"Bagaimana keadaannya?"
"Yah, baik dan buruk.."
"Seperti?"
"Baiknya, kita tahu realita terlihat perubahannya sejak 4 September, oleh karena itu aman untuk mengasumsikan perubahan itu dilakukan pada 3 sampai awal 4 September."
"Itu adalah hari sebelum kita kembali ke masa ini. Lalu buruknya?"
"Kita tidak tahu ke mana Andini, dan apa yang ia rubah.."
"Bukannya udah jelas? Dia mengubah masa depan supaya Larisa hilang.."
"Benar, tetapi dari akibat penyimpangan yang diamati di masa depan, ini memiliki skala yang besar. Artinya ketika Andini melakukan perubahannya, terdapat banyak saksi mata, tidak seperti yang ia lakukan pada Larisa pada tahun ini."
"Dasar Andini, tidak cukup mau membunuh orang, tapi juga mau ada penonton?"
"Dari yang kamu tahu tentang Andini, atau kejadian di masa depan, kira-kira akan pergi ke mana dia? Sebuah tempat yang memenuhi semua kriterianya.."
"Mana aku tahu, lagipula waktu itu aku sedang ada di perjalanan menuju Rumah Larisa yang...--- sebentar.."
"Kamu tahu sesuatu?"
Tunggu dulu, aku ingat. Saat di perjalanan, aku melihat sebuah Pom bensin yang telah meledak, namun kejadian itu hanya bisa dilihat oleh mata kanan ku, apakah itu tandanya apa yang aku lihat itu adalah pecahan dari kemungkinan masa depan?
"Saat di jalan, aku melihat sebuah ledakan di pom bensin, tetapi hanya aku yang bisa melihat, apa mungkin saja itu adalah tempat yang dituju Andini?"
"Tunggu dulu, bagaimana kamu bisa tahu hanya kamu yang bisa melihat?"
"Yah, soalnya aku harus menutup mata kiriku dulu. Dengan begitu baru bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat manusia biasa, teorinya sih begitu.."
"Begitu. Baiklah. Sepertinya kamu benar."
"Lalu apa yang kita lakukan? Apa rencananya?"
"Tentu saja, kita akan menghentikan Andini sebelum ia bisa meledakan pom bensin itu."
Tanpa berlama-lama, seperti sebelumnya aku menutup mataku untuk kembali ke masa depan, ke tanggal 3 September beberapa jam sebelum ledakan itu terjadi. Saat sampai di lokasi kejadian, kami di pandu oleh seseorang yang sangat serius, untuk masuk ke dalam sebuah mobil Van, di dalamnya juga ada orang lain yang terlihat serius layaknya intel.
Kami diperlihatkan rekaman kamera pengawas lalu lintas yang menunjukkan sebuah mobil SUV menabrak mobil hitam yang sepertinya mobil Kak Rey dari sebelah kiri. Akibat tabrakan tersebut membuat kecelakaan beruntun yang membuat mobil lain di sebelah kanan mobil Kak Rey hilang kendali dan masuk ke area Pom bensin dengan kecepatan tinggi. Tidak terlihat jelas apa yang dihantam, tetapi sekitar satu menit kemudian ledakan besar terjadi, yang tersisa hanyalah pemandangan yang sangat kacau penuh serpihan dan api bertebaran.
Nampaknya, setelah melihat rekaman itu, Lia terlihat sangat ketakutan serta bingung seperti ada sesuatu yang ia khawatirkan, lalu ia melihat diriku dengan ekspresi yang masih sama. Sepertinya aku mulai mengerti apa yang ia pikirkan, tidak salah lagi. Lia lalu memerintahkan krunya untuk meninggalkan kami berdua di dalam Van.
"Rian.." ujar Lia.
"Aku mengerti kok, aku kan yang harus melakukan itu?"
"Benar sekali. Keberadaan aku dan organisasi kami hanya sebagai bayangan pemandu saja, keberadaan kami tidak boleh sampai tercatat dalam sejarah. Oleh karena itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Dunia Nalar
ParanormalRian Chandra, seorang Mahasiswa yang sedang dalam masa kasmarannya, tiba-tiba terganggu dengan banyaknya kejadian aneh yang terjadi dan secara tidak sengaja berhubungan langsung dengan dirinya. Karena kejadian aneh itu mengganggu kehidupannya, ia ti...