Episode 12 : The Dining Room

291 33 1
                                    

Bel rumah Kyung Soo berbunyi. Kyung Soo tahu siapa yang datang, akan tetapi pandangan matanya masih tertuju pada laptop di depan matanya. Kyung Soo masih mengamati sekiranya presentasi yang dia buat masih kurang atau dirasakan ada yang kurang tepat.

Bel rumah Kyung Soo berbunyi sampai 3 kali lagi disertai teriakan "Kyung Soo keluarlah! Kau mau aku menunggu sampai kering disini? Disini panas sekali!"

Suara Hyuk membuat akhirnya Kyung Soo bergerak lambat-lambat menuju pintu. Suci yang tadi sedang membaca novel Harry Potter and The Prisoner of Akzaban versi Inggris di atas armchair langsung terlonjak, meletakkan bukunya dan terdiam.

Membuka pintu tercium Sang Hyuk yang agak bau matahari. "Hah ... Panas ..." Sang Hyuk membuka jasnya.

"Salah sendiri kenapa pakai jas?" ujar Kyung Soo datar sambil berjalan menuju laptop di atas meja island.

Melepas sepatu dan berjalan masuk Sang Hyuk melihat Suci dengan tatapan takut seperti saat pertama mereka bertemu.
"Bunga masih di sini Kyung Soo? Orangtuanya tidak mengambil?" tanya Sang Hyuk sembari mendekati Kyung Soo yang matanya sudah terpaku pada laptop.

"Bagaimana?" kata Kyung Soo menunjukkan presentasinya. Tidak mengindahkan pertanyaan Sang Hyuk sebelumnya.

Sang Hyuk men-scroll slide demi slide. "Bagus. Jauh lebih baik dari yang sebelumnya." Sang Hyuk tersenyum lebar. Saat memalingkan wajahnya ke arah Kyung Soo, Sang Hyuk mendapati Kyung Soo memandangi Hyuk terus.

"Kyung Soo aku tahu aku tampan. Tapi kau bukan seleraku," kata Hyuk narsis.

"Bukan. Aku cuma berpikir kau lebih bagus dengan jenggot," kata Kyung Soo datar. Matanya memincing.

Dahi Sang Hyuk berkerut heran. "Tidak pernah dalam hidupku mendengar kau mementingkan soal penampilan, Kyung Soo."

"Itu hanya pendapatku." Kyung Soo menaikkan bahunya.

"Seperti orang Arab?" Sang Hyuk tersenyum dan tertawa kecil.

"Tidak tipis saja." Kyung Soo menggeleng.

"Wah aku kagum dengan perubahan sobatku ini." Sang Hyuk melipat tangannya di dada, kursi bar berputar menghadap Kyung Soo. "Belum lama tinggal di Jakarta sudah mengamati perkembangan trend."

Kyung Soo memberi senyuman kecil seakan-akan terketuk dengan pujian Sang Hyuk. Kemudian berpaling ke arah laptop.

"Biasanya kata-kata orang sepertimu adalah kejujuran." Sang Hyuk menggerak-gerakan jari telunjuknya. "Baiklah akan kupertimbangkan."

"Ini bisa dikirim ke emailku." Sang Hyuk men-scroll slide demi slide presentasi Kyung Soo kembali. "Sudah mendekati sempurna," katanya sambil tersenyum.

"I know you won't ever be satisfied." Bibir Kyung Soo menyungging.

"You know me." Sang Hyuk membuka kedua belah tangannya. "Tapi aku ingin menawarkanmu sesuatu." Wajah Sang Hyuk berubah serius.

Mata Kyung Soo menyipit berusaha fokus mendengar apa yang akan Sang Hyuk ucapkan.

"Aku ingin kau membuat ini juga untuk trainee."

Kyung Soo melipat tangannya di dada. Sekarang kursi barnya yang berputar menghadap Sang Hyuk.

"Kau tahu pendekatanku adalah bisnis dan management perusahaan. Kalau trainee ..." Kyung Soo menghela nafas. "Motivasi mereka berbeda, Sang Hyuk."

Sang Hyuk mengkerucutkan bibirnya dan menghembuskan nafas. "Aku ingin kau mencoba tantangan Kyung Soo. Kau kan juga mempelajari psikologi mereka untuk marketing. Kau bisa tentu saja. Hanya ada garis dalam dirimu yang entah kenapa tak mau kau lewati."

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang