Episode 20 : Strip Club

308 27 0
                                    

Guys.
Ada perbaikan pada Episode 19 jadi kubagi 2  dan sebagian kutaruh sini. Akan tetapi lanjutannya juga di bagian ini juga kok. Jadi jangan di skip.
Oke selamat membaca.

***

Dita diam-diam mengikuti Sang Hyuk dari jauh sampai dia masuk ke dalam mobil. Dita menghapalkan nomor plat mobil itu, lalu membuka smartphone.

Mudah-mudahan masih ada saldo di dalam aplikasi taxi online milik Sun Woo. Dan iya ternyata masih. Dengan segera Dita memesannya.

Dita menunggu tak jauh dari pintu keluar apartemen. Dengan was-was dia mencari keberadaan taxi-nya. Untung saja selang tak berapa lama -taxi-nya muncul.

Taxi itu berhenti dan membuka kaca. Wajah sopirnya terlihat bingung.
"Pak Sun Woo?" Identitas di dalam aplikasi jelas sangat berbeda dengan yang dia lihat sekarang.

"Saya istrinya," aku Dita asal. "Tolong ikuti mobil sedan hitam di depan. Platnya adalah XXXX."

Sang sopir mengangguk. Dia menduga akan terlibat dalam suatu penggerebekan pelakoran.Semangatnya naik.

"Belok kiri pak." Sedan hitam Sang Hyuk memasuki daerah hitam wilayah Blok M. Terlihat plang bar, karaoke dan pijat di kanan kiri jalan.

Wah benar sepertinya suami si eneng ini suka jajan. Duga sang sopir, wajahnya senyum-senyum sendiri. Melihat wajah penumpangnya tampak serius dan marah saat menunjukkan jalan, dia kembali berkonsentrasi.

Akhirnya sedan hitam itu berhenti, Sang Hyuk keluar dari mobil dan memberikan kuncinya pada seseorang untuk diparkirkan.

"Terima kasih pak." ucap Dita singkat dengan segera turun dari taksi.

"Semangat neng labraknya!" teriak sang sopir. Matanya berbinar, menyayangkan tidak dapat melihat drama itu secara langsung.

Dita tidak memperdulikan perkataan sang sopir dan masuk ke dalam bar dengan hati-hati.

Tampak dari kejauhan Sang Hyuk naik ke lantai atas. Vibrasi suara musik terasa sampai lantai bawah.

Di lantai bawah bar tercium aroma asam rokok. Beberapa pengunjung duduk di bench-bench sofa bersandaran tinggi. Sehingga Dita hanya bisa melihat pucuk-pucuk rambut di kepala mereka.

Satu orang duduk di kursi tinggi bar. Percaya diri dengan rok pendek berbelahan tinggi. Bicara akrab dengan bartender.

"Saya baru melihat Anda." Seorang penjaga berkepala plontos tiba-tiba menghalangi Dita yang berniat menuju lantai atas.

"Saya ..." Dita berusaha merangkai suatu kalimat.

"Penari baru?" tukas sang penjaga.

Dita mengangguk tanpa tahu apa maksud sang penjaga. Tapi memang faktanya dia bisa menari.

Sudut bibir penjaga itu terangkat, matanya menjelajahi tubuh Dita.

Dita merasa tidak nyaman.

"Kalau penari, kau harus memakai tangga yang berbeda." Sang penjaga menaruh tangan di punggung Dita lalu menggiringnya.

"Lewat pintu ini." Dita melihat pintu yang berkamuflase dengan baik di belakang bar.

"Ok?" Jemari sang penjaga menyentuh dagu Dita. Lalu dengan reflek Dita menepisnya dengan kasar.

"Sok jual mahal." Dengan bibir menyungging kecewa, sang penjaga meninggalkan Dita.

Perlahan Dita membuka pintu kamuflase itu. Di dalamnya terdapat 2 orang wanita yang sedang memakai make up. Yang mencengangkan adalah apa yang mereka pakai sekarang. Sebuah thong yang hanya menutupi bagian depan kemaluannya. Lalu bra dengan manik-manik yang memendarkan cahaya, yang dengan jelas tidak menutupi seluruh bagian payudara mereka.

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang