Tinggal kenangan

34 13 6
                                    

Sari pun masuk ke dalan ruangan IGD, bersama dengan Dilla yang masih sedih dengan ucapan Sari tadi kepada nya.

Sesampainya di dalam ruangan IGD Sari melihat sosok laki-laki yang selama ini ia cintai terbaring lemah, dengan kondisi yang sangat parah, ya siapa lagi kalau bukan Angga, mereka disambut oleh Angga dengan senyuman manis nya.

"Hai manis, hai buk dokter......." Ucap Angga dengan senyum manisnya

Sari, dan Dilla hanya bisa meneteskan air matanya dengan keadaan Angga saat ini.

"Dek kenapa nangis, jangan nangis dong nantik cantiknya hilang lo, senyum ya." Ucap Angga menatap Sari dengan lekat nya sedangkan Sari masih menundukkan kepalanya sambil mengeluarkan air matanya dengan deras

"Nggak kok kak, aku nggak nangis kok." Jawab Sari

"Jangan bohong sama aku, adek itu nangis kan, sudah lah jangan bersedih aku tidak papa kok."

"Kak kenapa kakak tidak pernah menceritakan ini semua sama aku kak?" Tanya Sari yang masih terisak-isak oleh tangisnya

"Maaf ya dek, o iya kamu pasti marah kan sama Dilla, dan Daniel, adek jangan marah ya, mereka nggak salah kok yang salah aku, aku yang nggak izinin mereka memberi tau ini kepada adek." Jawab Angga yang masih lekat memandangi Sari dengan senyum manisnya

Mendengar kata-kata Angga barusan Sari pun paham kenapa Dilla, dan Daniel tidak mengasi tau nya, Sari pun memeluk Dilla sebagai pertanda mintak maaf yang masih menangis, Dilla pun memahaminya, dan juga memeluk erat tubuh Sari.

"Jangan marah lagi ya dek sama mereka." Ucap Angga

"Lantas kenapa kak, kenapa kakak tidak mau ngasih tau aku?" Tanya Sari kembali sambil melepas pelukan Dilla

"Maaf ya dek aku tidak mau kasih tau kamu, karena aku tidak mau kamu sedih, dan kecewa, karena mungkin umur ku tidak panjang lagi." Jawab Angga

Sari pun mengangkat kepalanya, dan sekali-kali memandangi wajah Angga, yang pipinya masih dibasahi oleh air matanya.

"Tidak kak, itu bukan alasan yang masuk akal, dan kakak kenapa harus ngomong seperti itu, kakak kan sudah janji sama aku kalau kakak mau datang ke rumah ku, untuk melamar ku, jadi kakak harus bertanggung jawab untuk hal itu."

"Maaf ya dek, aku udah lelah, aku udah nggak sanggup lagi, mungkin Allah tidak menakdirkan kita untuk berjodoh, aku yakin Allah pasti memberi adek jodoh yang lebih baik dari aku."

"Tidak kak, kakak nggak boleh ngomong seperti itu.....ka.."Ucap Sari dengan tangisnya makin keras tapi omongannya di potong oleh Angga

"Dek.....dengarin aku, adek itu wanita yang pertama aku kenal dengan sifat yang sangat unik, cantik, dan pintar, terimakasih ya dek sudah mengajarkan aku apa itu yang namanya cinta, aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan adek, ya walaupun dalam waktu singkat, tapi tidak papa aku sangat bersyukur kepada Allah, o iya dek sekali lagi aku mintak maaf ya, karena aku tidak bisa menepati janji ku."

"Ka.....kakak jangan ngomong gitu kak.......aku nggak mau kehilangan kakak."

"Dek aku nggak pergi kok, aku terus ada di setiap malam mu, kalau adek kangen sama aku, adek lihat bintang aja ya."

"Nggak kak aku nggak mau, kakak jangan pergi."

"Maaf dek, aku tidak sanggup lagi, aku sudah sangat lelah, jadi aku mohon izinin aku untuk istirahat lagi ya."

"Nggak kak, kakak harus berjuang, kakak pasti bisa, aku mohon kak."

"Maaf dek aku tidak bisa."

Mendengar ucapan Angga, dan Sari air mata Dilla tidak bisa ditahan, dan keluar dengan derasnya.

REMAJA HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang