Sudah seminggu sejak Putra dan Zahra kembali ke tubuh mereka masing-masing, sejak saat itu juga Wulan selalu muncul tiap hari di kamarku. Padahal sebelumnya dia tidak selalu ada disekitarku, atau mungkin karena aku saja yang baru bisa melihatnya?
Lagipula kenapa baru akhir-akhir ini aku bisa melihatnya? Padahal sudah sebulan lebih sejak dia pertama muncul membantuku.
Semakin lama bersamanya, semakin aku ingin bertanya kepadanya, besar rasa ingin tahuku terhadap Nawang Wulan. Walaupun begitu, sebenarnya Nawang Wulan bukanlah mahluk halus yang pertama hadir dalam kehidupanku. Aku tidak begitu ingat sekarang, tapi kalau tidak salah namanya adalah Ningsih.
Sebuah wanita halus yang hadir dalam hidupku di saat terendah yang pernah aku alami.
Ya, lima tahun yang lalu.
*****
5 tahun lalu,
23 November.Itu adalah sebuah hari yang normal-normal saja bagiku, setidaknya begitulah yang kupikir. Hari itulah adalah hari Senin, sepulang sekolah aku langsung menuju rumah. Saat itu aku masih dalam jenjang SMP kelas 8, kegiatanku lebih simpel daripada sekarang. Hanya sekolah, mengerjakan tugas, dan bermain. Itu saja. Betapa simpelnya hidup kala itu.
Seperti biasa, setelah mengerjakan tugas sepulang sekolah, aku diperbolehkan untuk bermain gim, masa itu adalah masanya dimana game GTA terbaru akan segera rilis, tetapi tetap saja San Andreas adalah gim yang sangat populer dan masih dimainkan oleh banyak orang, termasuk aku. Siapa sangka gim yang sudah ketinggalan zaman itu tetap membuatku asyik dan lupa akan waktu.
Tanpa sadar, suasana kamarku sudah sangat gelap, karena itu aku menyalakan lampu kamarku, sembari menekan saklar lampu, aku melihat Ayah seperti biasa baru kembali dari kantornya. Aku sadar bahwa wajahnya terlihat lebih senang dari biasanya, namun aku menghiraukannya dan melanjutkan kembali permainan.
Tak lama Ayah datang ke kamarku dan duduk di sebelahku.
"Yuk makan dulu, udah malem.." ujarnya.
"Hmm." Sahutku.
"Main apa sih? Serius banget..."
"Ya main game lah! Masa main gundu.."
"Coba sini Yayah pinjemm..."
"Ahh, jangan ah. Yayah gabisa main!"
"Masa sih?"
"Iya, udah ah yah! Yayah makan duluan aja nanti Rian nyusul!"
Aku tidak membentak, tapi aku sadar aku berbicara agak keras, karena itu aku merasa agak bersalah. Karena itu aku meliriknya. Ayah berjalan meninggalkanku, lalu berhenti di bibir pintu.
"Tapi nanti jangan lupa makan ya.." ujarnya.
Tetapi aku tidak membalas perkataannya.
Aku melanjutkan permainanku, lagi-lagi tanpa sadar berapa lama waktu yang sudah berlalu, lalu salah satu teman sekelasku, Jose, menelfonku, membuatku teringat bahwa waktunya sudah cukup malam. Aku mematikan PlayStation 2 milikku yang kudapat dari hadiah ullang tahunku itu, sembari mengangkat panggilan dari Jose. Dari suaranya sepertinya dia sedang terburu-buru akan sesuatu.
"Rian! Bantuin gua nyelesaiin Quantum Of Solace dong!!! Gua stuck di Miami!" Ujarnya.
"Eh? Yang PS3 atau PS2?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Dunia Nalar
ParanormalRian Chandra, seorang Mahasiswa yang sedang dalam masa kasmarannya, tiba-tiba terganggu dengan banyaknya kejadian aneh yang terjadi dan secara tidak sengaja berhubungan langsung dengan dirinya. Karena kejadian aneh itu mengganggu kehidupannya, ia ti...