chapter 9

10.7K 807 18
                                    

sempet gak ngeh klo chapter 8 ke post ulang,, padahal mau update chapter 9.

Update ya

Klo typo harap maklum

Happy reading ❤️❤️

Sudah berhari-hari Maria dirawat oleh Azizah dan lukanya semakin mengering setiap harinya berkat obat herbal yang diberika oleh dokter.
Maria tidak keluar kamarnya selama ia sakit, menurut Maria kamar yang ditempatinya terlalu besar, sangat besar malah, entah ia berada dimana. Seingat Maria rumah-rumah yang ia lewati tidaklah terlalu besar apa itu hanya tipuan mata.

Dan kamar ini pun tidak bisa dibilang sederhana ini super mewah , tapi sayang Maria tak bisa melihat keluar jendela , entah kenapa jendala kamar ini berada diatas dekat dengan langit-langit kamarnya , bila disiang hari cahaya masuk dari jendela-jendela kecil yang mengelilingi kamar itu. Maria tak tahu dunia luar atau dunia luar jendela ini dan pintu kamarnya dijaga pria berseragam, ia ingat saat ia akan keluar kamar tapi di cegah penjaga dan Maria disuruh masuk kembali kekamarnya, Dimana ia berada.

Pintu kamar Maria diketuk dan masuk seorang pria yang Maria ingat pernah masuk kekamarnya saat ia siuman.

“ bagaimana keadaanmu” tanya pria itu dalam bahasa Inggris

“ Saya .. saya baik” gugup Maria karna ia hanya berdua dengan pria itu dan suara pria itu sangat dalam membuatnya merasa terintimidasi.

“ duduklah “ ucapnya karna Maria berdiri mematung.

Maria duduk dikursi mewah berwarna merah, tapi pria itu tidak mengikutinya duduk ia tatap berdiri dengan tangan tersilang dibelakang punggungnya, mengamati pergerakan Maria

“ dimana aku sir” tanya Maria memberanikan diri.

“ Ditempatku” jawabnya tapi bukan itu yang Maria ingin dengar

“ apa kau ingat kejadian di toko itu” tanya pria itu “ apa yang kau lakukan ditoko itu”

“ aku sedang berjalan-jalan dan melihat toko lentera itu sangat cantik lalu aku memasukinya” jawab Maria

“ kau kenal dengan pria yang membawa pisau” tanya pria itu lagi

Maria menggeleng “ tidak aku tak mengenalnya”

“ Mengapa kau menghalangi pria itu” tanyanya.

“ entahlah itu hanya tindakan spontan saja sir, lagi pula bila kau melihat seseorang akan melukai orang lain apa kau akan diam saja, apa hatimu tidak tergerak untuk menolong” ucap Maria

“ dengan membahayakan diri sendiri” alis pria itu terangkat sebelah

“ sebenarnya tidak dimaksudkan seperti itu” tapi sebelum Maria meneruskan ucapannya ia sela pria itu

“ dimaksudkan seperti apa ?” sela pria itu.

“ Aku hendak mendorong pria berbaju putih itu agar ia tak terkena tusukan , tapi pria itu terlalu besar dan berat, jadi tubuhku tidak bisa mengelak tapi malah aku yang tertusuk, aku mendengar ia baik-baik saja dari Azizah, aku bersyukur ia baik-baik saja dan akupun selamat” jelas maria

“ apa kau ingat siapa yang kau tolong” tanya pria itu

“ tidak aku tak ingat karna aku tak memperhatikan wajahnya” jawab Maria “ apa kau polisi sir, bisakah anda mejolongku dengan menghubungi KBRI ” lanjutnya

“aku bukan polisi” Jawab pria itu

“ lalu kau siapa sir” tanya Maria

“ aku Omar Hamid bin Rashid, Sultan di Alhaya. Orang yang kau selamatkan” Maria terkesiap mendengar ucapan orang itu lalu ia berdiri dari duduknya

Lady for Sultan ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang