~*~*~*~*~*~
'Kembali ku bukan untuk menuntut sebuah penjelasan. Karena bagiku, tidak ada yang tersisah dari mu.'
Keramaian serta keceriaan yang selama ini Ranya rindukan telah kembali. Yups, akhirnya Ranya kembali ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. SMA Bharata terasa sedikit sepi karena kelas 3 telah melaksanakan wisuda dan kehadiran mereka hukumnya mubah.
Semenjak pagi sampai sekarang, banyak orang yang memberi Ranya agas lekas sembuh. Ya, mayoritas hanya mengetahui jika Ranya, Aurel dan kematian Fara akibat penculikan, tapi itu hanya setengah kebenarannya.
Semua tampak baik-baik saja terkecuali Sara. Ia terlihat menghindar, bahkan wajahnya menjadi pucat tatkala melihat kehadiran Ranya.
Begitu pun Aurel yang selalu mentap sinis ke arah Sara. Hanya itu saja yang bisa ia lakukan, karena Ranya melarangnya mengumbar kebusukan Sara. Jujur, dalam lubuk hatinya, Ranya masih berharap Sara bisa berubah.
Ranya berjalan ke arah Sara yang duduk di kursi halaman.
"Hai, Sar, makan bareng yuk," ajak Ranya seperti biasanya.
"Makan sama lo? Huh, nggak sudi gue!" ketus Sara, lalu bangkit seraya menatap sinis Ranya serta Aurel.
Aurel sempat ingin maju dan memukul Sara, tapi Ranya menghalau tindakannya.
"Aku cuma mau ajak kamu makan siang, Sara. Apa itu salah?" tanya Ranya berusaha untik sabar.
"Emang salah, karena lo itu PELAKOR!!" tuduh Sara, sembari melempar bekal makan milik Ranya.
"SARAA!!" teriak Aurel dengan waja yang sudah memerah padam.
Seketika massa mulai berkumpul, sebagai akibat tuduhan yang di arahkan pada Ranya.
"Rell ..." relai Ranya.
Aurel menyadari sesuatu, ia memahai tatapan tenang itu. Tatapan itu bisa setajam katana bila diperlukan. Ya, Aurel pernah melihatnya.
"Jangan sok suci lo!" maki Sara membuat semua orang meragukan jati diri Ranya.
"Tapi_"
Plakk!!
Belum sempat mengatakan sesuatu, tangan Sara langsung leanding di pipi kiri Ranya.
"Gue tahu, selama ini lo pasti ngincer kak Aril, ngaku deh!" bentak Sara.
'Huh, baj*ngan kelas teri.' batin Ranya.
"Lo itu cewek nggak tahu diri, pura-pura diculik biar dapet banyak perhatian, kan?!" lanjut Sara, terus memojokkan Ranya.
Sejauh ini Ranya hanya diam. Diam mendengar segala tudingan tak bermakna itu. Sedangkan Aurel terus meraung, menahan diri demi Ranya. Entah mengapa hatinya terasa sakit ketika ada yang ingin menjatuhkan sahabatnya.
Sara mendekat lalu mencengkeram kra baju Ranya. Aurel dan Anis mencoba untuk melepas cengkeraman itu. Karena menyadari suatu keadaan, Sara sengaja melepaskan pegangan, jadi seakan-akan ia jatuh didorong Ranya, Aurel dan Anis.
Tak berselang lama, seseorang menarik tangan Ranya dan ...
Plakkk!!
Satu tamparan keras membuat tubuh Ranya terasungkur hingga keluar cairan merah lekat dari bibirnya.
⚜️⚜️⚜️⚜️
KAMU SEDANG MEMBACA
RANARIL ||✔️
Fiksi Remaja[⚠!️WARNING!⚠️] [CERITA MENGANDUNG UNSUR CANDU DAN BIKIN KAKU, AWAS ENTAR BAPER![ [MENURUT IMAJINASI AUTHOR, BUKAN "MENURUT ATURAN KELUARGA," KALAU ITU NAMANYA DWISATYA.] [MAAF BILA ADA KESALAHAN DALAM KEPENULISAN, MAKLUM LAH KARYA PERTAMA😆😆] Aril...