27

13 2 1
                                    

"Kok ngga kaget sih?!" Doni menatap Reno. Reno hanya melirik sekilas, kemudian kembali menatap laptop.

Doni menghembuskan nafas kasar. Doni melangkah ke arah sofa dan duduk di sana.

"Ren, cara ngadepin istri ngidam tuh, gimana ya?" Doni menyenderkan kepalanya yang terasa lelah.

Seketika Reno mengalihkan pandangannya ke arah Doni.

"Citra hamil?" Satu pertanyaan mendadak muncul di otak Reno.

"Hmm." Ujar Doni terlihat tak bersemangat.

"Ckckck, untung Aisyah belum isi." Ujar Reno enteng sambil kembali fokus ke komputer.

"Ck, cepat atau lambat juga bini lo nyusul citra. Siap-siap saja Lo, bakal kelimpungan kayak gue sekarang." Doni bangkit dari duduknya.

"Gue udah siap kok. Dibikin repot. Don, mau jadi ayah tuh jangan kebanyakan ngeluh?"

"Gue ngga ngeluh kok, cuma pusing aja,"

Reno menghembuskan nafas kasar. Kemudian ia mulai bangkit dari duduknya.

"Mau gue temenin cariin??" Reno menatap Doni sekali lagi.

Doni terlihat tersenyum sumringah. Cepat-cepat Doni merangkul pundak Reno.

"Yokk!! Lo emang teman terbaik deh."

Mereka pun pergi dari ruangan itu. Keduanya berjalan beriringan keluar kantor diiringi obrolan ringan. Sesampainya di mobil, Doni melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

....

Doni menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sementara Reno memilih beberapa perhiasan yang kelihatan elegan dan cantik di matanya.

Pilihan Reno pada kalung putih berliontin love.

"Mbak tolong bungkus yang ini satu." Pinta Reno menunjuk kalung tersebut. Penjaga toko itu langsung mengerti dan segera melakukan tugasnya.

"Itu hadiahnya??" Tanya Doni kemudian.

"Ck. Ini untuk Aisyah. Lo cari sendiri, gue ngga terlalu tahu selera bini lo,"

"Ya iyalah, Citra kan bini gue. Ya jelas ngga tahu lah,Lo!"

Reno hanya memutar bola matanya malas. Tak lama setelah itu, mbak penjaga toko menyerahkan kalung pilihan Reno tadi. Reno pun memberikan kartu kreditnya.

Doni terlihat tersenyum melihat sebuah cincin yang ia rasa cocok untuk Citra. Seperti yang di lakukan Reno tadi, Doni meminta cincin untuk dibungkus dan membayarnya dengan kartu kredit juga.

Keduanya kini telah selesai membeli hadiah. Dengan ekspresi masing-masing yang terlihat senang. Reno berharap hadiah ini akan membuat Aisyah suka.

...

Aisyah terlihat baru keluar dari sebuah mall, namun langkahnya terhenti saat berpapasan dengan seseorang yang sepertinya ia kenal.

"Kamu Aisyah kan?"

"Ca-casandra??" Gagap Aisyah.

"Iya gue Casandra. Akhirnya kita ketemu lagi," Ujar Casandra tersenyum penuh arti.

Senyuman Casandra membuat Aisyah bergidik ngeri. Casandra mulai mendekati Aisyah perlahan. Aisyah hanya bisa berdiri mematung.

"Setiap hari gue selalu ingin bertemu lo Aisyah, dan akhirnya hari ini itu terkabul."

"Mau apa kamu?!" Aisyah memundurkan dirinya ke belakang. Casandra makin tersenyum puas  melihat Aisyah ketakutan seperti itu.

"Lo tanya mau gue apa? Mau gue melihat kamu pergi jauh dari pandangan gue!" Casandra mendorong tubuh Aisyah hingga jatuh terduduk.

CINTA DALAM ISLAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang