Membohongi diri sendiri.

34 3 0
                                    

Setelah sebulan aku dituduh menjadi pelaku yang menyebarkan foto panas Helianti, tentunya aku tidak tahan dan mencari tahu siapakah mantannya itu. Karena itu aku sering kali menguntit Helianti, kadang memperhatikan rumahnya dari kejauhan. Untuk mendapatkan informasi siapakah mantannya yang dibicarakan oleh orang-orang, jika aku menemukan mantannya itu mungkin aku bisa mengembalikan nama baik ku. Karena awalnya sulit sekali bagiku untuk bersekolah tanpa berbicara dengan orang lain.

Sampai suatu ketika aku melihat sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya, di belakang rumahnya, ketika malam hari, Helianti sedang melakukan hal tidak senonoh menggunakan mulutnya dengan seseorang. Aku yakin tidak salah lihat, memang apa yang kulakukan menakutkan, tetapi tidak salah lagi bahwa Helianti memang sudah berbuat yang melanggar norma bersama mantannya.

Karena penasaran dengan orang itu, aku berkali-kali menunggu di daerah rumah Helianti, karena jika aku menunggu di dekat rumahnya akan dicurigai pastinya. Oleh karena itu aku menunggu di taman tak jauh dari rumahnya, kalau ia datang pasti melewati taman ini karena satu-satunya akses keluar masuk kompleks itu. Namun setelah setiap hari menunggu, aku sama sekali tidak melihatnya.

Hal itu membuatku berpikir, bahkan setelah sudah putus, Helianti masih melayani mantannya, atau malah sebenarnya memang mereka belum putus, dan aku berada ditengah-tengah hubungan mereka waktu itu. Membuatku semakin geram dan semakin semangat untuk bisa membuktikan kepada orang-orang di kelasku bahwa bukan aku yang menyebarkan foto itu.

Namun secara tiba-tiba, ada seseorang yang duduk di sebelahku, tanpa ada perkataan yang keluar, dia mengeluarkan rokoknya dan mulai merokok di sebelahku. Dia melihatku dan mengangkat bungkus rokoknya.

"Rokok mas?" Tanyanya.

"Ahh, engga.."


Setelah aku lihat-lihat, sepertinya orang ini adalah yang kucari. Ya jelas sekali, tubuhnya yang kurus dengan rambut yang agak keriting itu, sudah pasti ini adalah orang yang sama seperti kulihat waktu itu. Tetapi aku tidak langsung bertindak sesuai yang kuinginkan, karena dari tampangnya terlihat menakutkan, nyali ku langsung surut.

"Ah, mas kenal Helianti?" Tanganku.

"Eh? Helianti tau lah, dia adek gua!" Jawabnya dengan bangga.

Aku terkejut mendengar jawabannya.
"A-a-adik?"

"Hm? Oh iya, ya dia adik tiri sih. Ortu kita cerai dan ibunya sekarang nikah sama bapak gua.., ya gitu deh"

"O-ohhh, begitu..."


Saat itu aku sangat-sangat terkejut mendengar jawabannya, aku memang masih belum tau banyak hal dewasa, tetapi sama saja, karena pada saat itu aku mengira bahwa Helianti melakukan hal tidak senonoh dengan saudaranya sendiri.

"Mas sendiri, kenal Helianti dari mana? Temennya?"

"Ah, iya.., temen sekelasnya.."

"Waduh.., gawat dong.." ujarnya sembari menggaruk-garuk kepalanya.

"Eh? Maksudnya?"

"Ahhh, soal tadi jangan di ceritain ke teman-teman mas ya.., tolong banget, soalnya dia minta begitu.."

"Ke-kenapa?"

"Pokoknya jangan deh! Ah, gini deh. Buat tutup mulut, ini aku kirimin foto Helianti deh!"


Tentunya, foto yang dikirimkannya adalah foto yang sama seperti foto yang beredar di kelasku. Aku lalu berjanji untuk tidak mengatakannya, lalu orang itu langsung kembali ke rumah Helianti.

Memang butuh waktu lama sejak saat itu untukku memahami segalanya, tapi pada akhirnya aku paham. Pak Tommy sangat baik kepadaku, hingga ia menceritakan hal tersebut. Bahwa Helianti memang benar memiliki saudara tiri, ibunya sekarang menikah dengan orang lain. Siapakah orang lain itu? Aku sangat terkejut mendengarnya, bahwa ibu Helianti menikahi salah satu wakil kepala sekolah kami.

Dibalik Dunia NalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang