Tak seorangpun.

25 3 0
                                    

Setelah seminggu menjalani status berpacaran dengan wanita yang aku sukai, aku merasakan perbedaan yang jelas terasa. Ya, aku harus menjaga jarak dengan Helianti, karena sepertinya belum ada yang tahu soal hubungan kami, hanya Jose. Padahal aku ingin sekali berdekatan terus dengan Helianti.

Tapi ya sudahlah, untuk sekarang biarkan saja seperti ini. Lagipula kami memang tidak berniat untuk mencari perhatian.





Waktu itu, seingatku, aku sedang berganti pakaian di kelas, sehabis pelajaran olahraga. Guru olahraga kami membebaskan kami untuk melakukan apa saja setelah selesai latihan memutari lingkungan sekolah sebanyak lima kali, karena itu kebetulan aku adalah orang yang pertama yang bebas, dan aku menggunakan waktu bebas untuk berganti pakaian dan bermain gim di ponselku.

Setelah selesai berganti pakaian, aku tanpa sengaja melihat ponsel temanku berbunyi karena ada notifikasi masuk. Aku secara refleks melihat layar ponselnya yang menyala, tanpa kusangka di foto layar kuncinya terdapat foto Helianti.

Aku menghampiri meja di seberang dan memegang ponsel itu, kalau tidak salah ini adalah ponsel milik salah satu temanku di kelas, yaitu Daniel. Aku merasa agak geram karena foto pacarku di jadikan wallpaper oleh orang lain.






Kenapa?




Apa dia suka dengan Helianti?




Ya, memang wajar sih jika banyak yang suka padanya.






Tapi, wajar juga kan kalau aku cemburu?







"Lu ngapain liatin hp gua?" Tanya seseorang.

Ternyata orang itu adalah Daniel, sepertinya dia juga sudah selesai latihannya. Tak berselang lama ia datang menghampiriku, dan melihat diriku yang sedang memperhatikan foto layar kuncinya.

"Oh? Helianti? Pasti lu suka kan?" Godanya.

"Ah, em. Elu juga kan?" Balasku.

"Pasti lah! Apalagi fotonya yang megang-megang melon! Beuhhh! Mantap gila.."



Megang buah melon?


Emangnya dia ambasador melon?


Aku sama sekali engga paham.




"Ah, maksudnya?"

"Walah? Lu engga tau ya? Padahal hampir semua cowok kelas kita punya lohh, lu jarang ngobrol sih.." ujarnya sembari merebut ponselnya.

Dia lalu terlihat seperti membuka sesuatu di ponselnya, dan benar, dia memperlihatkan galerinya yang berisikan sebuah album dengan puluhan foto Helianti. Ya, salah satunya dengan pose memegang buah melon.

"Nih aku kirimin lewat Line aja, hati-hati pokoknya, jangan sampai nyebar!"

Sembari melihat foto-foto itu muncul satu persatu di ponselku, aku tak sanggup berkata apa-apa. Dadaku searasa sangat sesak, membuatku hanya terdiam.













Bodohnya diriku, dengan senang hati menerima semua foto itu dan menyimpannya ke memori ponselku. Serasa hancur hatiku, melihat semua foto-foto itu dimiliki oleh banyak anak laki-laki di kelasku. Beberapa kali aku bertanya-tanya, dari mana foto itu berasal. Jawabannya rata-rata sama, semua foto itu berasal dari teman dari temannya, ada yang berpendapat awalnya itu dari mantan Helianti yang beda sekolah. Bahkan aku baru tahu bahwa dirinya memiliki mantan.

Ternyata Helianti pernah memiliki pacar dan sepertinya sudah melakukan banyak hal yang sangat menyimpang. Sejak itu aku tidak pernah membalas pesan Helianti dengan semangat seperti dahulu, aku juga hanya membalas seperlunya saja. Di kelas pun aku tidak sering berbicara lagi.



Dibalik Dunia NalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang