Reuni

3.6K 557 172
                                    

Khawatir.

Meski seolah tenang dan meyakinkan istrinya terkait go public mereka, nyatanya Satria teramat mencemaskannya. Hingga dia harus menghubungi Dian dan Andrea untuk menemani Gadis hingga dia usai rapat karena nyatanya akibat anggota yang beberapa datang terlambat, rapat harus tertunda satu jam.

"Kok tumben kalian ke sini? Nggak ada kelas emang?" Gadis tentu langsung bertanya pada dua sahabatnya yang baru saja muncul lalu duduk di paviliun bersamanya.

"Kangen sama lo," kata Dian. "Ngapain di sini?"

"Nunggu Satria, katanya mau jemput," Gadis memasukkan ponselnya ke saku gamisnya. Game tak akan lebih menarik dari kedua wanita di depannya ini. "Kalian udah jenguk Andara belum? Seneng tau, waktu gue denger bahwa dia mau punya bayi."

"Kayaknya lo bakalan tambah seneng deh kalo denger berita yang kita bawa." kalimat Dian yang disertai dengan senyuman dan Andrea pun tersenyum juga, membuat Gadis menggeser posisi duduknya semakin dekat pada Dian.

"Apa beritanya? Buruan katakan!" Tanya Gadis tak sabar.

Andrea merangkul bahu Gadis lalu membisikkan sesuatu di telinganya.

"Apa?!" Gadis terlonjak beberapa detik berikutnya. Mungkin berita yang kedua sahabatnya bawa memang luar biasa.  "Serius?" Gadis sudah tak tahan untuk menahan senyumnya.

"Seriburius!" seru Andrea.

"Wahhhhhh... Selamat ya kalian!" Gadis langsung memeluk kedua sahabatnya. Dia bahkan sampai mengeluarkan air mata saking bahagianya.  "Berarti akan ada empat bayi yang akan lahir! Ah, senangnya. Baru ngebayanginnya gue udah seneng. Pasti rame! Mereka bakal panggil gue aunty." seru Gadis senang.

Dian dan Andrea kemudian membalas pelukan Gadis, lalu Andrea bertanya, "lo nggak pengen di panggil bunda juga?"

"Sama anak kalian? Aunty aja deh, biar sama kayak dedek Rahasia."

Dian berdecak lalu menarik hidung mancung istri ketua BEM itu saat pelukan mereka terurai, "sama anak lo lah!"

"Gue kan belum punya anak," kata Gadis polos.

"Iya nanti kalau kamu punya anak, " sahut Andrea.

"Kapan memangnya gue punya anak?"

"Duh ni anak! Gue nggak bisa bayangin gimana rasanya jadi kak Satria," gerutu Dian.

"Ya mana bisa lo cewek dan Satria kan cowok. Kalian nggak sama Dian," Gadis menjawab. Candaan Dian yang Gadis anggap serius. Dengan santainya membuka lolipop rasa karamel favoritnya.

"Masih suka makan permen gini, mana paham dia waktu gue tanyain soal anak." Keluh Dian pada dirinya sendiri. Desahan frustasinya membuat Andrea tertawa dan merangkul bahunya.

"Hey, nama lo Gadis kan?" Tiga mahasiswi tiba-tiba aja datang entah dari mana dan tau-tau sudah berdiri di depan mereka. Wanita tinggi putih dengan rambut  bergelombang bertanya dengan tak ramah.

Si pemilik nama pun mendongak dan kemudian fokus pada tiga wanita yang entah siapa. "Iya, gue Gadis. Ada apa ya?" Tanyanya. Andrea dan Dian entah kenapa sudah waspada dan berubah serius.

"Biasa aja ya ternyata. Gue pikir lo secantik Raline Syah atau Pevita, taunya cuma cewek yang masih suka permen." Wanita yang memakai dress warna abu-abu sepanjang bawah lutut berpadu dengan cardigan warna dusty pink itu lalu tersenyum remeh. Bahkan kedua wanita yang berdiri di belakangnya__mungkin dayangnya__ikut menatapnya remeh juga. "Gue denger tadi pagi Satria gandengan sama cewek yang katanya itu lo, beneran?"

"Kalo iya kenapa?!" Sisi galak Andrea bangkit. "Masalah buat lo?"

"Gue lagi nggak ngomong sama lo! Ini antara gue Cassandra, sama cewek ini! Lo dan lo diem!" Dia menunjuk Dian dan Andrea. "Lo pacar Satria?"

Es Balok Unjuk Rasa ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang