Part 17

205 15 0
                                    


**

Pagi ini aku sedang berada di dapur apartemen Abang, setelah kemarin pulang lunch aku mampir ke mini market untuk membeli semua bahan-bahan yang ku butuhkan, niatku ingin mengadakan acara kecil-kecilan kumpul bersama Abang, Mas Hafidz dan Nada di apartemen Abang dan Aku yang akan membuat semua makanan nya.

"yang mau buat acara, semangat banget butuh pertolongan gak?"tanya Abang yang menghampiriku ke dapur.

"gak usah Abang, oh ya breakfast Abang udah aku buatkan ada di meja"ucapku menatap Abang.

"kamu udah sarapan?"tanya Abang membuatku tersenyum.

"udah, tadi aku buat sandwich"jawabku dan Abang pun menganggukan kepalanya lalu duduk di bangku yang berada pantri seraya menikmati sandwich yang ku buatkan.

"oh ya, paman tadi kabari Abang katanya dia sudah berangkat"ucap Abang membuat aku menghentikan kegiatanku lalu menatap Abang.

"sudah berangkat, jam berapa paman dari sana?"tanyaku menatapi Abang.

"gak tau abang juga, tapi tadi paman tlp abang pukul 7 waktu Roma"jawab Abang membuatku memikirkan paman.

"kayanya si paman naik jet pribadi deh, udahlah jangan di fikirin paman kan memang kaya gitu kedatangannya selalu saja membuat suprise"ucap Abang membuat Aku menganggukan kepalaku dan melanjutkan aksiku yang menbuat beberapa masakan.

Aku mangadakan lunch bareng di apartemen Abang bersama Mas Hafidz dan Nada, dan spesialnya aku yang membuat semua menu makanannya.

"kamu yakin akan pulang dek?"tanya Abang setelah menyelesaikan sarapannya.

"iya Abang, kenapa emang?"tanyaku balik tanpa menatapnya.

"kamu yakin udah gapapa?"

Pertanyaan yang Abang lontarkan menbuatku menghentikan pergerakan tanganku yang sedng membuat puding untuk makanan penutup terhenti, Aku menatap Abang yang sedang menundukan kepalanya.

"Aku sudah baik-baik saja bang, dan Abang jug harus baik-baik saja disini cepat selesaikan urusan abang disini dan secepatnya Dini mau abang ikut hadir di acara wisuda adek"ucap ku menatap Abang.

"Abang akan datang, sesibuk apapun Abang disini pastinya Abang akan datang di kelulusan adek"jawab Abang membuatku tersenyum.

"dek, apa kamu masih mengharapkan kedatangan Ibu di acara kelulusanmu?"tanya Abang yang ragu dan berhasil memudarkan senyumku.

Aku menghela nafasku dan berjalan mendekat ke Abang membuat Abang langsung menatapku,
"harapan itu ada, tapi tidak sebesar dulu"jawabku.

"Abang, adek gak ngerti dengan perasaan Adek yang selalu meyakinkan bahwa Ibu sudah melupakan kita bahkan sudah memiliki keluarga yang baru dan bahagia. Adek gak ngerti kenapa Adek bisa memiliki insting dan perasaan seperti itu, tapi adek merasakan itu"ucap ku menbuat Abang terkejut tapi dia tutupi keterkejutannya.

"semua anak yang menjadi korban broken home seperti kita pasti merasakan itu dek, tapi jika itu benar kamu harus iklas dan terima itu semua"ucap Abang membuatku berkaca-kaca.

"jadi bener, Ibu gak akan pernah kembali lagi sama kita bang dan Ibu sudah punya keluarga yang baru"ucapku membuat Abang diam dan langsung memelukku.

"Abang gak tau itu dek, biarkan waktu yang menjawab semuanya"ucap Abang menenangkan diriku.

"sudah kamu selesaikan masakanmu cepat, hari sudah semakin siang"ucap Abang kembali membuatku melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 9 dan itu membuatku terkejut.

"ihh Abang, kenapa gak bilang dari tadi"ucap ku yang langsung melanjutkan masakanku yang masih di atas kompor.

Aku telah menyelesaikan semua masakanku dan Aku membuat semua makanan khas Indonesia, Aku tau Mas Hafidz dan Nada merindukan Indonesia makanya aku membuatkan makanan Khas Indonesia bahkan salah satu masakan ku ada makanan favorite ku saat hari raya apalagi kalau bukan Rendang yang berasal dari tanah minang atau padang.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang