Enjoy!
"Aku pengacara choi, bisa anda jelaskan bagaimana keadaannya?" tanya seungcheol kepada perawat si korban. Di ruangan ini juga ada ibu dari si korban.
"Kepala bagian belakangnya terkena pukulan beberapa kali sampai mengeluarkan darah tapi untung otaknya masih terlindungi tapi juga akan ada resiko sakit kepala yang amat sangat jika dia berpikir telalu keras. Badannya yang banyak bekas luka lebam dan pergelangan kaki kanannya yang membiru karena mungkin kakinya diiinjak oleh pelaku tapi untungnya tidak sampai patah hanya sedikit retak. " penjelasan dari sang perawat. Dan tidak lupa jeonghan mencatat apa yang dikatakan perawat itu.
"Baiklah aku mengerti" balas seungcheol.
"Bu maaf bisa anda ceritakan masalah yang mungkin sedang menimpa anak anda?" tanya seungcheol kepada ibu si korban.
"Aku benar-benar tidak tau, dia bukan anak yang suka bercerita jadi dia tidak menceritakan apapun tentang sekolahnya apalagi masalah yang ia hadapi" jawab si ibu dengan menangis. Jeonghan yang iba langsung menghampiri si ibu dengan mengusap-usap punggungnya.
"Apa anda tidak pernah bertanya kepada anakmu sendiri? Setidaknya jika dia tidak bercerita lebih dahulu anda yang harus bertanya" lanjut seungcheol.
"Aku tidak memiliki waktu yang banyak bersamanya. Aku bekerja sampai larut malam dan berangkat pagi saat dia juga berangkat sekolah"
"Tapi setidaknya awasi anakmu lewat ponsel" entah mengapa seungcheol menjadi geram.
"Maaf pengacara choi atur emosimu" potong jeonghan karena melihat si ibu yang semakin merasa bersalah dengan ucapan seungcheol.
"Dia seharusnya-" sebelum melanjutkan kalimatnya jeonghan membekap mulut seungcheol, entah keberanian darimana anak buah melakukan hal seperti itu kepada atasannya tapi jeonghan tidak suka dengan cara bicaranya seungcheol.
"Maaf pak biar aku yang mengurusnya" ucap jeonghan sembari melepas tangannya sedangkan seungcheol tentunya terkejut dengan tingkah jeonghan.
Setelah mendapat pernyataan dari ibu si korban. Seungcheol dan jeonghan pergi ke tempat kejadian.
"Yak! Apa kau memang anak yang pemberani?" tanya seungcheol.
"Ya" jawab jeonghan yakin.
"Wah kau memang cocok menjadi pengacara dengan kepercayaan dirimu"
"Tentu, aku hanya harus menunggu 1 tahun untuk tidak menjadi asisten pengacara lagi"
"Baiklah baiklah semoga berhasil"
Sampai di TKP, mereka melihat-lihat daerah sekitar dan cctv yang terpasang mengarah kemana.
"Apa kau sudah melihat cctvnya pada saat kejadian?" tanya seungcheol.
"Sudah, banyak berita yang membagikan video cctv itu"
"Pelaku benar-benar tidak terlihat karena pakaiannya yang sangat tertutup dan serba hitam, pencahayaan pun redup disini saat malam hari" lanjut jeonghan.
"Oke, kita cari sesuatu di sekitar sini mungkin saja dia meninggalkan sesuatu" balas seungcheol.
Setelah sekitar 30 menit disana mereka masih belum menemukan apa-apa. Tempat kejadian itu memang belum dibersihkan secara menyeluruh karena itu bukti satu-satunya yang harus dijaga sampai korban bangun.
"Jika memang tidak ada apapun, kita simpan pernyataan semua ini dulu sampai si korban bangun" ucap seungcheol.
"Sudah tidak ada apa-apa disini" itu jeonghan yang juga sudah lelah mencari sesuatu yang bisa dijadikan bukti.
KAMU SEDANG MEMBACA
START [SVT GS]
FanfictionAwal dari semester baru. Waktu yang dipenuhi dengan kegugupan, semangat dan awal yang baru. Ada satu hal yang penting untuk selalu dibawa kemanapun kita pergi yaitu kepercayaan diri. Pelaku pembunuhan dan penculikan yang tidak di ketahui identitasny...