-ronta.

"Ran, kantin yuk!" ajak Sara.

"Duluan aja, aku mau selesaikan ini. Masih kurang 2 soal lagi," tolak Ranya.

"Hah? Dua soal? 25 soal lo kerjain dalam waktu singkat? Nggak bercanda, kan?" kejut Sara mengambil buku latihan milik Ranya yang penuh goresan rumus dan angka Limit.

"Buset! Cepet amat lo ngerjain ini! Gue nyontoh ya?"

"Apaan nyontoh? Kerjain sendiri! Mending dimulai lebih awal, dari pada besok nanti lupa, tauk!" cibir Ranya.

"Ya udah, gue duluan ya." pamit Sara meninggalkan Ranya di kelas.

Belum lama Sara berjalan keluar, tiba-tiba langkahnya terhenti oleh the most wanted yang berdiri diambang pintu clingak-clinguk tanpa memperdulikan orang yang ada didepannya.

"Ranya ada nggak?" tanyanya.

Seketika senyum dan harapan Sara musna saat mendengar ucapan seniornya ini.

Namun Sara memilih untuk diam dan tetap tersenyum sekaligus mempersilahkan seniornya masuk kekelas.

Aril merasa lega dari lubuk hatinya yang paling dalam, karena cewek alay penghuni kelas ini pergi ke kantin sebelum dirinya datang kemari.

"Ran, ada yang nyar_"

"Bentar! Kan, gue udah bilang kurang dua lagi, Sara!" protes Ranya masih fokus pada pekerjaannya.

"Ada waktu nggak?" tanya seseorang yang berdiri disamping Sara.

"Nggak lihat apa kalau gue lagi fokus?!"

"Ran, lo lihat dul_"

"Kalau lo maksa gue buat nemenin lo kekantin, kenapa nggak ngajak orang disebelah lo aja, sana!" usir Ranya dengan posisi yang sama.

Tanpa aba-aba ia merampas pulpen biru dari genggaman adik kelasnya agar ia menyadari keberadan Aril.

"Ehh... Pulpennya..." mata Ranya terbelalak melihat orang yang telah merampas pulpen kesayangannya.

"Kalau ada orang yang mau ngomong itu di dengerin!" perintah Aril.

Seketika Ranya bangun dari duduknya dan merangkul kasar leher sahabatnya dengan tatapan maut.

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang