Kesedihan

33 12 8
                                    

Hampir setengah bulan semenjak kepergian Angga, Sari tidak pernah berkumpul lagi dengan keluarga nya, atau pun sahabat-sahabat nya, dia hanya menyendiri dikamar, setelah sholat dia pergi ke rooftop yang ada di rumah nya, baik itu malam maupun siang.

Sari kalau makan cuma sedikit, hanya 2 sendok setelah itu dia pun masuk ke kamar atau pun pergi ke rooftop, tanpa berbicara satu kata pun.

Kedua orang tua Sari, Dilla, Daniel sudah frustasi untuk membujuk nya untuk berbicara, tapi itu semua sia-sia.

Pagi ini jam 08:00 Dilla pun pergi ke rumah Sari, kebetulan hari ini Dilla tidak ada jadwal di rumah sakit, sesampai nya di rumah Sari, Dilla melihat mama nya Sari yang sedang duduk di taman bunga rumah nya Sari dengan ekspresi wajah sedih.

Melihat ekspresi mama nya Sari, Dilla pun tidak tega, dia pun menghampiri nya.

"Assalamu'alaikum tante, good morning." Sapa Dilla sambil menyalami tangan mama nya Sari

"Wa'alaikumussalam, e buk dokter, morning, duduk sini dok." Jawab mamanya Sari menawarkan Dilla untuk duduk di samping nya

Dilla pun duduk di samping mamanya Sari.

"Tumben dokter kesini pagi-pagi, emang nya nggak ada jadwal di rumah sakit?" Tanya mamanya Sari

"Nggak ada tante, jadi dari pada bosan di rumah lebih baik aku kesini kan." Jawab Dilla

"Ooo iya de dok, dokter mau minum apa?"

"Tante jangan panggil aku dokter, panggil aku Dilla atau nak aja ya tante seperti dulu tante manggil aku, aku nggak enak aja di panggil dengan sebutan itu."

"Hahaha iya-iya de sayang, yaudah kamu mau minum apa, dan kamu udah sarapan belum, mau tante ambilin atau tente suru bibi aja ya."

"Nggak usah tante, nggak usah repot-repot nantik kalau aku haus atau lapar aku bisa ngambil sendiri kok."

"Ooo yaudah."

"Hmmmm om mana tante, kok tante sendiri aja?" Tanya Dilla

"Om udah dari tadi berangkat ke kantor." Jawab mamanya Sari

"Ooo, tante hari ini aku lihat sangat berbeda, kelihatan nya tante sangat sedih, hmmm Sari masih sama ya tante dia nggak mau di ajak bicara."

"Ya gitu de nak, dia hanya menyendiri di kamar, dan abis sholat dia pun pergi ke rooftop, tante udah frustasi, tante udah menyerah." Kata mamanya Sari sambil meneteskan air mata nya

"Ya Allah Sari......"Sahut Dilla yang juga mulai meneteskan air matanya

"Tante udah berusaha melakukan apapun buat bisa mengobrol dengan nya, tapi itu semua nggak berhasil nak, dan kata-kata yang dia ucapkan hanyalah Angga-Angga, dan Angga, nggak ada yang lain, ya Allah tante......." air mata mamanya Sari pun keluar dengan deras nya

"Tante yang sabar ya, aku juga sedih melihat kondisi sahabat ku seperti ini, tante jangan sedih ya, pasti ada solusi lain tante."

"Apa nak, tante udah bingung, udah pusing memikirkan nya, begitu juga dengan papa nya, papa nya udah satu pekan nggak masuk kantor, semua pekerjaan nya hanya di handle oleh sekretaris nya, dan hari ini papa nya juga nggak akan pergi kerja, tapi karena ada meeting yang sangat penting yang harus di tangani oleh nya, makanya dia pergi ke kantor, kalau nggak dia pasti nggak akan pergi ke kantor."

"Ya Allah tante, hmmm gimana kalau kita manggil ahli psikologi aja tante gimana?" Saran Dilla

"Ahli psikologi?" Tanya mamanya Sari sambil menghapus air matanya

"Iya tante, gimana?"

"Hmmm itu ide yang bagus juga, tapi bagaimana cara nya."

"Jadi gini tante, nggak usah bingung, tante ingat dengan teman satu kelas nya Sari waktu di SMA kelas X, namanya Isha, tante ingat?"

REMAJA HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang