Chapter 28

13.3K 699 45
                                    

Update ya gaeeess




semoga kalian syukaaaaaa






Happy reading ❤️❤️❤️

Omar tak sabar mengabari Maria Tetang ini, ia terlalu bahagia saat ia memasuki ruang kerjanya.

Omar mengambil ponselnya lalu menghubungi langsung nomer Maria , Omar lupa jika disana pukul 1 dini hari , Omar menekan tombol hijau dan dijawab di deringan ke lima.

“ Hallo” suara serak Maria terdengar di ujung sana , jelas ia sedang tertidur

“ Maria , sayang” ucap Omar

“ Yang Mulia” kini suara Maria seperti terjaga “ apa terjadi sesuatu disana” terdengar kecemasan dalam nada suara Maria.

“ Tidak aku baik-baik saja, ada kabar gembira” ucap Omar

“ Apa itu? “ tanya Maria

“ kau bisa kembali, kau bebas dari semua tuduhan Maria, kita bersama kembali” ucap Omar tak sabar

Jerit senang terdengar disebrang sana “ kau dengar itu nak , kita bisa bertemu baba secepatnya” senang Maria “ lalu bagaimana aku kembali “

“ aku akan terbang saat ini juga, aku akan menjemputmu, tunggulah” ucap Omar

“ aku akan menunggumu , aku tak sabar menantimu Yang Mulia” jawab Maria

“ aku tutup telpon ini, sampai bertemu disana Maria, aku merindukanmu “ ucap Omar

“ akupun merindukanmu Yang Mulia” balas Maria lalu menutup teleponnya.

Maria turun kelantai bawah ia telah menyalakan semua lampu , dan ia mondar mandir di tengah ruangan,.ia terlalu bersemangat. Maria tak bisa tidur kembali padahal Omar akan sampai di Amerika mungkin sekitar 11 jam jika menggunakan pesawat jet dan 14 jam jika menggunakan pesawat komersial. Dan sekarang masih pukul 1 dini hari dan akan sampai pukul 12 siang.

Sesekali ia melihat kearah pintu seolah Omar akan datang saat itu juga. Ia sudah menunggu 6 bulan untuk melihat Omar, beberapa jam tanpa tidur kembali rasanya sepadan , pikir Maria.

Pukul 6 pagi saat jam alarm Mario berbunyi, ia akan kuliah pagi pukul 8 dan karna Maria memilih rumah yang jauh dari kampusnya , ia terpakasa harus bangun lebih pagi. Mario memutuskan untuk kembali kuliah spesialis bedah plastik, entah hal apa yang membuatnya mutuskan untuk mengabil lanjutan pendidikannya itu, saat ditanya Maria alasannya kenapa ia hanya bilang kerjanya lebih santai dan uangnya lebih besar dan yang paling utama ia akan tahu antara wanita yang fake dan yang real , konyol.

Mario menggaruk kepalanya lalu keluar kamarnya, ia melihat semua lampu menyala di lantai satu sebab ia memang tidur di lantai satu, ia melihat kakaknya tengah duduk di sofa ruang tengah , melamun.

“ kak ada apa, apa kakak gak tidur semalam” Mario melihat cekungan menggelayut di bawah mata Maria

“ Yang Mulia mau datang dek” Mario mengerutkan keningnya “ kapan Yang Mulia bilang mau kesini?” tanya Mario

“ Tadi jam 1 malem” jawab Maria

“ oh gooosh, dia masih di perjalanan kak, 11 jam paling cepat dan kakak nunggu disini dari jam 1 malem, mang kakak pikir Amerika Arab itu Cuma satu jam nyampe, iiiish pengen jitak kalo gak dosa” gemes Mario “ tidur dulu gih kak liat pucet gitu mukanya” pinta Mario

Maria hanya menggeleng “ gak bisa tiduuur dek” ucap Maria merengek

“ aku gak bisa ngampus kalo kakak kaya gini, aku gak bisa ninggalin kakak, badan kakak tu lemah saat ini karna kehamilan ini, aku tuh hawatir kak, pliiis dong jaga kesehatan kakak sama bayi dalam kandungan kakak” cecar Mario

Lady for Sultan ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang