~19~

212 14 0
                                    

"Kebahagiaan itu pasti ada,
Waktu menjadi penentu bertemunya suatu rasa bahagia.
Jika kamu memilih maju, pasti di akhir hasilnya akan baik.
Terkecuali jika kamu memilih mundur, itu akan sebaliknya."

_Aisyah _

........

Aisyah pulang ke rumah.
Dan Reno kembali ke aktivitas seperti biasa, sibuk dan terlihat fokus dengan beberapa tumpukan berkas di atas meja kerjanya.

Kepalanya mendadak pusing, ia pun menghembuskan nafas panjang. Matanya menatap berkas tersebut tajam sambil geleng kepala.

Siap nggak siap, reno harus segera menyelesaikan berkas seabrek itu.

Ia pikir setelah menyelesaikan semua ini seterusnya ia bisa santai dan segera pulang untuk menemui Aisyah. Ya, Reno akan selalu berada di sisi Aisyah kapan pun dan dimanapun dia berada, ia sudah bertekad untuk selalu mendampingi istrinya itu, apapun yang akan terjadi.

Saat seperti sekarang hal pertama yang harus Reno pikirkan adalah kebahagiaan sang istri. Namun, apa dayanya. Mempertahankan sesuatu perlu perjuangan, ia berusaha untuk selalu memahami kondisi dan situasi yang ada, maksudnya dalam artian, ia harus lebih mengerti tentang Aisyah.

Walaupun ia dan Aisyah dijodohkan bukan berarti ia tak mengenal Aisyah, semenjak bertekad untuk mempertahankan miliknya ia mencari tahu semua tentang istrinya itu.

Setelah beberapa jam berkutat dengan berkas dokumen serta laptopnya, akhirnya ia selesai juga menyelesaikan semuanya.

........

Disamping itu Aisyah saat ini sedang perjalanan menuju ke rumahnya. Setelah selesai dari kantor Reno, ia berinisiatif untuk mampir ke supermarket mengingat bahan persediaan bulanan di rumah sudah habis. 

Setelah selesai membeli semua keperluan, ia segera menuju ke kasir dan membayarnya. Ketika keluar dari supermarket tanpa sengaja Aisyah melihat seorang anak kecil sedang duduk di bawah pohon dekat bahu jalan. Anak itu seperti sedang menangis karena tak tega dan takutnya kenapa kenapa dengan anak itu Aisyah pun menghampiri anak tersebut.

"Dik, kamu kenapa?? " tanya lembut Aisyah saat berada di samping anak itu dan duduk disana.

" Aku laper tante hiks.. hiks... Dari pagi belum makan, hiks... " ujar anak itu sedih.

Aisyah merasa miris dengan keadaan anak itu. Karena tak tega Aisyah berinisiatif memberikan anak itu roti, ia sempat tadi membeli beberapa roti di supermarket.

Anak itu dengan girang menerima roti pemberian Aisyah dan segera memakan lahap roti tersebut. Aisyah yang melihat itu tersenyum senang dan mengelus kepala anak laki-laki itu yang berumur sekitaran 9 tahun.

"Makasih tante. Tante baik deh, sekali lagi makasih ya tan, " ujar anak itu sambil tersenyum girang.

" Iya sama-sama! Oh ya, ini tante ada sedikit rejeki buat kamu, diterima ya... " kata Aisyah menyodorkan uang beberapa lembar ke anak itu.

Namun anak kecil itu terlihat diam saja dan menundukkan kepalanya dalam. Aisyah mengerutkan keningnya bingung. Kenapa dengan anak ini, apa ia salah ngomong?

"Loh kok diam, ambil sayang... Tante ikhlas kok, kamu ngga usah ragu anggap aja ini rejeki dari Allah melalui perantara tante, " ujar Aisyah kemudian.

Anak itu dengan perlahan mengangkat wajahnya pelan, lalu menatap Aisyah berbinar.

" Terimakasih tante, semoga tante selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan selalu sama Allah, amin!! " ujar senang anak itu lagi.

CINTA DALAM ISLAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang