Sekarang kami berada di daerah Jakarta Utara, daerah dekat rumahku yang lama, masih berjalan menelusuri malam di sini, melewati pasar malam yang aku ingat dulu sering aku kunjungi bersama Ayah dan Ibuku. Lagi-lagi Lia memesan sebuah hotel untuk kami menginap, namun berbeda dari sebelumnya, sepertinya hotel yang satu ini bukan hotel umum.Setelah memasuki kamarnya, Lia langsung saja berbaring di atas kasur, namun sialnya, tidak ada sofa atau tempat lain untukku tidur, mungkin satu-satunya cara hanya tidur di lantai.
"Kenapa kita nginep di hotel lagi? Udah gitu kenapa hotelnya yang begini?" Keluhku.
"Ah? Kamu gasuka hotel murah kayak gini ya? Mau cari yang mewah dikit?" Tanya Lia.
"Bukan itu masalahnya.."
"Terus apa?"
"Kamu itu cewek loh, dan aku cowok.."
"Terus?"
"Ya-ya-ya, kita cuma berdua di sini, jadi.."
"Kamu takut aku ngapa-ngapain kamu?"
Yah, benar sih. Tapi sebenarnya malah aku takut dengan diriku sendiri..
"Tenang aja sih, aku ga ada minat begituan, lagian juga engga mungkin banget aku begituan sama kamu"
Lega sih dengernya, tapi kenapa rasanya aku sakit hati mendengarnya?
Aku lalu mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang kita beli di pasar malam tadi, untungnya Lia sudah menyiapkan banyak uang dengan cetakan lama, kalau tidak, mungkin kami tidak bisa membeli apapun. Kalau dipikir-pikir, dia cukup siap untuk perjalanan ini. Organisasinya pasti sudah menyiapkan ini dari jauh-jauh hari, karena sesuai kata Lia, yang terjadi kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, mungkin saja taruhannya sangat besar, oleh karena itu harus diperhatikan setiap detailnya.
Waktu semakin malam, tidak ada satupun dari kami yang tidur. Aku hanya duduk di atas kasur mencoba memikirkan siapa orang di balik semua ini, sepertinya memang pelaku yang mengubah realita ini sama dengan pelaku kasus penusukan itu. Bahwa faktanya dia mencoba membunuhku demi mencari Larisa, dan sekarang dia telah berhasil mengubah realita tanpa ada Larisa. Sebenarnya apa yang dia mau? Kenapa dia harus melenyapkan Larisa? Lalu apa yang dia akan lakukan berikutnya?
Kenapa dia harus melenyapkan Larisa di masa lalu? Kalau dia saja bisa menusukku di masa depan? Apa yang dia ingin ubah dengan melenyapkan Larisa di masa lalu? Apa ia ingin mengubah masa depan di mana aku berpacaran dengan Larisa? Kalau begitu ceritanya, mungkin ini adalah ulah dari Jaka, seseorang yang selama ini Larisa cari. Tetapi ada yang tidak masuk akal, jika dia ingin merebut Larisa, mengapa dia melenyapkan Larisa di masa lalu? Kalau begitu, bukannya yang dilenyapkan seharusnya adalah aku?
"Agar suasana jadi lebih tenang dan tidak canggung, bolehkah aku bertanya kepadamu?" Tanya Lia.
"Tanya apa?"
"Jika kamu memiliki anak, akan kamu beri nama siapa?"
"Pertanyaan yang mendalam sekali ya.."
"Tidak masalah kan?"
Aku terdiam memikirkan pertanyaan nya, karena ya agak mengejutkan sekali dia tanya hal seperti itu. Namun kalau dipikir-pikir, ada sih nama yang terinspirasi dari karakter anime yang ingin aku jadikan nama anak ku nanti.
"Kalau cowok maka Renton, Kalau cewek mungkin Lisa?"
"Hmm, begitu ya.." sahutnya sembari tertawa kecil.
"Ke-kenapa memangnya?"
"Gapapa kok, cuma penasaran aja.."
"Kalau begitu aku yang tanya sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Dunia Nalar
ParanormalRian Chandra, seorang Mahasiswa yang sedang dalam masa kasmarannya, tiba-tiba terganggu dengan banyaknya kejadian aneh yang terjadi dan secara tidak sengaja berhubungan langsung dengan dirinya. Karena kejadian aneh itu mengganggu kehidupannya, ia ti...