28. Anang Arya Ardiansyah

26 7 0
                                    

Happy Reading guys🤗🤗💙
.
.
.
.
.
.

'Sering kali kakak beradik berbuat jahil dan merepotkan. Namun, itulah cara mereka menunjukkan rasa kasih sanyangnya.'
~ANANG~

Perjalanan yang panjang menyisahkan rasa penat disekujur tubuh. Setelah seharian di sibukkan dengan ujian dan kelakukan resek dari teman-temannya, ingin rasanya Ranya membanting tubuhnya di kasur yang empuk.

Namun sebelum itu terjadi, ia harus melakukan hal wajibun yaitu shalat maghrib di dalam kamarnya sebagaimana biasanya.

Selang beberapa waktu saat ia baru melakukan takbiratul ikhram, tiba-tiba Rangga menggedor pintu kamarnya seperti hendak menggerbek penjahat.

"KAKAK KELUAR! Ada seseorang yang ingin ketemu sama lo!" teriak Rangga, sembari menggedor pintu.

Awalnya Ranya masih tidak mengiraukan hal itu, tapi lama kelamaan ia semakin emosi dengan Rangga yang menggedor pintu lebih keras.

'Sabar ... Tinggal rakaat terakhir, setelah ini salam dan aku akan menghajar bocah tengik itu! Ingat shalat nggak boleh ngomong ntar batal ...' batin Ranya mulai terusik.

"KAKAK!!"

"APAAN WOY?! BISA NGGAK, KALAU NGGAK PAKEK TERIAK-TERIAK! GANGGU ORANG SHOLAT AJA!" pekik Ranya sebelum mengucapkan salam..

Skak. Kali ini Ranya harus mengulang dari awal karena batal di penghujung jalan.

'Astagfirullah.'

"Ohh ... Lagi sholat, ya? Sorry gue nggak tau,"

Sebelum Rangga melangkahkan kaki, tiba-tiba pintu di hadapannya terbuka dan berdirilah malaikat maut berjubah putih di depan mukanya.

"LO!"

"Eh?!"

SRINGG ... BLUPM!

Ketika langkah kaki Rangga mulai menuruni tangga, dari bawah Mayang dan Arya dapat melihat putranya turun mengenakan mukena dengan wajah bulepotan selayaknya emak-emak arisan.

"Rangga?" kejut Mayang melihat penampilan anaknya, nyaris menjatuhkan sepiring tempe orek ke lantai.

"Ibu ... Lihat apa yang dilakukan kakak..." rengek Rangga melihat Mayang menahan tawanya.

"Pftt ... Maafin ibu," kata Mayang.

"Loh, kemana orang itu?" tanya Rangga clingak-clinguk mencari seseorang.

"Kakak mu dari dulu pintar dalam hal menyelinap." balas Arya, lalu melihat ke arah kamar putrinya.

⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️

Di sisi lain, kini Ranya telah selesai shalat dan segera membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk. Dengan merangkul guling biru, perlahan matanya terlelap karena rasa penat seharian penuh.

Namun sekali lagi ia merasakan hawa-hawa orang jahil yang hendak mengganggu waktu istirahannya. Sebagai antisipasi Ranya memasang kuda-kuda dibalik selimut dan bersiap menendang seseorang yang hendak mendekatinya.

RANARIL ||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang