Episode 18 : The Video

289 25 12
                                    

So look me in the eyes, tell me what you see
Perfect paradise, tearing at the seams
I wish I could escape,I don't wanna fake it
Wish I could erase it, make your heart believe

But I'm a bad liar, bad liar
Now you know
Now you know
That I'm a bad liar, bad liar
Now you know, you're free to go

Bad Liar
(Imagine Dragon)

***

Jihoon memandangi tumpukan daun yang mengering di hadapannya. Guguran daun di taman tengah kota itu mengingatkannya pada Seoul.

Apa yang sedang ibu kerjakan sekarang?

Baru beberapa hari berpisah, dia sudah merindukan sang ibu.

"Jihoon."

Netranya menangkap sosok yang sudah sekian tahun dia tidak lihat.
Sosok berkacamata yang sangat familiar. Teman masa kecil sampai ia beranjak dewasa, kemudian kejadian di Bali terjadi.

"Kyungsoo." Jihoon tersenyum getir.

Kyungsoo kemudian duduk di samping kawannya itu di sebuah kursi taman kayu berangka besi. Hati mereka berdua sedang berkecambuk. Tidak tahu bagaimana harus memulai.

"Bagaimana kabarmu Jihoon?" akhirnya Kyungsoo memulai.

Jihoon menghela nafas. "Aku tak tahu harus menjawab apa," balas Jihoon.

Kyungsoo mengerling ke arah Jihoon lalu berpaling ke arah lain. Kyungsoo terbiasa dengan kesunyian. Akan tetapi kesunyian di antara mereka tidak akan membawa hal baik.

"Ayah tidak mengetahui hal ini."

Jihoon menelpon ayah Kyungsoo untuk berkomunikasi dengannya. Ternyata Jihoon masih menyimpan nomor sang ayah.

"Kau tahu aku bukan pengadu," ucap Jihoon.

Kyungsoo memandangi putaran angin yang membawa daun-daun kering di tengah lapangan. Langit sudah mulai mendung. Akan tetapi Kyungsoo malah memilih untuk bertemu di taman terbuka ini.

"Aku bertemu Dita disini."

Jihoon langsung menoleh. Memandang wajah Kyungsoo, terkejut.

"Dia lari ... Dia takut padaku." Kyungsoo menaruh telapak tangan di dahinya. Malu. Seperti puluhan pasang mata menatap wajahnya. "Aku memang monster."

"Kita berdua monster," timpal Jihoon.Mata menatap lurus ke depan. Sudah ribuan kali dia mengucapkan kata itu pada dirinya.

Delapan tahun. Dosa itu menghantui Kyungsoo. Akan tetapi tidak ada yang memaki atau menghajar. Kata 'monster' baginya adalah sedikit pengampunan. Dia pantas mendapatkannya.

"Bagaimana kabar Suci?" tanya Jihoon. Kedua matanya memperlihatkan kekhawatiran, memandang Kyungsoo.

"Baik. Dia anak yang pintar." Kyungsoo tersenyum.

"Aku bersyukur kau yang menemukannya."

Kyungsoo menunduk. Jika bukan takdir, entah itu apa. Sepertinya semesta ingin dia membayar apa yang telah dia lakukan.

"Aku ingin kau menyembunyikan Suci dari Sang Hyuk untuk sementara waktu," pinta Jihoon tiba-tiba.

Kyungsoo menoleh.

"Sang Hyuk sudah mengetahui alamat kami bertiga. Sepertinya dia juga sudah memata-matai kami."

Terdiam. Kyungsoo menahan diri untuk jujur.

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang