13. Say Sory

59 8 1
                                    

Happy Reading guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.

'Meminta maaf dan mengakui kesalahan memang tidak mudah karena dibutuhkan kerendahan hati untuk mengucapkannya.'

~RAN~

Duar... Ciutt... Duarr...

Gemerlap cahaya dan gemuru suara kembang api menghiasi proses menyalanya api unggun sebagai pelengkap perkemahan tahun ini.

Namun kali ini Ranya tidak bisa menjadi orang yang mengawali jalannya apel Api Unggun, karena luka di telapak kakinya yang belum sepenuhnya sembuh dan sekarang posisinya di gantikan oleh pradana tercinta yaitu Eko.

Kebersamaan semakin terasa saat semua peserta berjajar mengelilingi api unggun yang menyala-nyala di langit malam.

Memang jiwa dan raga Ranya berada di tempat yang seharusnya, namun tidak untuk hatinya. Ia terus saja memikirkan tentang apa yang sudah ia katakan pada seniornya itu sedikit keterlaluan dan seharusnya ia tidak terbawa emosi yang berujung pelampiasan pada orang lain. Terlebih lagi, ia tidak melihat Aril selama prosesi apel Api Unggun berjalan.

"Ran, luka lo gimana?" tanya Anis sembari melihat kaki Ranya.

"Ya, lumayan bisa buat jalan,"

Tiba-tiba Fara datang dan memeluk Ranga dengan erat,

"Huhuhu... Aku kira kakak kenapa-kenapa," rengek Fara.

"Udah jangan sedih gitu donk, Fara!" gerutu Ranya.

"Btw, lo udah ngucapin makasih belum sama Tirani, hah?" goda Anis.

"Kak Aril? Kenapa harus bilang makasih sama dia?" sinis Ranya.

Anis memukul kepala Ranya, "Lo nggak amnesia, kan?!"

"Nggaklah." protes Ranya sembari mengelus kepalanya yang mulai pusing lagi.

"Ran! yang tadi bantu lo biar bisa selamat kayak gini itu, K.A.K A.R.I.L!" pekik Anis geram.

Seketika Ranya terdiam setelah mendengar ucapan sahabatnya ini. Ia tidak menyangka bila Aril adalah orang yang yang menolongnya sampai sejauh ini.

"Serius?!" pemastian Ranya.

"It's true, dua rius malah." ujar Anis.

Fara melepas pelukkannya, "Benar itu kak, tadi aku juga nggak nyangka kalau kak Aril masih kuat gendong kakak, padahal pundaknya sendiri terluka dan sapu tangan yang balut kaki kakak itu milik Kak Aril, dia bahkan nggak mau ninggalin kakak sendirian posko." jelas Fara.

"Gimana pundak dia bisa ada luka? Perasaan tadi nggak ada, deh." tanya Ranya mencoba mengingat segalanya.

"Menurut yang gue dengar sih, kak Aril sempat di hadang sama preman, terus dia ngelawan mereka sendirian. Gitu yang gue dengar, mungkin itu penyebab luka di pundak dia," ujar Anis.

"Yang penting kakak udah bilang makasih kan sama kak Aril?" tanya Fara.

Tidak tahu apa yang harus di katakan oleh Ranya, ia merasa sangat bersalah atas apa yang ia katakan pada seniornya itu.

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang