Episode 31 : The Plan

138 21 0
                                    

Dita menggeleng. "Tidak."

"Ti ... aku jujur Unnie." Gi Thuy beranjak berdiri dari posisi duduknya di lantai. "Apa yang harus kubuk—"

"Jangan ... ikut ... campur ..." Dita berkata dengan tegas. Ada kemarahan di matanya yang berkaca-kaca.

Dari kejauhan Dita dapat melihat Ara, Choon He dan Byeol. Saat mereka mendekat, sangat terasa suasana canggung di antara mereka. Dita yakin bahwa mereka telah mendapat kabar berita tentang status Dita.
Dita belum mendapat kepercayaan Pretty Please dan sekarang situasi semakin sulit lagi.

Dita mempersilahkan mereka bertiga masuk. Byeol terlihat seperti tidak menganggap Dita ada. Ara ... seperti ada emosi di matanya. Setelah diperlakukan seperti itu oleh Sang Hyuk, sepertinya 'rasa' itu masih ada. Dan Choon He ... Dita tidak bisa menebak.

Secara tak terduga Gi Thuy menggandeng Dita masuk, tidak hanya Dita yang terkejut. Akan tetapi Ara juga, matanya ikut membesar. Walaupun dia sudah memiliki mata besar yang cantik.

Dita sempat terdiam saat semua mata member Pretty Please tertuju padanya.

"Jadi apa agenda kita sekarang Dita unnie?" Gi Thuy memecah kesunyian dengan kata-katanya yang ramah.

"Kita ..." Dita mengecek ranselnya dan menyadari kalau itu tidak ada di punggungnya. Padahal di dalamnya ada print jadwal recording dan bagian-bagian lagi untuk para member. Dita menoleh ke belakang dengan panik lalu ke arah pintu. Tak mungkin aku kembali ke toilet. Mereka masih ada disana. Dan Dita ingat kalau dia menaruh tasnya di meja wastafel.

"Dita Unnie!" Gi Thuy memanggil. "Mencari ini?" Gi Thuy menyerahkan sebuah ransel hitam ke Dita.

Jantung Dita yang sempat berhenti sekarang mulai berdetak kembali. Dita sungguh merasa lega.

Gi Thuy telah menyelamatkannya dua kali. Dita telah berhutang budi padanya.

"Ah ... Terima kasih banyak," jawab Dita sambil tersenyum. Emosinya benar-benar telah menguap.

Gi Thuy balas tersenyum.

Dita mengeluarkan map bening berisi kertas jadwal dan lagu lalu membagikannya kepada para member.

"Ini ..." Choon He memulai sebuah kata.

"Jadwal recording dan beberapa lagu untuk kita coba."

"Seminggu?" tanya Choon He kembali.

"Betul."

"Aku saja belum pernah mendengar lagunya," protes Byeol

Entah kenapa mereka semua mulai terserap berkonsentrasi kepada musik . Tak terpikirkan mengenai berita apapun atau apa yang telah terjadi.

"Aku sudah membawa sampel musiknya," ucap Dita sambil membawa flash disk ke sebuah laptop yang telah dihubungkan ke stereo di ruangan itu. "Kita bisa mencobanya sekarang."

Pretty Please terdiam penasaran dengan calon-calon lagu mereka. Mereka memandang laptop yang dinyalakan dengan khidmat.

Bagaimana pun debut dan comeback adalah impian mereka. Dan secara otomatis pikiran dan tubuh mereka bersikap serius.

"Aku merasa ..." Byeol memandang Choon He lama. Seakan mereka berdua sedang melakukan telepati.

"Lagu kedua," ucap Choon He tanpa basa basi.

Byeol tersenyum. Mereka memiliki pikiran yang sama.

Ara memiringkan kepalanya. Merasa asing dengan melodi lagu tersebut.
"Aku tak mengerti ... Ini di luar ..."

Mistake in Love (Sudah Terbit. Pemesanan lihat halaman terakhir.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang