Episode 23 : Funeral

240 31 2
                                    

"Aku pulang Bu ..." Jihoon menatap wajah kaku membeku Ibu Yeo Bin.
Semua terasa tak nyata baginya. Kedua telapak kakinya terasa tidak menapak pada lantai.

Kata dokter yang menangani, Ibu Yeo Bin meninggal tak lama setelah pedagang abalone membawa tubuhnya yang tak sadarkan diri ke rumah sakit.

Serangan jantung. Jihoon sudah mengira, tapi seharusnya tidak sekarang atau tidak sama sekali. Jihoon menggeleng. Kabut uap keluar dari nafasnya yang sesak.
Dinginnya ruang jenazah tidak mampu mengalihkannya dari rasa sakit.

"Ibu mau masak abalone untuk Jihoon? Pasti enak ya bu?" Tak ada respon dari bibir Ibu Yeo Bin yang pucat. "Dengan kimchi-" Jihoon tercekat.

Hangatnya pelukan terakhir sang Ibu di bandara kembali teringat.
"Ibu tunggu kamu di rumah ya ..."
Bibir Jihoon mulai bergetar. Kepalanya tertunduk.

"Berjanjilah untuk bahagia Jihoon. Ibu mohon carilah kebahagiaanmu." Jihoon jatuh terduduk di lantai yang dingin. Suara tangis yang memilukan mulai keluar dari bibirnya.

APA JIHOON BISA BAHAGIA TANPA IBU?! Hati Jihoon menjerit tapi yang keluar hanyalah lelehan airmata dan teriakan pedih.

Kyungsoo melihat dari balik pintu kaca. Pikirannya berusaha merasionalkan tindakan yang telah ia perbuat.

Kyungsoo membalik tubuhnya. Telapak tangannya mengepal, meremas ibu jari. Maaf Jihoon.

***

Mereka bertiga. Sang Hyuk, Dita dan Suci duduk di kursi makan. Di hadapan mereka adalah meja bulat dengan diameter yang tidak begitu besar, sekitar 2 meter.

Tadinya memang ada meja makan persegi panjang yang sangat panjang. Akan tetapi, Sang Hyuk memutuskan untuk menyingkirkannya. Tidak bagus untuk keakraban mereka, menurutnya.

Setelah 2 hari menginap di apartemen milik Sang Hyuk. Mereka pindah ke kediaman mendiang orangtua Sang Hyuk. Sang Hyuk sudah menghubungi kontraktor segera setelah dia mengetahui hasil tes DNA Suci.

Rumahnya yang horror tak terawat telah menjadi indah dan sangat layak huni.

Hari ini mereka makan malam untuk yang pertama kalinya di rumah itu. Interiornya bergaya Classic Modern. Sang Hyuk ingin suasana terasa hangat, seperti TV series yang biasa dia lihat di channel TV Amerika.

Dita memakai gaun merah pemberian Sang Hyuk lengkap dengan kalung mutiara putih. Potongan bahu yang agak rendah sedikit memperlihatkan belahan payudaranya. Permukaan bibirnya diberi gincu merah senada dengan pakaian.

Sedangkan Suci memakai gaun merah kecil dari satin, potongannya simpel dengan bawahan selutut, halus tanpa pola. Sang Hyuk memakai kemeja sutra berwarna putih. Dengan celana hitam Thaisilk. Sang Hyuk ingin terlihat seperti keluarga yang sempurna.

Bodyguard Sang Hyuk atau polisi, entah Dita tak tahu, menyeret sang ayah jauh dari dirinya. Terakhir dia melihat sang ayah berusaha memberontak dan memanggil-manggil namanya.

Melihat Suci tak sadarkan diri di pelukan Sang Hyuk membuat Dita tak punya pilihan kecuali menuruti kemauan Sang Hyuk.

Dita juga belum tahu kabar Sun Woo. Dia hanya bisa berdoa untuk mereka berdua saat ini.

Rasa takut Dita sudah berangsur memudar tergantikan dengan rasa waspada. Sejauh ini Sang Hyuk belum menyakiti dirinya. Entah sampai kapan.

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang