Happy Reading guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.
.'Untuk mengawali perbicangan, kita harus mencari masalah kecil untuk diperdebatkan nanti. Namun itulah yang membuat kita semakin dekat.'
~ARIL~
"Dimana, sih, cewek songong itu? Udah jam segini belum dateng!" gerutu cowok tinggi tampan berdiri di ambang gerbang.
Belum lama cowok itu memaki dirinya sendiri. Akhirnya orang yang ia tunggu dari se-jam yang lalu datang dengan menyungging senyum pepsodent.
Cewek itu berlari ke arah senior yang memandangnya dengan tatapan suram.
"Maaf, maaf. Tadi aku_"
"Nanti aja jelasinnya! Sekarang ayo masuk, apelnya udah selesai dari tadi," gerutu Aril kesal.
Sungguh Ranya ingin memaki dirinya sendiri dalam hati. Seandainya seniornya ini tahu bagaimana perjuanggannya melalui berbagai hambatan untuk sampai kesini, mulai dari berdebat dengan Prince yang tidak mau ditinggal olehnya, ditambah ia sempat tersesat gara-gara Google Map sialan.
Kini Ranya hanya diam sembari mengikuti langkah seniornya menyusuri lorong yang berujung pada lapangan yang panjang dan luas, lapangan itu dikeliling kelas-kelas yang berjajar sama rata.
Suasannya menjadi hangat saat ada berapa guru dan muridnya yang menyambut kedua orang ini.
Sungguh fenomena yang langkah saat ia melihat Aril tersenyum pada setiap orang disini tidak seperti saat di sekolah yang selalu cuek dan tidak mau tahu.
Seandainya Ranya bisa mengajak Fara dan Sara mesti mereka akan pingsan melihat senyum manis Aril, tanpa sadar Ranya memandang Aril dengan cengesan.
"Hei ngelamunin apaan?! Sana perkenalan dulu!" perintah cowok yang berdiri di sampingnya.
"Lah? Kakak aja yang duluan."
"Gue itu alumni sini. Udah biasa kesini, jadi udah pada kenal sama gue. Udah sana!"
Perkenalan memang menyenangkan terlebih lagi pada orang yang berbeda usianya dengan Ranya.
Namun satu hal yang membuatnya heran, yaitu pertanyaan yang diajukan padanya itu sedikit membuatnya terkejut. Bagaimana bisa bocah kelas VII menyakan tentang apa berhubungan antara dirinya dengan seniornya.
Hal itu membuat Ranya menepuk jidatnya sembari mengingat perbuatan Rangga yang tidak jauh berbeda dengan adik-adiknya ini.
Setelah Apel akan dilanjutkan agenda perlombaan, salah satunya adalah lomba mendirikan tenda (Tapak Tenda) dimana setiap regu akan diberikan satu tenda dengan waktu pengerjaan atau pendirian 2 jam.
Bukan pasak melainkan paku untuk menguatkan pondasi dari setiap tenda yang berdiri di kalving lapangan ini dan Ranya ditugaskan untuk menjadi tim penilai bersama dua alumni yaitu Belief dan Antika.
Selain tempat untuk bermalam dan berbagi kebersamaan antara satu dengan yang lainnya, tenda yang dibangun peserta juga akan dinilai sesuai ketentuan oleh ketiga orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANARIL ||✔️
Fiksi Remaja[⚠!️WARNING!⚠️] [CERITA MENGANDUNG UNSUR CANDU DAN BIKIN KAKU, AWAS ENTAR BAPER![ [MENURUT IMAJINASI AUTHOR, BUKAN "MENURUT ATURAN KELUARGA," KALAU ITU NAMANYA DWISATYA.] [MAAF BILA ADA KESALAHAN DALAM KEPENULISAN, MAKLUM LAH KARYA PERTAMA😆😆] Aril...