~22~

119 9 0
                                    

'Membayangkan sesuatu yang unik itu, emang bisa menjernihkan pikiran, namun dibalik itu semua, juga butuh inovasi agar diri ini bisa berjuang membuat suatu keinginan yang ingin kita raih'

                                    ...

Suasana Kantor hati ini cukup ramai bahkan disaat makan siang pun, mereka menyempatkan memakan makanan itu secepat mungkin, karena kerja hari ini mengharuskan mereka lembur untuk dapat memenangkan tender yang diinginkan.

Begitu pula dengan sang CEO, ya, siapa lagi kalau bukan RENO. Ia sedang sangat sibuk dengan laptopnya, bahkan makan siang pun hanya dengan roti, dan itu cukup untuk mengganjal perut, bukan mengenyangkan perut.

Kalau ditanya Aisyah dimana, Aisyah saat ini juga sangat sibuk dengan baju pengantin yang dibuatnya, ia memang sangat sibuk, namun berusaha untuk mengantarkan makan siang untuk Reno. Tapi sayangnya, suaminya itu tidak mau Aisyah ke kantornya siang ini, takut istrinya itu kecapean, karena Reno tahu Aisyah juga akan lembur hari ini.

Ya, seperti itulah kehidupan mereka sekarang, sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Soal pernikahan Doni, kemarin Mereka sudah menghadiri acara itu, dan acaranya terlihat sangat sederhana, namun juga sangat nyaman karena mengambil tema di laut. Suara deburan ombak cukup menjadi saksi bisu acara akad kedua pengantin yang sedang berbahagia.

Singkat cerita,

Pada sore harinya, Aisyah melihat matahari terbenam dari dalam gedung butiknya. Terlihat indah, dan itu cukup membuat mata Aisyah tak lepas dari senja yang mulai kemerahan itu.

Sampai-sampai ia tak menyadari kehadiran seseorang yang kini ada disampingnya. Sosok itu tersenyum tulus saat Aisyah tanpa sengaja melihat manik mata sosok tersebut.

Beberapa detik berlalu, keduanya sama-sama terdiam membisu.

"Apa kabar? " sosok itu memulai pembicaraan dengan basa basi.

" Cukup baik. " Jawab Aisyah seadanya.

" Masih ingat Gue?? " Sosok itu kembali bertanya.

Aisyah mengernyitkan dahinya bingung, jujur ia lupa-lupa ingat akan sosok ini.

" Benar dugaan gue. Lo pasti ngga ingat gue, " Sosok itu tersenyum kecut pada akhirnya.

" Gue teman SMA Lo, Rasya?! " Ujar sosok itu yang bernama Rasya.

Rasya ini adalah teman SMA Aisyah kala masih sekolah dulu. Memang mereka tidak dekat, namun mereka berada dalam satu kelas, sayangnya Aisyah hanya mengetahui Rasya dengan kacamata bundar yang selalu melingkar di antara kedua matanya. Dan mereka pun tak terlalu dekat hanya saja karena Aisyah dulu tidak terlalu pintar jadi ia disuruh oleh gurunya untuk belajar bersama Rasya dan itu pun diperpustakaan tempatnya, saat jam istirahat.

"Ra-rasya yang waktu itu teman sekelas aku? " Tanya Aisyah memastikan.

" Iya, yang setiap istirahat kita belajar bareng di perpus, wajar sih kalo Lo ngga ngenalin gue, secara dulu gue kan pakai kacamata, " Rasya memperjelas.

" Owh. Ingat - ingat, apa kabar? " Aisyah mendadak terkejut Rasya sudah berbeda sekarang, dan ia pun terlihat senang akan perubahan temannya itu.

" Gue baik. Kalo boleh tahu, Lo pemilik butik ini? "

" Iya, "

" Sukses dong sekarang, butik lo gede gini?, "

" Hehe, biasa aja kok, ini juga berkat bantuan dari Mas Reno juga, "

Dahi Rasya berkerut mendengar nama cowok lain, pasalnya Aisyah tipe cewek yang anti laki-laki dulu, bukannya gimana, cuma Aisyah membatasi dirinya dari seorang cowok hanya karena bukan mahram.

CINTA DALAM ISLAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang