3. My Family

190 34 9
                                    

Happy Reading Guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.
.

'Bukan keluarga Cemara, tapi my family dimana hanya ada satu prinsip, bahagia itu sederhana.'
~RAN~

Seperti biasa saat pulang, Ranya selalu di sambut oleh tanamam di depan rumahnya yang luasnya minta tonjok, canda bestiee.

Setelah itu ia akan memarkirkan motornya di bagasi dan berjalan menuju pintu utama.

Meskipun Ranya adalah putri orang kaya dan rumahnya yang bisa di bilang mega. Namun ia tak ingin dirinya berlarut dalam kemewahan.

Sebelum membuka pintu Ranya menghirup napas panjang, membaca doa dan memasang kuda-kuda, karena ia tahu jika ada sesuatu di balik pintu rumahnya ini.

Klak.

"Selamat datang nona!" sapa para pelayan dengan serentak, sampai membuat Ranya terkejut untuk ke sekian kalinya.

"Astaghfirllah," titah nya disambut senyum tak berdosa dari para pelayannya. 'Halal nggak bunuh ART kayak gini?' batin Ranya penasaran.

Inilah kehidupan Ranya yang baru, karena selama ini ia tinggal bersama tante yang ganasnya minta ampun.
Jadi ia membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan perlakuan istimewa ini.

"Wah, anak Ibu sudah pulang, tumben nggak ngucapin salam?" suara yang khas dan selalu Ranya rindukan selama empat tahun terakhir ini.

Sosok yang sangat berharga lebih dari segalanya bagi Ranya. Dengan senyuman dan kelembutannya dapat menaklukkan hati seseorang yang keras kepala yang kini menjadi suaminya. Benar, itu suara Mayang Sari yang tidak lain adalah ibu dari Ranya.

"Assalamu'alaikum, Ibu." salam Ranya lalu meraih tangan Mayang lalu menciumnya.

"Wa'alaikum salam, gimana sekolahnya, lancar?" tutur Mayang sembari berjalan masuk bersama putrinya.

"Alhamdulillah, bu. Lancar, Ranya juga udah dapat teman banyak," jelas Ranya bersemangat.

Mayang yang melihat senyum bahagia dari Ranya membuatnya terharu, sekaligus teringat saat ia meninggalkan Ranya pada saudaranya.

Itu adalah salah satu kesalahan terbesar yang pernah ia perbuat dan sampai sekarang masih di ingat dalam memori kelamnya.

Ranya yang mengetahui setetes air yang keluar dari pelipis Mayang, dengan sigap tangannya mengusap lembut air mata di pipi ibunya, "Ibu kenapa nangis? Apa Ranya buat salah, bu? Maaf, kalau Ranya pulang telat tadi habis_" tangan Mayang menghentikan ucapan Ranya.

"Udah, ibu tahu kok. Yang semangat, ya!" lirih Mayang mencoba menahan air matanya agar tidak keluar.

Ranya yang tidak tahu apa yang tengah di pikirkan oleh ibu nya pun hanya membalas senyum lebar pada Mayang.

Suara langkah kaki kecil mengarah pada Mayang dan Ranya. "Kakak!" panggilnya.

Ranya merasa ada yang memanggil serta memeluknya dari belakang, ia memutar badannya dan melihat ada sosok tampan berparas manis yang sedang memeluknya, "Rangga?" kejut Ranya.

Ranya langsung membalas pelukan hangat dari Rangga, sampai rasanya ia tak mau melepasnya.

Yups, Fajar Rangga Ardiansyah adalah adik terkecilnya Ranya. Sejak kelas tujuh SMP, Ranya tidak pernah melihat Rangga lagi.

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang