Episode 41 : The First Day

121 16 0
                                    

Pengacara Kim terlihat duduk di depan sekat kaca dengan bahu yang lesu. Dia melirik ke sipir di seberang kaca yang berjaga di pintu masuk dan keluar. Kemudian ke sipir yang berjaga di belakangnya dan para napi berjumlah 2 kali lipat dari yang di depan. Tangannya terantai borgol dingin.

Punggungnya terasa gatal sekali. Kim dapat memperkirakan alas yang dia tiduri sudah tidak dicuci setelah sekian lama. Kim melipat tangannya ke belakang mencoba menggaruk punggungnya. Setelah menariknya dengan susah payah, titik pusat gatal tidak berhasil tergaruk.
Ah sial tidak sampai ...

Kim menengok ke sebelahnya meminta bantuan. "Psst ... Pak." Napi di sebelahnya yang sedang berbicara dengan kemungkinan anggota keluarganya berpura-pura tidak mendengar. Ah iya waktu. Kim memakluminya dalam hati. Mereka semua diberi waktu yang terbatas jadi sudah jelas mereka tidak akan menyi-nyiakannya.

"Aigoo ... Punggungku ..." Kim ingin sekali menggaruk punggungnya di sudut meja seperti seekor kucing, tetapi harga dirinya terlalu tinggi untuk melakukan itu.

Harapannya sekarang bergantung kepada para sipir yang wajahnya seperti menahan berak sepanjang waktu. "Pak sipir ... Psst ... Pemuda tampan yang berdiri di hadapanku ..."
Sipir itu tidak mengindahkannya.

Kim membayangkan, betapa mudahnya dunianya yang dulu. Semua orang bersedia membantunya. Tidak seperti sekarang.

Akhirnya Kim mendekati sang sipir. Sang sipir menatapnya aneh. "Tolong garukkan punggungku."

Sipir itu memutar matanya ke atas. Ya ampun ... Membuat gesture melingkar dengan jarinya menyuruh Kim berputar.

Kim tersenyum, berterima kasih kepada sang sipir.

Sang sipir mulai menggaruk di daerah dekat tulang belikat.

"Bawah lagi ..."

Dia menurunkan garukannya.

"Ke atas lagi sedikit."

Dia menggaruknya sedikit ke atas.

Lalu dari pintu di seberang kaca masuk orang yang telah ditunggu-tunggu. Sang Hyuk melihat Kim mengeluarkan ekspresi aneh. Terlihat sedang melakukan sesuatu dengan sipir di pojok ruangan.

"Ah iya ... Sebelah situ ..." Wajah Kim memperlihatkan kelegaan.

Sementara di ujung, Sang Hyuk mengernyit jijik. Dia lalu mengetuk sekat kaca dengan keras. Meminta sipir memberitahu Pengacara Kim bahwa dia telah datang.

"Kim Woon Bum!"

Pengacara Kim melihat ke sumber suara. Melihat sipir lainnya dan Sang Hyuk melihatnya dengan tatapan aneh. Dia berdehem keras. Berusaha bertingkah normal. Lalu duduk di kursi yang sudah disediakan. Mengangkat telfon.

Sang Hyuk juga duduk lalu mengangkat telfon.

"Apa yang paman lakukan?"

"Punggungku gatal! Aku tak bisa menggaruknya sendiri." Kim memperlihatkan borgol yang merantai 2 tangannya.

"Kamu juga. Mengapa aku yang menunggu kalau kau yang mau bicara
padaku?"

"Kau yang di penjara paman."

Kim menahan geram. Menghembuskan nafas panjang.
Tatapannya membuat Sang Hyuk ngeri.

"Iya iya. Ada telpon tadi paman. Jadi maafkan aku. Btw aku lihat yang lain tidak diborgol paman." Sang Hyuk mengalihkan pembicaraan.

"Ini sepertinya prosedur karena dugaanku pembunuhan berencana. AISH! Mereka bebal sekali." Kim kesal dengan keterbatasannya melakukan apapun sekarang.

"Oo..." Sang Hyuk merespon santai.

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang